August 2, 2021

RENUNGAN HARIAN JUMAT 6 AGUSTUS 2021

 

Pesta Yesus menampakkan kemuliaan-Nya

 

Kalender Liturgi Jumat 6 Agt 2021
Warna Liturgi: Putih

Bacaan I  Dan 7:9-10.13-14
Aku, Daniel, melihat takhta-takhta dipasang, lalu duduklah Yang Lanjut Usianya. Pakaian-Nya putih seperti salju, dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba. Tahta-Nya dari nyala api, roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar. Suatu sungai api timbul dan mengalir dari hadapan-Nya  Beribu-ribu melayani Dia, Beratus-ratus ribu berdiri di hadapan-Nya. Lalu duduklah Majelis Pengadilan dan dibukalah Kitab-kitab. Aku terus melihat dalam penglihatan itu, tampak dari langit bersama awan-gemawan  seorang serupa Anak Manusia.  Ia menghadap Yang Lanjut Usianya itu, dan ia dihantar ke hadapan-Nya. Kepada Dia yang serupa Anak Manusia itu diserahkan kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja.  Maka segala bangsa, suku dan bahasa mengabdi kepadanya.  Kekuasaannya kekal adanya, dan kerajaannya tidak akan binasa.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan Mzm 97:1-2.5-6.9
Tuhan adalah Raja, mahatinggi di atas seluruh bumi.
*Tuhan adalah Raja.  Biarlah bumi bersorak-sorai, biarlah banyak pulau bersukacita!  Awan dan kekelaman ada sekeliling-Nya,  keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Nya.
Gunung-gunung luluh laksana lilin di hadapan Tuhan, di hadapan Tuhan semesta alam. Langit memberitakan keadilan-Nya,  dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya.
*Sebab, ya Tuhan,  Engkaulah Yang Mahatinggi di atas seluruh bumi,
Engkau sangat dimuliakan di atas segala dewata.

Bacaan II  2Ptr 1:16-19
Saudara-saudara, kami tidak mengikuti dongeng-dongeng isapan jempol manusia, ketika kami memberitakan kepadamu kuasa dan kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus sebagai raja,  tetapi kami adalah saksi mata dari kebesaran-Nya. Kami menyaksikan  bagaimana Ia menerima kehormatan dan kemuliaan dari Allah Bapa,  ketika suara dari Yang Mahamulia datang kepada-Nya  dan mengatakan,  "Inilah Anak yang Kukasihi,  kepada-Nyalah Aku berkenan." Suara itu kami dengar datang dari surga, ketika kami bersama-sama dengan Dia di atas gunung yang kudus. Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baik kalau kamu memperhatikannya  sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing,  dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu.
Demikianlah sabda Tuhan.

Bait Pengantar Injil  Mat 17:5c
Inilah Anak yang Kukasihi,  kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia.

Bacaan Injil  Mrk 9:2-10
Sekali peristiwa,  Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes, dan bersama-sama mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja.  Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka: Pakaian-Nya menjadi sangat putih berkilat-kilat.  Tidak ada seorang pun di dunia ini  yang dapat mengelantang pakaian sampai seputih itu.  Maka nampaklah kepada mereka Elia bersama dengan Musa,  keduanya sedang berbicara dengan Yesus. Kata Petrus kepada Yesus,  "Rabi, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan tiga kemah,  satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia."  Petrus berkata demikian,  sebab ia tidak tahu apa yang harus dikatakannya,  karena mereka sangat ketakutan.  Maka datanglah awan menaungi mereka, dan dari dalam awan itu terdengar suara, "Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia."  Dengan sekonyong-konyong, waktu memandang sekeliling,  mereka tidak lagi melihat seorang pun bersama mereka,  kecuali Yesus seorang diri.  Pada waktu mereka turun dari gunung itu,  Yesus berpesan kepada mereka, supaya mereka jangan menceriterakan kepada seorang pun  apa yang telah mereka lihat itu,  sebelum Anak Manusia bangkit dari antara orang mati. Mereka memegang pesan tadi  sambil mempersoalkan di antara mereka apa yang dimaksud dengan 'bangkit dari antara orang mati.'
Demikanlah sabda Tuhan. 

Renungan.

Ada orang yang mudah sekali tidur, orang seperti itu bisa orang yang sangat bahagia karena tidak mempunyai kesulitan untuk tidur dimanapun. Tetapi orang yang mudah tertidur begitu bisa bisa menjadi ketinggalan berita atau info kalau ada pengumuman atau peristiwa penting dihadapannya. Tahu tahu orang yang tertidur itu bangun dan bertanya kepada sebelah kanan dan kirinya , apabila itu dalam sebuah pertemuan. “Ada apa? ... Ada apa? ....Ada snack ya,” Dan orang dikanan kirinya senyam senyum.  Mudah tertidur seperti itulah kiranya Simon Petrus dan kawan kawannya dalam Injil hari ini. Ketika wajah Yesus sedang berubah rupa penuh kemuliaan  dan berbicara dengan Musa dan Elia mengenai tujuan kepergian Yesus yang akan digenapi-Nya di Yerusalem, Petrus dan kawan kawan malah tidur. Padahal berbicara tentang ke perjalanan Yerusalem bagi Yesus jelas maksudnya, harus menderita sengsara dan disalibkan bagi penebusan umat manusia.  Nah , karena tertidur, saat Petrus bangun, reaksi dan komentarnya menjadi asal asalan alias usul asal asalan , yakni tetap tinggal ditempat yang enak itu, sebuah usulan yang ngawur dan tidak tahu konteks. Seluruh peristiwa  di Gunung Tabor ini sebenarnya mau  menyatakan bagaimana Yesus harus menderita sengsara dahulu di Yerusalem sebelum akhirnya bangkit dan menjadi penebus seluruh umat manusia. Apa yang akan dilaksanakan oleh Yesus ini berpangkal pada kesetiaan  dan ketaatan kepada kehendak Bapa-Nya . Dan suara dari dalam awan memberikan penegasan untuk mendengarkan Yesus dari pada mendengar usulan Petrus. Maka terjadilah bahwa Yesus turun dan meneruskan perjalanan-Nya menuju Yerusalem. Betapa pentingnya bagi kita sekarang ini , untuk banyak berdoa didepan Salib Tuhan dan merenungkan peristiwa sengsara, wafat dan kebangkitan Kristus. Hanya apabila kita suka berlama lama berdoa  dan merenung akan Salib Tuhan , kita akan menjadi lebih peka terhadap rencana dan kehendak Allah,  terhadap apa yang harus kita buat bagi sesama kita . Marilah kita hidup sesuai kewargaan kita adalah di Surga, seperti kata St. Paulus dalam bacaan kedua hari ini. Jangan sampai kita hidup sebagai seteru Salib Kristus

Butir Permenungan.

Perikop ini menampilkan data ketika Yesus dimuliakan diatas gunung. Peristiwa ini disebut dengan transfigurasi. Transfigurasi adalah peristiwa di mana Yesus dimuliakan di gunung, serta bertemu dengan Musa dan Elia di atas gunung itu. Muka-Nya bercahaya dan penuh dengan kemuliaan. Hal ini merupakan puncak spiritualitas dari Yesus. Peristiwa transfigurasi Tuhan Yesus ini juga dicatat dalam Injil Matius (17:1-8) dan Lukas (9:28-36), sedangkan Injil Yohanes tidak memasukkan kisah ini sebab dari awal Yesus sudah ditampilkan sebagai sebagai pribadi yang mulia, yaitu sebagai Allah (Yoh. 1:1).  Pada waktu peristiwa itu, terdapat tiga murid Yesus bersama dengan Dia; Petrus, Yakobus dan Yohanes. Transfigurasi merupakan satu-satunya peristiwa di mana Yesus menampilkan kemuliaan-Nya di atas gunung, bersama dengan Musa dan Elia. Peristiwa Transfigurasi ini dianggap sebagai salah satu dari lima (Pembaptisan, Penyaliban, Kebangkitan dan Kenaikan-Nya ke Surga) peristiwa penting dalam kehidupan Yesus menurut Injil.  Petrus meminta kepada Yesus untuk mendirikan 3 kemah di atas gunung Tabor: “Rabi, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.” (lih. Mrk 9:5). Mereka bahkan ingin mendirikan kemah bagi Yesus, Musa dan Elia supaya kehadiran mereka bertiga dalam kemuliaan lebih permanen. Permintaan Petrus ini menunjukkan betapa “nyaman” mereka disana. Petrus dan teman-temannya dalam zona nyaman di atas tabor dan tidak mau beranjak dari situasi itu. Oleh karena itu, Yesus tidak mau para murid terlalu lama dalam zona nyaman itu. Ia segera mengajak para muridNya untuk kembali melaksanakan peristiwa keselamatan. Ajakan Yesus untuk turun gunung merupakan pelajaran yang penting bagi para murid. Ternyata para murid butuh waktu untuk dapat memahami misteri sengsara wafat dan kebangkitan Yesus yang terjadi demi keselamatan umat. Mereka belum mengerti bahwa kemuliaan Golgota lebih agung dari kemuliaan Tabor.  Yesus melarang murid-murid agar tidak menceritakan kepada siapa pun tentang peristiwa itu, sebelum Ia bangkit dari antara orang mati. Hal ini sangat beralasan karena pengharapan orang Israel akan Mesias saat itu bersifat politis. Menjadi kekhawatiran, bila hal ini tersebar sebelum Ia bangkit maka Tuhan Yesus berserta murid-murid akan menghadapi banyak kesulitan. Suasana akan “gempar” sebab masyarakat Yahudi saat itu manganggap Musa adalah nabi terbesar.  Transfigurasi Yesus di atas gunung Tabor menyatakan jati diri Kristus selaku Anak Allah, sehingga kita mengenal Dia selaku Tuhan dan Juruselamat umat manusia. Peristiwa ini untuk mengokohkan para murid agar lebih mengenal Yesus. Yesus ingin menunjukkan kemuliaan Allah Bapa dalam diriNya kepada para murid. Dengan peristiwa transfigurasi ini para murid bertemu dengan ke-Ilahi-an Yesus Kristus sebelum Ia harus menanggung salib sampai wafat dan mencapai kebangkitan. Baru setelah itu mereka boleh membicarakan kepada orang banyak bahwa memang dia itu patut didengarkan. Inilah maksud larangan membicarakan yang mereka lihat tadi.  Yesus mengajak kita untuk turun dari Tabor dan menuju Golgota. Mari kita tinggalkan zona nyaman untuk berkarya dan bersaksi. Berani keluar dari zona-zona nyaman hidup kita, berani untuk mengendalikan diri dan bagi kita orang katolik adalah berani untuk melangkah menuju Golgota.

Doa.

Ya Tuhan yang mahabaik, sadarkanlah kami umat-Mu, betapa pentingnya kita ini harus banyak berdoa didepan Salib Tuhan kita. Agar kita menjadi lebih peka terhadap rencana dan kehendak Allah dan apa yang harus kita buat bagi sesama kita.  Amin.

 

 

 

 

 

 

 

Inilah Anak yang Kukasihi,  kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia.

0 komentar:

Post a Comment