Bacaan Liturgi Jumat 15
November 2019
PF S. Albertus Agung, Uskup dan Pujangga Gereja
Bacaan Pertama Keb 13:1-9
Sungguh tolol karena
kodratnya semua orang yang tidak mengenal Allah sama sekali; mereka
yang tidak mampu mengenal Dia yang ada dari barang-barang yang
kelihatan! Walaupun berhadapan
dengan karya-karya-Nya mereka tidak mengenal Senimannya. Sebaliknya yang mereka anggap sebagai allah
penguasan jagat raya ialah api atau angin ataupun badai, gugusan
bintang-bintang atau air yang bergelora, atau pun penerang-penerang yang
ada di langit. Jika dengan menikmati
keindahannya mereka sampai menganggapnya allah, maka seharusnya
mereka mengerti betapa lebih mulianya Penguasa kesemuanya itu. Sebab
Bapa dari keindahan itulah yang menciptakannya.
Jika mereka sampai terpesona oleh kuasa dan daya, maka seharusnya
mereka menjadi insaf karenanya, betapa lebih kuasanya Pembentuk semuanya
itu. Sebab orang dapat mengenal Pencipta dengan
membanding-bandingkan kebesaran dan keindahan ciptaan-ciptaan-Nya. Namun demikian dalam hal ini mereka hanya
sedikit saja salahnya, sebab mungkin mereka hanya tersesat, tetapi mereka mencari
Allah dan berusaha menemukan-Nya. Karena
sibuk mengamati karya-karya Allah dan menyelidikinya, mereka hanya
terpukau oleh apa yang mereka lihat, sebab memang indahlah semua yang
kelihatan itu. Tetapi bagaimanapun
mereka tidak dapat dimaafkan. Sebab jika
mereka mampu mengetahui sebanyak itu, sehingga dapat menyelidiki jagat
raya, mengapa mereka tidak terlebih dahulu menemukan Penguasa kesemuanya
itu?
Demikianlah sabda Tuhan.
Mazmur Mzm 19:2-5
Langit menceritakan kemuliaan Allah.
*Langit menceritakan
kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan karya tangan-Nya; hari yang satu mengisahkan kepada hari yang
lain, dan malam yaang satu menyampaikan pengetahuannya kepada malam
berikut.
*Meskipun tidak
berbicara, dan tidak memperdengarkan suara, namun di seluruh bumi
bergaunglah gemanya, dan amanat mereka sampai ke ujung bumi.
Bait Pengantar Injil Luk
21:28
Angkatlah mukamu,
sebab penyelamatmu sudah mendekat.
Bacaan Injil Luk 17:26-37
Pada suatu ketika
Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya,
"Sebagaimana
halnya pada zaman Nuh, demikian pula kelak pada hari Anak Manusia. Pada
jaman Nuh itu orang-orang makan dan minum, kawin dan dikawinkan, sampai
pada hari Nuh masuk ke dalam bahtera. Lalu datanglah air bah dan
membinasakan mereka semua. Demikian pula yang terjadi pada zaman
Lot. Mereka makan dan minum, membeli dan menjual, menanam dan
membangun, sampai pada hari Lot pergi dari Sodom. Lalu turunlah hujan
api dan belerang dari langit dan membinasakan mereka semua. Demikianlah
halnya kelak pada hari Anak Manusia menyatakan diri. Pada hari itu barangsiapa sedang ada di peranginan
di atas rumah, janganlah ia turun
untuk mengambil barang-barangnya di dalam rumah.
Demikian pula yang
sedang di ladang, janganlah ia pulang. Ingatlah akan isteri Lot! Barangsiapa berusaha memelihara
nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan
nyawanya, ia akan menyelamatkannya. Aku berkata kepadamu: Pada malam
itu kalau ada dua orang di atas ranjang, yang satu akan dibawa dan yang
lain ditinggalkan. Kalau ada dua orang wanita yang sedang bersama-sama
mengilang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan." Para murid lalu
bertanya, "Di mana, Tuhan?"
Yesus menjawab, "Di mana ada mayat, di situ berkerumun burung
nasar."
Demikianlah sabda
Tuhan.
Renungan
Banyak orang tidak mau belajar dari pengalaman. Di zaman Nuh dan orang
orang Sodom – Gomora, banyak yang tidak peduli akan Allah, makan minum, mabuk
mabukan, kawin dan dikawinkan sesuka hati. Allah murka dan mereka binasa.
Zaman ini pun tidak jauh berbeda. Kejahatan merajalela, korupsi bertubi tubi,
eksploitasi tak terkendali, Tinggal tunggu saja datangnya murka Allah. Hari Tuhan akan menjadi hari penyelamatan
bagi mereka yang beriman dan malapetaka bagi yang tidak beriman. Hari itu akan
datang secara tiba tiba sehingga tidak akan ada waktu lagi bagi orang
untuk persiapan diri, untuk mengubah haluan, untuk membereskan yang belum
beres, dan lain lain. Hal itu yang dinyatakan Yesus dengan gambaran. “Pada hari itu barangsiapa sedang ada di peranginan di atas
rumah, janganlah ia turun untuk mengambil barang-barangnya di dalam
rumah. Demikian pula yang sedang di ladang, janganlah ia pulang.” Karena
itu sebagaimana isteri Lot berubah menjadi garam karena menoleh kebelakang dan
tidak rela meninggalkan Sodom, murid murid Yesus pun harus teguh dalam
iman dan jangan sering berubah pendapat. Yang mendua hati akan rugi, sebab
keselamatan atau kemalangan tergantung dari keputusan dan ketetapan hati.
Dua orang yang sedang sibuk dalam perkara yang sama akan menemui alur yang
berbeda. Orang yang tidak beriman akan ditinggalkan dan musnah, orang beriman
akan diambil Tuhan dan dibawa kedalam persekutuan dengan Nya dirumah Bapa. Sikap beriman kepada Allah saja yang patut dipelihara terus. Orang
diselamatkan bukan karena memiliki ini dan itu, tetapi karena memiliki iman.
Orang yang beriman tidak banyak dikuatirkan oleh banyak perkara, ia percaya,
bahwa Allah akan menyelamatkan dan memberi kehidupan seperti yang diharapkan,
Butir butir permenungan
Ketika manusia berhadapan dengan gejala gejala alam yang menakutkan dan
mengancam nyawa, kita serta merta menghubungkannya dengan saat kedatangan Tuhan untuk kedua kalinya, atau yang disebut
hari kiamat. Pemahaman dan reaksi demikian adalah wajar. Namun sayangnya
manusia tidak berusaha untuk menyiapkan diri
sebaik baiknya sebagaimana yang telah
dikehendaki dan diperintahkan Tuhan . Malahan pengalaman seperti pada jaman
dahulu kala terulang kembali.. Hidup sembarangan, moralitas bobrok, tidak ada
keadilan, egoism dan hedonism menjadi raja mereka, rakus dan tamak dll. Ini
semua tentu saja bertentangan dengan apa yang menjadi perintah dan hokum Tuhan.
Ketika manusia melakukan pelanggaran pelanggaran ini, dia akan binasa. Dan
ketika saat itu tiba , Tuhan tidak lagi melihat apapun bentuk relasi kita
dengan sesame atau orang lain , bahkan orang orang yang paling intim dalam
hidup kita , misalnya suami atau istri. Manusia langsung berhadapan secara
pribadi dengan Tuhan. Saat kedatangan Tuhan yang kedua , secara pribadi atau
saat kematian kita, Saat itu Tuhan berhubungan langsung secara pribadi. Apa
yang kita buat selama hidup sebelumnya itulah yang menentukan untuk kita
diselamatkan atau tidak oleh Tuhan. Jadi kesempatan untuk mempersiapkan
diri bagi kedatangan Tuhan itu sekarang
ini, Jangan tunggu saat saat terakhir
pasi terlambat, tidak ada
lagi yang bias menolong kita, tidak
ada lagi keluarga yang membantu kita.
Doa
Ya Allah, utuslah Roh –Mu yang kudus, agar kami senantiasa berjaga jaga di
hadirat-Mu, Sehingga bila tiba saatnya Engkau datang, kami umat-Mu pun
sudah siap menyambut kedatangan Kerajaan-Mu . Amin.
Angkatlah mukamu,
sebab penyelamatmu sudah mendekat.
0 komentar:
Post a Comment