January 27, 2018

RENUNGAN HARIAN, (RABU 31 JANUARI 2018)

Bacaan Liturgi Rabu  31 Januari 2018
PW S. Yohanes Bosko, Imam

Bacaan Pertama 2Sam 24:2.9-17
Sekali peristiwa, Raja Daud berkata kepada Yoab dan para panglima tentara yang bersama-sama dengan dia, katanya, "Jelajahilah segenap suku Israel dari Dan sampai Bersyeba; adakanlah pendaftaran di antara rakyat, supaya aku tahu jumlah mereka." Lalu Yoab memberitakan kepada raja hasil pendaftaran rakyat. Orang Israel ada delapan ratus ribu pria yang dapat memegang pedang; dan orang Yehuda ada lima ratus ribu. Tetapi berdebar-debarlah hati Daud, setelah ia menghitung rakyat. Maka berkatalah Daud kepada Tuhan, "Aku telah sangat berdosa karena melakukan hal ini! Maka sekarang, Tuhan, jauhkanlah kiranya kesalahan hamba-Mu, sebab perbuatanku itu sangat bodoh."
Setelah Daud bangun pada waktu pagi, datanglah sabda Tuhan kepada nabi Gad, pelihat Daud, demikian: "Pergilah, katakanlah kepada Daud: Beginilah sabda Tuhan: Tiga perkara Kuhadapkan kepadamu; pilihlah salah satu daripadanya, maka Aku akan menimpakannya kepadamu." Kemudian datanglah Gad kepada Daud, memberitahukan kepadanya dengan berkata, "Pilihlah dari ketiga bencana ini: Akan terjadi tiga tahun kelaparan di negerimu? Atau engkau melarikan diri tiga bulan lamanya dari lawanmu, sementara mereka itu mengejar engkau?
Atau, akan terjadi tiga hari penyakit sampar di negerimu? Sekarang, pikirkanlah dan pertimbangkanlah, jawab apa yang harus kusampaikan kepada Yang mengutus aku." Lalu berkatalah Daud kepada Gad, "Sangat susah hatiku! Biarlah kiranya kita jatuh ke dalam tangan Tuhan,
sebab besar kasih sayang-Nya; tetapi janganlah aku jatuh ke dalam tangan manusia." Jadi Tuhan mendatangkan penyakit sampar kepada orang Israel dari pagi hari sampai waktu yang ditetapkan. Maka matilah dari antara bangsa itu, dari Dan sampai Bersyeba,
tujuh puluh ribu orang. Ketika malaikat mengacungkan tangannya ke Yerusalem untuk memusnahkannya, menyesallah Tuhan karena malapetaka itu, lalu Ia bersabda kepada malaikat yang mendatangkan kemusnahan kepada bangsa itu, "Cukup! Turunkanlah sekarang tanganmu itu." Waktu itu malaikat Tuhan itu ada dekat tempat pengirikan Arauna, orang Yebus. Ketika melihat malaikat yang tengah memusnahkan bangsa itu,  berkatalah Daud kepada Tuhan, "Sungguh, aku telah berdosa, dan telah membuat kesalahan! Tetapi domba-domba ini, apakah yang dilakukan mereka? Biarlah kiranya tangan-Mu menimpa aku dan kaum keluargaku."
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 32:1-2.5.6.7
Ya Tuhan, ampunilah semua dosa kesalahanku.
*Berbahagialah orang yang pelanggarannya diampuni, yang dosa-dosanya ditutupi! Berbahagialah orang, yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan, dan tidak berjiwa penipu!
*Akhirnya dosa-dosaku kuungkapkan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata "Aku akan menghadap Tuhan."
Maka Engkau sudah mengampuni kesalahanku.
*Sebab itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-Mu,
selagi ditimpa kesesakan; kendati banjir besar terjadi, ia tidak akan terlanda.
*Engkaulah persembunyian bagiku, ya Tuhan! Engkau menjagaku terhadap kesesakan Engkau melindungi aku, sehingga aku luput dan bersorak.

Bacaan Injil  Mrk 6:1-6
Pada suatu ketika, Yesus tiba kembali di tempat asal-Nya, sedang murid-murid-Nya mengikuti Dia. Pada hari Sabat Yesus mengajar di rumah ibadat, dan jemaat yang besar takjub ketika mendengar Dia.  Mereka berkata, "Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mujizat-mujizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya? Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria? Bukankah Ia saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?" Lalu mereka kecewa dan menolak Dia.
Maka Yesus berkata kepada mereka, "Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya." Maka Yesus tidak mengadakan satu mujizat pun di sana,
kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya atas mereka. Lalu Yesus berjalan keliling dari desa ke desa sambil mengajar.
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
Dalam hidup ini, kita juga terkadang bertindak seperti itu terhadap orang lain. Kita juga sering merendahkan orang lain karena melihat latar belakang hidup mereka. Penolakan itu juga sering kita lakukan. Belajar dari pengalaman Injil hari ini, terutama belajar dari Yesus sendiri, walau Ia ditolak oleh orang sekampung-Nya, Ia tidak marah atau membenci mereka. Ia masih berbuat mukjizat untuk beberapa orang sakit. Yesus pun tidak merasa dilecehkan walau Dia ditolak, cuma Dia hanya mengatakan:” Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya”. Yesus hanya merasa heran atas sikap ketidakpercayaan mereka, namun tidak marah, dan Yesus pun tetap berkeliling dari desa ke desa ambil mengajar.
“Merendahkan martabat orang lain”, adalah sifat sombong yang melekat pada diri setiap orang. Kita cenderung meremehkan orang lain yang tidak sederajat dengan diri kita. Penolakan serta ketidakpercayaan orang Nazaret kepada Yesus hanya karena Dia itu anak Maria dan Yusuf tukang kayu. Barangkali pekerjaan tukang kayu itu merupakan pekerjaan rendah dibandingkan pekerjaan seorang pebisnis atau pengusaha. Banyak orang melihat orang lain karena perbedaan derajat dan pangkat. Walau Yesus dilecehkan, namun Yesus tidak marah, hanya merasa heran saja.
Bisakah kita belajar dari pengalaman Yesus ketika Dia ditolak oleh orang sekampung-Nya. Marilah kita terus belajar dari perjalanan hidup Yesus yang selalu lemah lembut dan rendah hati (bdk Mat 11:29).

Butir permenungan.
Syarat belajar adalah 100% orang ingin tahu. Demikian kata kata yang pernah saya dengar dari seorang pembicara dalam suatu seminar. Kata kata itu bagi saya benar juga. Pengalaman mendampingi orang orang yang sedang belajar apa yang dikatakan pembicara seminar itu saya yakini. Bila orang yang mau belajar tidak mempunyai keinginan yang benar, mau diapakan rasanya tidak ada kemajuan yang berarti. Orang yang tahu berarti bahwa dirinya mau memiliki pengetahuan itu. Tahu dan sadar lalu ditambah keyakinan , apa yang dipelajari akan masuk lebih mudah. Namun jika tidak mempunyai kepercayaan kepada sang pengajar, tentu pembelajar tersebut juga akan menghadapi hambatan . Murid yang tidak senang apalagi tidak percaya pada gurunya  tentu akan sulit menerima apalagi menyerap ilmu atau pesan pesan yang diberikan guru tersebut.
Pengalaman terakhir ini dialami oleh Yesus dengan orang orang sekampung-Nya.. Ketika para pendengar Yesus mengetahui dari mana asal Yesus , siapa orang tua-Nya, apa pekerjaan-nya , mereka menjadi tidak percaya.  Ketidak percayaan mereka menyebabkan diri mereka sulit menerima Yesus sebagai Sang Mesias . Ketidak percayaan mereka menyebabkan Yesus sendiri tidak  mengadakan mukjizat didaerah-Nya.  Sikap menyepelekan, tidak mempercayai, tidak menerima menyebabkan  orang sulit menerima hal hal yang baru, demikian juga soal mukjizat . Sebenarnya disekeliling kita setiap hari ada mukjizat , kita dapat menghirup nafas , kita sehat , dapat pergi kemana mana, semua itu merupakan anugerah dan mukjizat dari Sang Pencipta . Apakah kita tahu itu?  Apakah kita menyadarinya? Apakah kita percaya? Anda sendiri yang bisa menjawabnya.

Doa.
Ya Tuhan, berilah kami umat-Mu kesadaran bahwa kami sangat tergantung kepada –Mu , sehingga kami selalu berdoa mohon pengampunan dari-Mu . Amin.




Berbahagialah orang yang pelanggarannya diampuni, 
yang dosa-dosanya ditutupi! 
Berbahagialah orang, yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan, 

dan tidak berjiwa penipu!

0 komentar:

Post a Comment