October 1, 2015

YESUS TIDAK PERNAH MENINGGALKAN AKU

 Saat ini saya berusia 43 thn, saya dilahirkan dalam suatu keluarga katolik yang taat. Sejak bayi saya sudah dipermandikan, dididik secara katolik dan sangat aktif dengan kegiatan Gereja. Setamat SMP saya pindah ke kota Bandung untuk melanjutkan pendidikan dan mulailah saya hanya menjadi sekedar Katolik, tidak ada kegiatan Gereja apapun yang saya ikuti.

Pada tahun 1996 saya menikah secara Katolik dan pada tahun 1998 di karuniahi seorang putri. Kira-kira tahun 2000 mulailah saya sering mempertanyakan iman Katolik, kenapa harus berdoa kepada Maria dan orang kudus? sepengetahuan saya Yesus tidak pernah mengajarkan hal ini, kitab suci pun mulai saya pertanyakan keakuratannya, bahkan konsep Tritunggal adalah konsep yang sangat membingungkan, hal seperti ini menjadikan saya menjauh dari Gereja dan akhirnya hanya pada hari natal saja kita ke Gereja.

Sampai pada akhirnya awal tahun 2008 saya memutuskan untuk pindah agama, keluarga jadi kacau balau. Istri bukan orang yang taat tapi dia sangat menentang hal ini, karena peristiwa ini dia jadi rajin berdoa rosario dan rajin ke Gereja. Tiap minggu saya menjalankan kewajiban menggantar istri dan anak ke Gereja, tapi sering kali saya menunggu diluar.

Hal ini berubah secara drastis dimulai pada awal desember 2008, Allah memperbaharui iman katolik saya dalam tiga peristiwa yang berurutan, dan saya yakin ini terjadi berkat doa rosario istri yang di lakukan tiap malam:

1.     Secara kebetulan pada hari Sabtu saya melihat video di youtube tentang adorasi, entah kenapa hati saya seperti yang tersentuh sekali, saya tiba-tiba sadar kalau hosti bukan hanya sekedar roti yang diberkati (yang selama ini saya pahami), tetapi tubuh Kristus sendiri.

2.     Hari minggu seperti biasa saya antar istri dan anak ke Gereja, di Gereja ternyata ada pengumuman pada hari rabu akan diadakan misa penyembuhan dan adorasi oleh Bapa Uskup dan romo Yohanes, saya putuskan utk datang karena saya ingin tahu apa itu misa penyembuhan dan kebetulan punggung saya mengalami gangguan akibat jatuh dan menurut dokter ada syaraf yang terjepit, akan tetapi saya datang dengan rasa kemustahilan bahwa akan dapat sembuh dengan hanya doa.

Pada saat misa tidak ada yang istimewa, bahkan ketika Romo mengatakan ada beberapa orang yang mengalami gangguan punggung di harap berdiri, saya berdiri, dan duduk kembali tanpa ada rasa apa-apa. (kesembuhan baru saya sadari beberapa hari kemudian).
Sebelum komuni Romo Yohanes mengatakan "Coba katakan ini dengan sepenuh perasaan : Tuhan saya tidak pantas Tuhan datang pada saya tapi tetapi bersabdalah saja maka saya akan sembuh", tiba-tiba ada suatu perasaan yang tidak dapat dikatakan, saya menjadi sadar bahwa selama ini saya ke Gereja tidak menggunakan hati, hanya kalimat yang pendek akan tetapi sangat menyentuh dan dengan makna yang sangat dalam.
Terakhir pada perarakan monstran, semuanya menjadi nyata bagi saya kalau memang tubuh Kristus yang hadir. Apa yang dapat kita lakukan kalau kita betul-betul sadar kita berhadapan dengan Kristus? saya hanya bisa menangis dan bersyukur karena diberi berkat untuk merasakan ini.

3.     Tidak lama kemudian kebetulan saya dan keluarga jalan-jalan ke Gramedia dan ternyata sedang ada disc 30% untuk semua buku, dan saya membeli buku dari scott Han tentang Catholic for Reason (3 buku). Melalui buku-buku ini saya mendapatkan penjelasan secara alkitab (yang dulu saya pertanyakan keakuratannya) tentang apa yang saya rasakan khususnya tentang ekaristi, Maria dan keluarga kudus.

Pada saat itu saya hanya percaya bahwa Allah telah menyentuh dan membukakan hati saya, dan menjadikan saya sadar, saya telah salah jalan. Saya hanya seketika menjadi mengerti dan sadar akan ajaran GK, terutama tentang Ekaristi, Tritunggal, Gereja, permandian dan menyusul tentang Maria (doa Rosario) dan lainnya dan juga pentingnya untuk membaca Injil. (saat ini saya sudah mengikuti pendalaman kitab suci).


Setelah melalui peristiwa ke-2 saya sudah mengakui kembali iman Katolik, tetapi Kristus memperkuat keyakinan saya dengan adanya peristiwa ke-3. Sebagai manusia saat ini saya hanya berpikir kenapa saya harus melalui ini, kenapa Tuhan tidak sentuh saya jauh-jauh hari yang lalu ? akan tetapi dengan adanya peristiwa ini saya juga bersyukur karena istri jadi sangat rajin berdoa dan ke Gereja hingga hari ini.

Allah telah memanggil saya kembali dengan cara yang luar biasa, dan Allah bukan hanya memanggil tetapi juga memberi pelajaran iman Katolik kepada saya dan akhirnya kepada keluarga.

Saat ini setiap misa menjadikan saat yang indah, saat kita berjumpa dengan Kristus dan bersuka cita pada saat kita bersantap bersama dalam setiap perayaan Ekaristi.

Saya harap kesaksian ini dapat membuka banyak hati yang masih tertutup akan keajaiban Ekaristi dan mengalami kehadiran Kristus pada setiap perjamuan Ekaristi.

Terima kasih Tuhan karena Engkau selalu mengasihi kami, dan biarlah semua terjadi menurut kehendakMu.
Doakanlah saya.


Rudolfus Adrianus A.K

0 komentar:

Post a Comment