Bacaan Liturgi Kamis
22 Oktober 2015
Bacaan
Pertama Roma 6:19-23
Aku mengatakan hal ini secara
manusia karena kelemahan kamu. Sebab sama seperti kamu telah menyerahkan
anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kecemaran dan kedurhakaan yang membawa
kamu kepada kedurhakaan, demikian hal kamu sekarang harus menyerahkan
anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kebenaran yang membawa kamu kepada
pengudusan. Sebab waktu kamu hamba dosa, kamu bebas dari kebenaran. Dan buah apakah yang kamu petik dari padanya?
Semuanya itu menyebabkan kamu merasa malu sekarang, karena kesudahan semuanya
itu ialah kematian. Tetapi sekarang, setelah kamu dimerdekakan dari dosa dan
setelah kamu menjadi hamba Allah, kamu beroleh buah yang membawa kamu kepada
pengudusan dan sebagai kesudahannya ialah hidup yang kekal. Sebab upah dosa
ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus,
Tuhan kita.
Demikianlah sabda Tuhan.
Mazmur,
Mzm 1:1-2,3,4,6.
Berbahagialah orang yang menaruh
kepercayaannya pada Tuhan
Berbahagialah orang yang tidak
berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang
berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,
tetapi yang kesukaannya ialah
Taurat Tuhan, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti
pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada
musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
Bukan demikian orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiupkan angin. Sebab
itu orang fasik tidak akan tahan dalam penghakiman, begitu pula orang berdosa
dalam perkumpulan orang benar; sebab
Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.
Bacaan
Injil Lukas 12:49-53
"Aku
datang untuk melemparkan api ke bumi dan betapakah Aku harapkan, api itu telah
menyala! Aku harus menerima baptisan, dan betapakah susahnya hati-Ku, sebelum
hal itu berlangsung! Kamu menyangka,
bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi? Bukan, kata-Ku kepadamu,
bukan damai, melainkan pertentangan.
Karena mulai dari sekarang akan ada pertentangan antara lima orang di
dalam satu rumah, tiga melawan dua dan dua melawan tiga. Mereka akan saling bertentangan, ayah melawan
anaknya laki-laki dan anak laki-laki melawan ayahnya, ibu melawan anaknya
perempuan, dan anak perempuan melawan ibunya, ibu mertua melawan menantunya
perempuan dan menantu perempuan melawan ibu mertuanya."
Demikianlah
Injil Tuhan.
Renungan.
Gara
gara menjadi pengikut Yesus, seorang pemudi diancam tidak akan diakui lagi
sebagai anak dari orang tuannya. Dia memang sempat bimbang antara memilih Yesus
atau mengikuti kehendak orang tuanya. Sebagai anak , dia memang menyayangi
orang tuanya dan tidak ingin kehilangan mereka. Namun dilain sisi , dia merasa
terpanggil untuk menjadi pengikut Yesus. Memang dia mengakui bahwa yang
memperkenalkan dirinya dengan Yesus itu adalah pacarnya. Tetapi setelah
berusaha serius mengikuti Yesus, rasanya dia makin mantap dan bahagia. Bahkan
dia makin bisa menghayati bahwa menjadi pengikut Yesus memang harus berani
menyangkal diri dan memanggul salib. Teladan hidup dan ajaran Yesus telah
memberi kekuatan baginya. Walaupun ditolak dan dibunuh oleh banyak orang, Yesus
tetap setia kepada Bapa dan berkenan memohonkan ampun bagi mereka, Dia pun igin
seperti Yesus dalam menyikapi orang tuanya.
Santo
Paulus menggambarkan pengikut Yesus sebagai “ orang yang dipenuhi oleh seluruh
kepenuhan Allah “ Untuk memenuhi kepenuhan Allah, sumber segala kebahagiaan itu
kita harus melewati jalan yang sulit. Hal ini dialami oleh Yesus sendiri dalam
memenuhi panggilan Bapa-Nya. Dia sendiri harus bersusah hati “ Aku harus menerima baptisan, dan betapakah
susahnya hati-Ku, sebelum hal itu berlangsung!
Kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi? Bukan,
kata-Ku kepadamu, bukan damai, melainkan pertentangan.”
Makin
kita mendekat pada Allah, makin kita merasakan ada begitu banyak pertentangan
batin yang harus kita hadapi, Seorang pemudi diatas harus menghadapi penolakan
orang tuanya. Dia menghadapi resiko dikucilkan, Bagi orang lain lagi, karena
mengikuti Yesus, dia mungkin kehilangan jabatan, kekuasaan, pengaruh, status
sosial, fasilitas, harta benda, dan berbagai keuntungan lainnya. Namun bagi
orang yang telah mampu mengatasi pertentangan batinnya dan tetap setia pada
Allah, dia sungguh akan mengalami kedamaian sejati. Sebab hanya Allah lah sumber
segala kedamaian itu. Tuhan akan melakukan jauh lebih banyak daripada apa yang
kita doakan atau pikirkan asalkan kita mau berserah kepadanya.
Butir butir permenungan.
Memang
Yesus datang untuk membawa damai, tetapi damai itu bukan damai lahiriah
berupa
ketenangan murahan yang diperoleh secara gampangan. Damai itu adalah damai
batiniah hasil dari perjuangan dan pergulatan menempuh jalan kebenaran. Damai
itu berupa ketenangan jiwa yang sangat mendalam karena orang terbebas dari
segala macam kesalahan dan dosa. Damai seperti itu memang sudah dialami di bumi
oleh orang yang percaya kepada Yesus , tetapi masih terbatas dan baru akan
dinikmati penuh didunia yang akan datang. Karena itu, sebagai pengikut Kristus
sudah seharusnya kita terus berjuang
membela kebenaran dan menciptakan damai.
Doa
Ya
Tuhan, nyalakanlah api kasih –Mu dalam diri kami sehingga kami senantiasa
memilih Engkau dalam hidup kami, Amin.
0 komentar:
Post a Comment