October 21, 2015

RENUNGAN HARI KAMIS 22 OKTOBER 2015

Bacaan Liturgi  Kamis  22 Oktober 2015

Bacaan Pertama  Roma  6:19-23
Aku mengatakan hal ini secara manusia karena kelemahan kamu. Sebab sama seperti kamu telah menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kecemaran dan kedurhakaan yang membawa kamu kepada kedurhakaan, demikian hal kamu sekarang harus menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kebenaran yang membawa kamu kepada pengudusan. Sebab waktu kamu hamba dosa, kamu bebas dari kebenaran.  Dan buah apakah yang kamu petik dari padanya? Semuanya itu menyebabkan kamu merasa malu sekarang, karena kesudahan semuanya itu ialah kematian. Tetapi sekarang, setelah kamu dimerdekakan dari dosa dan setelah kamu menjadi hamba Allah, kamu beroleh buah yang membawa kamu kepada pengudusan dan sebagai kesudahannya ialah hidup yang kekal. Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur,  Mzm  1:1-2,3,4,6.
Berbahagialah orang yang menaruh kepercayaannya pada Tuhan
Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,
tetapi yang kesukaannya ialah Taurat Tuhan, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. Bukan demikian orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiupkan angin. Sebab itu orang fasik tidak akan tahan dalam penghakiman, begitu pula orang berdosa dalam perkumpulan orang benar;  sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.

Bacaan  Injil  Lukas  12:49-53
"Aku datang untuk melemparkan api ke bumi dan betapakah Aku harapkan, api itu telah menyala! Aku harus menerima baptisan, dan betapakah susahnya hati-Ku, sebelum hal itu berlangsung!  Kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi? Bukan, kata-Ku kepadamu, bukan damai, melainkan pertentangan.  Karena mulai dari sekarang akan ada pertentangan antara lima orang di dalam satu rumah, tiga melawan dua dan dua melawan tiga.  Mereka akan saling bertentangan, ayah melawan anaknya laki-laki dan anak laki-laki melawan ayahnya, ibu melawan anaknya perempuan, dan anak perempuan melawan ibunya, ibu mertua melawan menantunya perempuan dan menantu perempuan melawan ibu mertuanya."
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan.
Gara gara menjadi pengikut Yesus, seorang pemudi diancam tidak akan diakui lagi sebagai anak dari orang tuannya. Dia memang sempat bimbang antara memilih Yesus atau mengikuti kehendak orang tuanya. Sebagai anak , dia memang menyayangi orang tuanya dan tidak ingin kehilangan mereka. Namun dilain sisi , dia merasa terpanggil untuk menjadi pengikut Yesus. Memang dia mengakui bahwa yang memperkenalkan dirinya dengan Yesus itu adalah pacarnya. Tetapi setelah berusaha serius mengikuti Yesus, rasanya dia makin mantap dan bahagia. Bahkan dia makin bisa menghayati bahwa menjadi pengikut Yesus memang harus berani menyangkal diri dan memanggul salib. Teladan hidup dan ajaran Yesus telah memberi kekuatan baginya. Walaupun ditolak dan dibunuh oleh banyak orang, Yesus tetap setia kepada Bapa dan berkenan memohonkan ampun bagi mereka, Dia pun igin seperti Yesus dalam menyikapi orang tuanya.
Santo Paulus menggambarkan pengikut Yesus sebagai “ orang yang dipenuhi oleh seluruh kepenuhan Allah “ Untuk memenuhi kepenuhan Allah, sumber segala kebahagiaan itu kita harus melewati jalan yang sulit. Hal ini dialami oleh Yesus sendiri dalam memenuhi panggilan Bapa-Nya. Dia sendiri harus bersusah hati “  Aku harus menerima baptisan, dan betapakah susahnya hati-Ku, sebelum hal itu berlangsung!  Kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi? Bukan, kata-Ku kepadamu, bukan damai, melainkan pertentangan.”
Makin kita mendekat pada Allah, makin kita merasakan ada begitu banyak pertentangan batin yang harus kita hadapi, Seorang pemudi diatas harus menghadapi penolakan orang tuanya. Dia menghadapi resiko dikucilkan, Bagi orang lain lagi, karena mengikuti Yesus, dia mungkin kehilangan jabatan, kekuasaan, pengaruh, status sosial, fasilitas, harta benda, dan berbagai keuntungan lainnya. Namun bagi orang yang telah mampu mengatasi pertentangan batinnya dan tetap setia pada Allah, dia sungguh akan mengalami kedamaian sejati. Sebab hanya Allah lah sumber segala kedamaian itu. Tuhan akan melakukan jauh lebih banyak daripada apa yang kita doakan atau pikirkan asalkan kita mau berserah kepadanya.

Butir butir permenungan.
Memang Yesus datang untuk membawa damai, tetapi damai itu bukan damai lahiriah
berupa ketenangan murahan yang diperoleh secara gampangan. Damai itu adalah damai batiniah hasil dari perjuangan dan pergulatan menempuh jalan kebenaran. Damai itu berupa ketenangan jiwa yang sangat mendalam karena orang terbebas dari segala macam kesalahan dan dosa. Damai seperti itu memang sudah dialami di bumi oleh orang yang percaya kepada Yesus , tetapi masih terbatas dan baru akan dinikmati penuh didunia yang akan datang. Karena itu, sebagai pengikut Kristus sudah  seharusnya kita terus berjuang membela kebenaran dan menciptakan damai.  

Doa
Ya Tuhan, nyalakanlah api kasih –Mu dalam diri kami sehingga kami senantiasa memilih Engkau dalam hidup kami,  Amin.



0 komentar:

Post a Comment