May 28, 2020

*Homili Mgr Antonius Subianto Bunjamin, OSC* Misa Senin Paskah VII 25 Mei 2020

Misa Senin Paskah VII 25 Mei 2020
Saudara saudari yang terkasih, ada pepatah, “dalamnya laut dapat diukur, dalamnya hati siapa tahu”, yang berarti bahwa lebih sulit menebak hati dan budi atau mengetahui perasaan dan pikiran seseorang daripada mengetahui dan mengukur kedalaman laut.n
Ada suatu anekdot, seorang yang belum pernah naik pesawat, diminta oleh anaknya, lama, mengunjungi ke Belanda. Tidak mau, tapi akhirnya mau juga. Ia pergi seorang diri. Ia naik pesawat dan dia kaget ternyata pesawat tempat duduknya enak dan ia duduk. Ia duduk di business class, walau tiketnya ekonomi. Lalu pemilik tempat duduk datang dan berkata,
“mohon maaf, tempat duduknya nomor berapa?”
Ia berkata,
“wah, bapak ini siapa?”
“Saya penumpang”.
“Ya… sama-sama penumpang, cari sendiri!”
Akhirnya tidak mau ribut, datang pramugari, minta juga dia pindah. Tapi lalu tanya,
“ibu ini siapa?”
“Ya… saya pramugari”.
“Apa itu pramugari?”
“Ya… pelayan di sini”.
“Ya pelayan, urus sendiri, beres-beres sana! Tidak usah ngatur-ngatur penumpang!”
Akhirnya datang pilot. Pilot bertanya,
“Pak, mohon maaf, pindah pak! Ini tiketnya tidak sama!”
Tanya,
“Bapak ini siapa?”
“Pilot”.
“Apa pilot?”
“Ya… supir”.
“Ya supir, urus sendiri kendaraan, nggak usah ngatur-ngatur penumpang!”
Susah, diberitahu tidak nyambung, dinasihati dengan berbagai cara tidak bisa. Akhirnya datang seorang penumpang lain, berbisik-bisik, akhirnya ia mau pindah. Ia berkemas mengambili barang-barangnya. Ia malah berterimakasih,
“bilang dari tadi, untung ada Bapak, kalau tidak saya tidak bisa ketemu anak saya”.
Lalu penumpang lain dan pramugari tanya,
“Pak, apa rahasianya? Kok dibisiki langsung … “
“Saya hanya bilang, Bapak mau ke mana? ‘Saya mau ke Amsterdam’ Oh kalau ke Amsterdam di belakang Pak, yang bagian depan ini, turunnya di Bangkok, Pak! Langsung dia pergi”.
Saudara saudari yang terkasih,
kadang-kadang kita susah untuk mengerti. Di balik hati dan budi manusia yang sulit dipahami, ada yang lebih sulit, yaitu misteri. Sesuatu yang hanya dapat dipahami melalui iman, yang didukung oleh pengetahuan dan pengalaman. Misteri adalah sesuatu yang belum jelas, bahkan tidak dapat diketahui secara penuh. Misteri iman adalah kisah kasih Allah pada manusia melalui Yesus Kristus. Dalam setiap misa ada anamnese, salah satu contohnya misalnya anamnese 5. Imam menyatakan, “Agunglah misteri iman kita”, dan umat menjawab, “Tuhan, Engkau telah wafat. Tuhan sekarang Kau hidup. Engkau Sang Juruselamat, datanglah ya Yesus Tuhan”. Bagaimana kita dapat memahami misteri iman tersebut? Syukur kepada Allah, kita dianugerahi Roh Pengertian untuk memahami kedalaman misteri iman dan mempercayainya.
Roh Pengertian membuat kita mampu hidup sesuai dengan ajaran dan pengakuan iman. Melalui karunia ini Allah menerangi budi kita hingga kita mampu memahami dan mempercayai dengan hati tulus. Bersama dengan Karunia Hikmat, Roh Pengertian mengantar kita untuk apa yang disebut fine tuning, menyamakan gelombang, antara gelombang kita dengan gelombang Allah, hingga kita memikirkan apa yang dipikirkan oleh Allah. Seperti radio, kalau kita ingin mencari gelombang tertentu dan mendengar dengan enak, kita harus pas, kalau masih bunyi kresek kresek kresek, bunyi brisik, belum pas. Sampai kita menemukan sesuatu yang pas, barulah kita bisa mendengar dengan baik, barulah kita bisa mendengar dengan enak sehingga komunikasipun bisa berjalan. Fine tuning. Proses pemuridan adalah fine tuning menyamakan gelombang murid-murid dengan gelombang Yesus sendiri.
Saudara saudari yang terkasih, para murid merasa heran bahwa mereka tiba-tiba mengerti secara gamblang, apa yang dikatakan Yesus. Padahal Yesus juga biasa berbicara melalui perumpamaan untuk mempermudah. Walaupun diambil dari kisah hidup sehari-hari, tetapi mereka masih sulit dan tidak mengerti. Tetapi dalam Injil hari ini kita mendengar mereka mengerti betul hingga mereka berseru, “Lihat sekarang Engkau berkata-kata terus terang dan tidak memakai kiasan”. Mereka tidak protes, tidak minta penjelasan lebih, mereka tidak bertanya lagi. Rupanya mereka sudah mengalami fine tuning, gelombang mereka sudah sama. Maka mereka berkata, “Karena itu kami percaya, bahwa Engkau datang dari Allah”. Para murid sudah mulai satu gelombang dengan Yesus. Pikiran manusiawinya telah melebur, bersatu dengan rencana dan kehendak Ilahi bahwa Yesus adalah Putra Allah. Itulah karya Roh Pengertian, yang dayanya sudah dialami oleh para rasul.
Saudara saudari yang terkasih, agar hidup sesuai dengan kehendak Allah, Daud berdoa, “buatlah aku mengerti, maka aku akan memegang tauratMu, aku hendak memeliharanya dengan segenap hati”, Mazmur 119:34. Untuk dapat memahami Kitab Suci dan menyiapkan homili, Imam memohon karunia Roh Pengertian. Untuk mampu mendengarkan serta mengerti Sabda Allah dan pewartaannya melalui kotbah, kita juga memohon Roh Pengertian. Roh ini membimbing dan memahami khasanah iman dan ajaran gereja. Maka bagus, sebelum mendengarkan kotbah, renungan, perngertian, membaca Kitab Suci, mintalah karunia Roh Pengertian. Dengan mengerti misteri iman, kekayaan pengetahuan dan keagungan pengalaman Tradisi Gereja kita makin mensyukuri anugerah Sakramen-Sakramen dan memahami kehendak Allah kepada kita. Dengan anugerah Roh Pengertian, kita bersukacita, karena dapat melihat Tuhan melalui keindahan ciptaan dan keagungan misteri kejadian sehari-hari. Hidup insani sungguh dipahami sebagai penyelenggaraan dan pantulan Ilahi.
Mari kita berdoa kepada Roh Kudus, “Roh Pengertian, terangilah budi kami agar mampu memahami misteri Ilahi, agar mampu menyamakan gelombangku dengan gelombang Allah sendiri”.

  

0 komentar:

Post a Comment