April 27, 2022

RENUNGAN RABU PASKAH III 4 MEI 2022

Kalender Liturgi Rabu 4 Mei 2022

Warna Liturgi: Putih

Bacaan I  Kis 8:1b-8
Setelah Stefanus dibunuh,  mulailah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem.  Mereka semua, kecuali rasul-rasul, tersebar ke seluruh daerah Yudea dan Samaria. Orang-orang saleh menguburkan mayat Stefanus serta meratapinya dengan sangat.  Tetapi Saulus berusaha membinasakan jemaat itu. Ia memasuki rumah demi rumah dan menyeret laki-laki dan perempuan ke luar, lalu menyerahkan mereka untuk dimasukkan ke dalam penjara. Mereka yang tersebar menjelajah seluruh negeri sambil memberitakan Injil. Filipus pergi ke suatu kota di Samaria  dan memberitakan Mesias kepada orang-orang di situ. Ketika orang banyak itu mendengar pemberitaan Filipus dan melihat tanda-tanda yang diadakannya, mereka semua dengan bulat hati menerima apa yang diberitakannya itu. Sebab dari banyak orang yang kerasukan roh jahat keluarlah roh-roh itu sambil berseru dengan suara keras, dan banyak juga orang lumpuh dan orang timpang yang disembuhkan. Maka sangatlah besar sukacita dalam kota itu.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan  Mzm 66:1-3a.4-5.6-7a
Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi!
*Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi, mazmurkanlah kemuliaan nama-Nya, muliakanlah Dia dengan puji-pujian! Katakanlah kepada Allah,  "Betapa dahsyat segala pekerjaan-Mu!
*Seluruh bumi sujud menyembah kepada-Mu, dan bermazmur bagi-Mu,
seluruh bumi memazmurkan nama-Mu. Pergilah dan lihatlah karya-karya Allah; Ia dahsyat dalam perbuatan-Nya terhadap manusia.
*Ia mengubah laut menjadi tanah kering, dan orang berjalan kaki menyeberangi sungai. Oleh sebab itu kita bersukacita karena Dia, yang memerintah dengan perkasa untuk selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil Yoh 6:40
Setiap orang yang percaya kepada Anak, beroleh hidup yang kekal, dan Aku membangkitkannya pada akhir zaman, sabda Tuhan.

 

Bacaan Injil  Yoh 6:35-40
Di rumah ibadat di Kapernaum Yesus berkata kepada orang banyak, "Akulah roti hidup!  Barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi. Tetapi Aku telah berkata kepadamu: Sungguhpun kamu telah melihat Aku, kamu tidak percaya. Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang. Sebab Aku telah turun dari surga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. Dan Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman. Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman."
Demikianlah sabda Tuhan. 

Renungan.

Di setiap bandara , terminal bus, atau stasiun kereta api ada dua hal yang senantiasa menjadi pusat perhatian . Pertama, waktu kedatangan, Kedua waktu keberangkatan. Waktu kedatangan menjadi penting bagi mereka yang menantikan kedatangan atau kehadiran seseorang yang akan dijemputnya.  Sementara itu waktu keberangkatan menjadi penting bagi mereka yang akan meninggalkan tempat itu untuk pergi kesuatu atau beberapa tempat lain. Demikianlah , ada yang datang , ada yang pergi.  Dinamika kehidupan manusia juga ditandai dua hal tersebut, datang dan pergi. Setiap hari dihalaman surat kabar terpasang berita dukacita. Dalam  kolom tersebut terpampang foto dan nama seseorang yang telah menyelesaikan hidupnya dan pergi kealam baka. Sementara itu, pada halaman yang sama kerap kali terpasang pula berita kelahiran dipelbagai belahan dunia ini. Kontras antara yang pergi dan yang datang hadir setiap hari dalam kehidupan manusia . Kelahiran mendatangkan sukacita, sebaliknya kematian menyebabkan dukacita.  Untuk kedua situasi tersebut, orang yang mengalami nya tak pernah merasakan secara sungguh apa yang sebenarnya terjadi. Seorang bayi tentu saja tak pernah mengetahui secara persis bagaimana situasi saat dirinya lahir untuk pertama kalinya didunia ini. Baru setelah cukup umur , ia akan mengerti , itupun tidak situasi yang dialaminya. Demikian pula dengan mereka yang meninggal dunia, . Iklan atau ucapan dukacita tentu saja tidak dapat mereka baca sendiri. Yang membacanya adalah orang lain . Kelahiran atau kematian hadir dalam keterbatasan diri manusia . Oleh karena itu , dibutuhkan bantuan orang lain yang sungguh bisa secara sadar mengamati dan memberikan apa yang dibutuhkan oleh mereka yang baru lahir dan yang sudah meninggal dunia.  Secara khusus pada Hari Raya  Arwah  Semua Orang Beriman, Gereja mengajak kita untuk memperhatikan kebutuhan mereka yang telah lebih dulu meninggalkan dunia ini untuk kembali kepada Bapa Surgawi. Yang dibutuhkan mereka yang telah wafat adalah doa doa . Doa doa ini akan sangat berguna sebagai bekal perjalanan atau perziarahan mereka kembali kepada Bapa . Pada hari ini kita diajak mengingat mereka bukan dengan cara emosional dalam kesedihan yang mendalam atau kenang kenangan nostalgia yang berlarut larut sehingga hanya akan menimbulkan kesedihan yang mendalam. Pada hari ini kita diajak mengingat mereka yang telah wafat dengan penuh kasih dan iman. Kita ingat jiwa jiwa orang beriman itu dalam kasih supaya senantiasa terjalin relasi antara kita yang masih berziarah di bumi ini dengan mereka yang telah berziarah dialam baka.  Relasi ini terwujud dalam ungkapan kasih yang tidak pernah dipatahkan oleh apapun bahkan oleh kematian sekalipun. Selain itu , kita diajak mengenang mereka yang telah wafat dengan penuh kepasrahan . Kita diajak untuk menyerahkan mereka yang sudah meninggal , terutama yang kita kasihi kedalam pangkuan Allah Bapa di Surga. Kita diajak untuk percaya bahwa Allah , Sang Pemilik dan Penyelenggara kehidupan akan memberikan yang terbaik kepada mereka yang telah wafat.   

Butir permenungan.

Setiap manusia yang pernah lahir di dunia ini pada umumnya mendambakan hidupnya yang bahagia, sehat dan sejahtera. Seorang yang taat beragama atau beriman, sejatinya merindukan sekaligus memperjuangkan keselamatan dalam peziarahan hidup di dunia ini maupun keselamatan di seberang sana, di alam baka sesudah kematian. Kisah Injil yang kita renungkan pada hari-hari ini bertemakan Roti Hidup.  Yesus mengajar kita para pengikut-Nya tentang roti dalam Ekaristi sebagai identifikasi diri-Nya sendiri. Dalam roti yang dikonsekrir melalui Misa Kudus, Yesus hadir secara nyata  Dialah Juru Selamat, jaminan keselamatan atau kehidupan kekal bagi manusia yang percaya kepada-Nya.  Maka dalam Injil hari ini Yesus menegaskan, “Barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi…. barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang.”  Hal ini disabdakan Yesus dalam rangka pelaksanaan komitmen perutusan yakni pelaksanaan kehendak Bapa. “Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman, supaya setiap orang yang melihat Anak dan percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.” Di balik kesederhanaan tersembunyi dan tersamar keagungan ilahi. Pertanyaan, permenungan, bagaimana kita masing-masing mempersiapkan dan merayakan Misa Kudus sebagai pertemuan yang sungguh personal dengan Tuhan kita Yesus Kristus, jaminan keselamatan abadi yang didambakan semua orang percaya?

 

Doa.

Ya Allah yang maharahim, berkenanlah mendengarkan doa doa kami, Engkau telah menganugerahkan kepada kami iman yang kokoh akan Putra-Mu yang bangkit dari antara orang mati. Semoga Engkau juga meneguhkan harapan kami bahwa bersama sama hamba hamba-Mu yang telah meninggal kami pun akan bangkit untuk hidup abadi . Amin.

 

 

Setiap orang yang percaya kepada Anak, beroleh hidup yang kekal,
dan Aku membangkitkannya pada akhir zaman, sabda Tuhan.

0 komentar:

Post a Comment