November 5, 2016

RENUNGAN HARIAN, (MINGGU 6 NOVEMBER 2016)

Bacaan Liturgi 6 November 2016  Minggu Biasa 

Bacaan Pertama  2Mak 7:1-2.9-14
Pada masa pemerintahan Raja Antiokhus Epifanes ada tujuh orang bersaudara serta ibu mereka ditangkap. Dengan siksaan cambuk dan rotan 
mereka dipaksa oleh sang raja
 untuk makan daging babi yang haram. 
Maka seorang dari antara mereka,
 yakni yang menjadi juru bicara, berkata begini, "Apakah yang hendak baginda tanyakan kepada kami, dan apakah yang hendak baginda ketahui? Kami lebih senang mati dari pada melanggar hukum nenek moyang!" Ketika anak yang kedua hampir putus nyawanya, berkatalah ia, "Memang benar, Bangsat, engkau dapat menghapus kami dari hidup di dunia ini, tetapi Raja alam semesta akan membangkitkan kami 
untuk kehidupan kekal,
 oleh karena kami mati demi hukum-hukum-Nya!" 
Sesudah itu anak yang ketiga disengsarakan.
 Ketika diminta, segera dikeluarkannya lidahnya, dan dengan berani dikedangkannya tangannya juga. Dengan berani ia berkata, "Dari surga aku telah menerima anggota-anggota ini! Demi hukum-hukum Tuhan kupandang semuanya itu bukan apa-apa! Aku berharap akan mendapat kembali semua ini dari pada-Nya!"  Sampai - sampai sang raja sendiri serta pengiringnya tercengang-cengang atas semangat pemuda itu yang memandang kesengsaraannya bukan apa-apa. Sesudah yang ketiga berpulang, maka yang keempat disiksa dan dipuntungkan secara demikian pula. Ketika sudah dekat pada akhir hidupnya, berkatalah ia, "Sungguh baiklah berpulang oleh tangan manusia, 
dengan harapan yang dianugerahkan Allah sendiri,
 bahwa kami akan dibangkitkan kembali oleh-Nya.  Tetapi bagi baginda tidak ada kebangkitan untuk kehidupan!" 
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur   Mzm 17:1.5-6.8b.15
Pada waktu bangun aku akan menjadi puas dengan wajah-Mu, ya Tuhan.
*Dengarkanlah, Tuhan, pengaduan yang jujur,
 perhatikanlah seruanku; 
berilah telinga kepada doaku,
 doa dari bibir yang tidak menipu. 
*Langkahku tetap mengikuti jejak-Mu,
 kakiku tidaklah goyah. Aku berseru kepada-Mu, karena Engkau menjawab aku, ya Allah; sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, dengarkanlah perkataanku. 
*Sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu
 dalam kebenaran akan kupandang wajah-Mu, dan pada waktu bangun aku akan menjadi puas dengan rupa-Mu.
Bacaan Kedua  2Tes 2:16-3:5
Saudara-saudara, dalam kasih karunia-Nya Tuhan kita Yesus Kristus, dan Allah, Bapa kita, telah mengasihi kita dan telah menganugerahkan penghiburan abadi serta pengharapan yang baik kepada kita. Semoga Ia menghibur dan menguatkan hatimu dalam segala karya dan tutur kata yang baik. Selanjutnya, saudara-saudaraku, berdoalah untuk kami, supaya firman Tuhan beroleh kemajuan dan dimuliakan, sama seperti yang telah terjadi di antara kamu; juga supaya kami terlepas dari para pengacau dan dari orang-orang jahat, sebab tidak semua orang beroleh iman. Tetapi Tuhan adalah setia. Ia akan menguatkan hatimu dan akan memelihara kamu terhadap yang jahat. Dan kami percaya dalam Tuhan, bahwa apa yang kami pesankan kepadamu, telah kamu lakukan dan akan selalu kamu lakukan. Kiranya Tuhan tetap mengarahkan hatimu kepada kasih Allah dan kepada ketabahan Kristus. 
Demikianlah sabda Tuhan.

Bait Pengantar Injil  Why 1:5a.6b
Yesus Kristus adalah yang pertama bangkit dari antara orang mati; bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya.

Bacaan Injil  Luk 20:27-38
Sekali peristiwa datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki 
yang tidak mengakui adanya kebangkitan.
 Mereka bertanya kepada Yesus, 
"Guru, Musa menuliskan untuk kita perintah ini:
 Jika seorang, yang mempunyai saudara laki-laki, mati meninggalkan isterinya, tetapi tidak meninggalkan anak, maka saudaranya harus kawin dengan wanita itu 
dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya.
 Adalah tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin dengan seorang wanita lalu mati tanpa meninggalkan anak. Lalu wanita itu dikawini oleh yang kedua, dan oleh yang ketiga, dan demikianlah berturut-turut oleh ketujuh saudara itu. Mereka semuanya mati tanpa meninggalkan anak. Akhirnya wanita itu pun mati. 
Bagaimana sekarang dengan wanita itu?
 Siapakah di antara orang-orang itu yang menjadi suaminya pada hari kebangkitan? Sebab ketujuhnya telah beristerikan dia." Jawab Yesus kepada mereka, "Orang-orang dunia ini kawin dan dikawinkan, tetapi orang yang dianggap layak mendapat bagian dalam dunia yang lain itu dan dalam kebangkitan dari antara orang mati, tidak kawin dan tidak dikawinkan. Sebab mereka tidak dapat mati lagi. Mereka sama seperti malaikat-malaikat, dan menjadi anak-anak Allah, karena mereka telah dibangkitkan. Tentang bangkitnya orang-orang mati, Musa telah memberitahukannya dalam nas tentang semak duri, di mana Tuhan disebut Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub. Ia bukan Allah orang mati, 
melainkan Allah orang hidup,
 sebab di hadapan Dia semua orang hidup." 
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan.
Marilah kita coba melihat sebuah  batang pohon besar yang telah tumbang , seorang pejalan kaki akan berpikir bahwa bahwa kayu itu akan menghalangi jalan saja. Seorang pembuat batu bata akan berpikir , betapa bagus kayu itu untuk dipakai sebagai kayu bakar. Namun seorang tukang kayu akan berpikir , betapa bagus kayu itu untuk digergaji dan batang kayu nya dapat untuk membuat  berbagai keperluan lemari,  meja, kursi dsb. Tetapi bagi orang yang tahu artinya, seperti tukang kayu itu, batang pohon besar itu bernilai lebih dari sekedar yang terlibat, tentu kalau diolah dan dimanfaatkan bagi keperluan kehidupan manusia.
Kurang lebih seperti cara pandang tukang kayu itulah , cara pandang Tuhan Yesus dalam Injil dan juga ketujuh saudara dengan ibunya yang disiksa demi iman pada bacaan pertama hari ini. Menjalani hidup didunia ini tidak pernah dilihat sekedar asal hidup , bisa makan, minum, dapat pekerjaan dan kedudukan serba lengkap, hari  tua pensiun dengan nyaman dan tenteram , lalu selesai.  Ada nilai yang lebih dalam kehidupan manusia dari sekedar semua itu. Itulah nilai kebangkitan, hidup keabadian bersama Allah, yang sudah hadir dalam hidup kita sekarang ini tetapi akan dinyatakan penuh kelak saat kebangkitan orang mati.

Butir permenungan.
Marilah kita merenungkan dua hal :
Pertama ,hidup abadi sebenarnya sudah hadir dalam hidup kita sekarang ini. Jaminan paling pasti bahwa hidup abadi telah hadir dalam hidup kita adalah Ekaristi sendiri, sebab saat kita menyambut Tubuh Kristus kita memperoleh hidup kekal seperti kata Tuhan  (Yoh 6:54)
Kedua , nilai hidup kita janganlah hanya berhenti dengan apa yang ingin kita capai melalui cita cita kita , entah pendidikan , karier , prestasi kerja,  rumah tinggal, mobil , dan sebagainya . Itu bukan segala galanya, maka juga tidak perlu dimutlakkan . Ada nilai lain yakni kehidupan lain yang akan kita tuju suka atau tidak, rela atau tidak ,   itulah kehidupan setelah kematian kita, kehidupan abadi, dan kebangkitan orang mati.

Doa.
Ya Tuhan yang maha baik , mampukanlah kami agar menampakkan diri sebagai anak – anak  Allah di dunia ini . Amin .


0 komentar:

Post a Comment