October 24, 2015

RENUNGAN HARI MINGGU 25 OKTOBER 2015

Bacaan Liturgi  Minggu  25 Oktober 2015

Bacaan Pertama  Yeremia  31:7-9
Sebab beginilah firman Tuhan: Bersorak-sorailah bagi Yakub dengan sukacita, bersukarialah tentang pemimpin bangsa-bangsa! Kabarkanlah, pujilah dan katakanlah: Tuhan telah menyelamatkan umat-Nya, yakni sisa-sisa Israel!
Sesungguhnya, Aku akan membawa mereka dari tanah utara dan akan mengumpulkan mereka dari ujung bumi; di antara mereka ada orang buta dan lumpuh, ada perempuan yang mengandung bersama-sama dengan perhimpunan yang melahirkan; dalam kumpulan besar mereka akan kembali ke mari!
Dengan menangis mereka akan datang, dengan hiburan Aku akan membawa mereka; Aku akan memimpin mereka ke sungai-sungai, di jalan yang rata, di mana mereka tidak akan tersandung; sebab Aku telah menjadi bapa Israel, Efraim adalah anak sulung-Ku.
Demikian sabda Tuhan.

Mazmur,  Mzm  126:1-2ab,2cd-3,4-5,6.
Tuhan telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita.
Ketika Tuhan memulihkan keadaan Sion, keadaan kita seperti orang-orang yang bermimpi. Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tertawa, dan lidah kita dengan sorak-sorai.
Pada waktu itu berkatalah orang di antara bangsa-bangsa: "Tuhan telah melakukan perkara besar kepada orang-orang ini!" Tuhan telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita.
Pulihkanlah keadaan kami, ya Tuhan, seperti memulihkan batang air kering di Tanah Negeb! Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.
Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.

Bacaan Kedua  Ibr  5:1-6.
Saudara – saudara,  setiap imam besar, yang dipilih dari antara manusia, ditetapkan bagi manusia dalam hubungan mereka dengan Allah, supaya ia mempersembahkan persembahan dan korban karena dosa.  Ia harus dapat mengerti orang-orang yang jahil dan orang-orang yang sesat, karena ia sendiri penuh dengan kelemahan,  yang mengharuskannya untuk mempersembahkan korban karena dosa, bukan saja bagi umat, tetapi juga bagi dirinya sendiri.  Dan tidak seorangpun yang mengambil kehormatan itu bagi dirinya sendiri, tetapi dipanggil untuk itu oleh Allah, seperti yang telah terjadi dengan Harun.  Demikian pula Kristus tidak memuliakan diri-Nya sendiri dengan menjadi Imam Besar, tetapi dimuliakan oleh Dia yang berfirman kepada-Nya: "Anak-Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini",  sebagaimana firman-Nya dalam suatu nas lain: "Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya, menurut peraturan Melkisedek."
Demikian sabda Tuhan.

Bacaan  Injil  Markus   10;46-52
Pada suatu hari,  tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerikho. Dan ketika Yesus keluar dari Yerikho, bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan orang banyak yang berbondong-bondong, ada seorang pengemis yang buta, bernama Bartimeus, anak Timeus, duduk di pinggir jalan.  Ketika didengarnya, bahwa itu adalah Yesus orang Nazaret, mulailah ia berseru: "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!" Banyak orang menegornya supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru: "Anak Daud, kasihanilah aku!"  Lalu Yesus berhenti dan berkata: "Panggillah dia!" Mereka memanggil orang buta itu dan berkata kepadanya: "Kuatkan hatimu, berdirilah, Ia memanggil engkau." Lalu ia menanggalkan jubahnya, ia segera berdiri dan pergi mendapatkan Yesus. Tanya Yesus kepadanya: "Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" Jawab orang buta itu: "Rabuni, supaya aku dapat melihat!" Lalu kata Yesus kepadanya: "Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!" Pada saat itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya.
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan.
Pengharapan  itu sangat penting, seburuk apapun pengalaman seseorang tetapi kalau dia masih mempunyai pengharapan, maka dia akan bisa bertahan dalam hidupnya. Sebaliknya, tanpa harapan, sekecil apapun masalah, hidup seseorang pasti akan hancur, Injil hari ini berbicara tentang kisah Bartimeus yang memiliki pengharapan besar kepada Yesus. Bartimeus adalah seorang pengemis yang suka duduk dipinggir jalan. Sebagai seorang pengemis, harapan Bartimeus untuk sembuh sungguh mustahil, pengemis tidak punya uang untuk berobat dan tidak memiliki teman untuk membantunya, Namun didalam penderitaannya, Bartimeus tetap memiliki pengharapan. Ketika ia  mendengar  Yesus sedang berjalan disekitar tempat ia duduk dan mengemis, dia berseru : “ Yesus Anak Daud, kasihanilah aku,”  Bartimeus tidak peduli dengan tegoran banyak orang agar dia tidak berteriak. Lalu apa yang terjadi? Yesus mendengar dan menanggapi seruannya, Yesus berhenti dan menyuruh orang memanggil Bartimeus untuk mendekati-Nya dan dia disembuhkan.
Inilah hasil ketekunan dari Bartimeus yang tiap hari, tiap saat berdoa mohon kesembuhan. Ketekunan pasti membuahkan hasil. Dalam prosesnya, tentu akan timbul banyak keraguan, godaan dan tantangan, tetapi dengan terus memandang kepada Tuhan dan meletakkan seluruh pengharapan kepada-Nya, kita akan dibuat mampu untuk mengalahkan semua yang mencoba untuk meruntuhkan ketekunan kita. Pada akhirnya Tuhan melihat hati yang terus  berseru kepada-Nya, dan Ia akan menjawab dengan cara-Nya serta pada waktunya.  

Butir butir permenungan.
Hari ini kita diajak untuk merenungkan kembali pengharapan hidup kita kepada Yesus, apakah selama ini kita menyadari bahwa kehadiran Yesus sungguh nyata dalam kehidupan kita setiap hari? Kita diharapkan datang kepada Yesus,mohon disembuhkan, mohon disentuh, mohon dibukakan mata hati kita. Dengan melihat Yesus, kita akan mudah melihat sesama lebih jelas dan peka  terhadap apa yang mereka alami, Mari datang kepada Yesus.

Doa
Ya Yesus, sembuhkanlah kami dari kebutaan iman, pengharapan dan kasih kepada-Mu. Amin.


0 komentar:

Post a Comment