Saat
ini saya berusia 43 thn, saya dilahirkan dalam suatu keluarga katolik yang
taat. Sejak bayi saya sudah dipermandikan, dididik secara katolik dan sangat
aktif dengan kegiatan Gereja. Setamat SMP saya pindah ke kota Bandung untuk
melanjutkan pendidikan dan mulailah saya hanya menjadi sekedar Katolik, tidak
ada kegiatan Gereja apapun yang saya ikuti.
Pada
tahun 1996 saya menikah secara Katolik dan pada tahun 1998 di karuniahi seorang
putri. Kira-kira tahun 2000 mulailah saya sering mempertanyakan iman Katolik,
kenapa harus berdoa kepada Maria dan orang kudus? sepengetahuan saya Yesus
tidak pernah mengajarkan hal ini, kitab suci pun mulai saya pertanyakan
keakuratannya, bahkan konsep Tritunggal adalah konsep yang sangat
membingungkan, hal seperti ini menjadikan saya menjauh dari Gereja dan akhirnya
hanya pada hari natal saja kita ke Gereja.
Sampai
pada akhirnya awal tahun 2008 saya memutuskan untuk pindah agama, keluarga jadi
kacau balau. Istri bukan orang yang taat tapi dia sangat menentang hal ini,
karena peristiwa ini dia jadi rajin berdoa rosario dan rajin ke Gereja. Tiap
minggu saya menjalankan kewajiban menggantar istri dan anak ke Gereja, tapi
sering kali saya menunggu diluar.
Hal
ini berubah secara drastis dimulai pada awal desember 2008, Allah memperbaharui
iman katolik saya dalam tiga peristiwa yang berurutan, dan saya yakin ini
terjadi berkat doa rosario istri yang di lakukan tiap malam:
1. Secara
kebetulan pada hari Sabtu saya melihat video di youtube tentang adorasi, entah
kenapa hati saya seperti yang tersentuh sekali, saya tiba-tiba sadar kalau
hosti bukan hanya sekedar roti yang diberkati (yang selama ini saya pahami),
tetapi tubuh Kristus sendiri.
2. Hari
minggu seperti biasa saya antar istri dan anak ke Gereja, di Gereja ternyata
ada pengumuman pada hari rabu akan diadakan misa penyembuhan dan adorasi oleh
Bapa Uskup dan romo Yohanes, saya putuskan utk datang karena saya ingin tahu
apa itu misa penyembuhan dan kebetulan punggung saya mengalami gangguan akibat
jatuh dan menurut dokter ada syaraf yang terjepit, akan tetapi saya datang
dengan rasa kemustahilan bahwa akan dapat sembuh dengan hanya doa.
Pada saat misa tidak ada yang istimewa,
bahkan ketika Romo mengatakan ada beberapa orang yang mengalami gangguan
punggung di harap berdiri, saya berdiri, dan duduk kembali tanpa ada rasa
apa-apa. (kesembuhan baru saya sadari beberapa hari kemudian).
Sebelum komuni Romo Yohanes mengatakan
"Coba katakan ini dengan sepenuh perasaan : Tuhan saya tidak pantas Tuhan
datang pada saya tapi tetapi bersabdalah saja maka saya akan sembuh",
tiba-tiba ada suatu perasaan yang tidak dapat dikatakan, saya menjadi sadar bahwa
selama ini saya ke Gereja tidak menggunakan hati, hanya kalimat yang pendek
akan tetapi sangat menyentuh dan dengan makna yang sangat dalam.
Terakhir pada perarakan monstran, semuanya menjadi nyata
bagi saya kalau memang tubuh Kristus yang hadir. Apa yang dapat kita lakukan
kalau kita betul-betul sadar kita berhadapan dengan Kristus? saya hanya bisa
menangis dan bersyukur karena diberi berkat untuk merasakan ini.
3. Tidak
lama kemudian kebetulan saya dan keluarga jalan-jalan ke Gramedia dan ternyata
sedang ada disc 30% untuk semua buku, dan saya membeli buku dari scott Han
tentang Catholic for Reason (3 buku). Melalui buku-buku ini saya mendapatkan
penjelasan secara alkitab (yang dulu saya pertanyakan keakuratannya) tentang
apa yang saya rasakan khususnya tentang ekaristi, Maria dan keluarga kudus.
Pada saat itu saya hanya percaya bahwa Allah telah
menyentuh dan membukakan hati saya, dan menjadikan saya sadar, saya telah salah
jalan. Saya hanya seketika menjadi mengerti dan sadar akan ajaran GK, terutama
tentang Ekaristi, Tritunggal, Gereja, permandian dan menyusul tentang Maria
(doa Rosario) dan lainnya dan juga pentingnya untuk membaca Injil. (saat ini
saya sudah mengikuti pendalaman kitab suci).
Setelah
melalui peristiwa ke-2 saya sudah mengakui kembali iman Katolik, tetapi Kristus
memperkuat keyakinan saya dengan adanya peristiwa ke-3. Sebagai manusia saat
ini saya hanya berpikir kenapa saya harus melalui ini, kenapa Tuhan tidak
sentuh saya jauh-jauh hari yang lalu ? akan tetapi dengan adanya peristiwa ini
saya juga bersyukur karena istri jadi sangat rajin berdoa dan ke Gereja hingga
hari ini.
Allah
telah memanggil saya kembali dengan cara yang luar biasa, dan Allah bukan hanya
memanggil tetapi juga memberi pelajaran iman Katolik kepada saya dan akhirnya
kepada keluarga.
Saat
ini setiap misa menjadikan saat yang indah, saat kita berjumpa dengan Kristus
dan bersuka cita pada saat kita bersantap bersama dalam setiap perayaan
Ekaristi.
Saya
harap kesaksian ini dapat membuka banyak hati yang masih tertutup akan
keajaiban Ekaristi dan mengalami kehadiran Kristus pada setiap perjamuan
Ekaristi.
Terima
kasih Tuhan karena Engkau selalu mengasihi kami, dan biarlah semua terjadi
menurut kehendakMu.
Doakanlah
saya.
Rudolfus
Adrianus A.K
0 komentar:
Post a Comment