October 9, 2015

RENUNGAN HARI SABTU 10 OKTOBER 2015

Bacaan liturgi Sabtu, 10 Oktober 2015

Bacaan  pertama  Yl 3: 12-21,  
Baiklah bangsa-bangsa bergerak dan maju ke lembah Yosafat, sebab di sana Aku akan duduk untuk menghakimi segala bangsa dari segenap penjuru.
Ayunkanlah sabit, sebab sudah masak tuaian; marilah, iriklah, sebab sudah penuh tempat anggur; tempat-tempat pemerasan kelimpahan, sebab banyak kejahatan mereka. Banyak orang, banyak orang di lembah penentuan! Ya, sudah dekat hari TUHAN di lembah penentuan! Matahari dan bulan menjadi gelap, dan bintang-bintang menghilangkan cahayanya.  TUHAN mengaum dari Sion, dari Yerusalem Ia memperdengarkan suara-Nya, dan langit dan bumi bergoncang. Tetapi TUHAN adalah tempat perlindungan bagi umat-Nya, dan benteng bagi orang Israel. "Maka kamu akan mengetahui bahwa Aku, TUHAN, adalah Allahmu, yang diam di Sion, gunung-Ku yang kudus. Dan Yerusalem akan menjadi kudus, dan orang-orang luar tidak akan melintasinya lagi. Pada waktu itu akan terjadi, bahwa gunung-gunung akan meniriskan anggur baru, bukit-bukit akan mengalirkan susu, dan segala sungai Yehuda akan mengalirkan air; mata air akan terbit dari rumah TUHAN dan akan membasahi lembah Sitim.
Mesir akan menjadi sunyi sepi, dan Edom akan menjadi padang gurun tandus, oleh sebab kekerasan terhadap keturunan Yehuda, oleh karena mereka telah menumpahkan darah orang yang tak bersalah di tanahnya. Tetapi Yehuda tetap didiami untuk selama-lamanya dan Yerusalem turun-temurun. Aku akan membalas darah mereka yang belum Kubalas; TUHAN tetap diam di Sion."

Mazmur  97:1-2,5-6,11-12.
Bersukacitalah dalam TUHAN , hai orang benar.
TUHAN adalah Raja! Biarlah bumi bersorak-sorak, biarlah banyak pulau bersukacita! Awan dan kekelaman ada sekeliling Dia, keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Nya.
Gunung-gunung luluh seperti lilin di hadapan TUHAN, di hadapan Tuhan seluruh bumi. Langit memberitakan keadilan-Nya, dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya.
Terang sudah terbit bagi orang benar, dan sukacita bagi orang-orang yang tulus hati. Bersukacitalah karena TUHAN, hai orang-orang benar, dan nyanyikanlah syukur bagi nama-Nya yang kudus.
                 
Bacaan  Injil  Luk 11:27-28
Ketika Yesus masih berbicara, berserulah seorang perempuan dari antara orang banyak dan berkata kepada-Nya: "Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau dan susu yang telah menyusui Engkau."
Tetapi Ia berkata: "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya."


Renungan
Mungkin kita pernah mendengar atau membaca sebuah buku rohani yang berjudul : “ kecil bahagia, muda foya foya, tua kaya raya, mati maunya masuk surga” Judul itu menggambarkan sebuah kemampuan hidup. Kebahagiaan, itulah kata kuncinya, Banyak orang memahami bahwa dengan memperoleh impian ini dan itu, mereka bisa bahagia. Persepsi kebahagiaan ini menjadikan manusia berpacu kepada kebutuhan, dengan terpenuhinya kebutuhan, diharapkan kebahagiaan tercapai. Seperti minum air sirup ditengah hari, semakin diminum semakin haus. Demikian pula jika menaruh kebahagiaan seperti itu, semakin dikejar semakin terasa jauh, seperti kurva terbalik.
Ketika mengajar, ada seorang perempuan, datang kepada Yesus menyatakan bahwa begitu berbahagianya seorang ibu yang mengandung-Nya. Sesaat kemudian Yesus menjelaskan bahwa yang paling berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan memeliharanya, Yesus mengajarkan arti kebahagiaan yang sejati.  Kebahagiaan itu ialah kebahagiaan yang tidak ditaruhkan kepada barang barang duniawi melainkan pada Sabda TUHAN. Apa yang kita dapat  menghayati hidup dengan  baik,  Sabda TUHAN semata yang mampu memenuhi kehausan manusia. Allah memahami kebutuhan manusia paling dasar. Sabda TUHAN itulah yang akan menjadi  santapan jiwa, Hanya orang yang setia mendengar Sabda TUHAN, dialah yang akan diperbaharui hidupnya. Diberi penerangan dalam masa  masa gelap jalannya, Seringkali masalah kehidupan ini tidak dapat terselesaikan. Tetapi dengan Sabda TUHAN kita senantiasa diberi kekuatan dalam menjalankan hidup ini.

Butir butir permenungan
Orang yang setia kepada Sabda TUHAN pasti akan mampu  menghayati hidup dengan  baik, termasuk berterima kasih dan bersyukur dan tekun melaksanakan.

Doa
Ya Allah Bapa,  Engkau mengutus Yesus Putra-Mu sebagai Sabda Hidup, Bukalah hati kami yang bebal ini, supaya hati kami senantiasa menerima Sabda-Nya dan menyimpannya dalam hati kami, Amin



0 komentar:

Post a Comment