Bacaan Liturgi Jumat 18 November 2016
PF Gereja Basilik S. Petrus dan Paulus,
Rasul
Bacaan Pertama Why 10:8-11
Aku, Yohanes, mendengar suara dari langit, yang berkata kepadaku, "Pergilah, ambillah gulungan kitab yang terbuka di tangan malaikat yang berdiri di atas laut dan di atas bumi itu." Maka aku menghadap malaikat itu. Aku minta kepadanya, supaya memberikan gulungan kitab itu kepadaku.
Ia berkata, "Ambillah dan makanlah. Kitab itu akan terasa pahit dalam perutmu, tetapi manis seperti madu dalam mulutmu." Lalu aku mengambil kitab itu dari tangan malaikat dan memakannya. Rasanya manis seperti madu dalam mulutku, tetapi setelah kumakan, terasa pahit dalam perut. Maka malaikat itu berkata kepadaku, "Engkau harus bernubuat lagi kepada banyak bangsa, kaum, bahasa dan raja."
Demikianlah sabda Tuhan.
Aku, Yohanes, mendengar suara dari langit, yang berkata kepadaku, "Pergilah, ambillah gulungan kitab yang terbuka di tangan malaikat yang berdiri di atas laut dan di atas bumi itu." Maka aku menghadap malaikat itu. Aku minta kepadanya, supaya memberikan gulungan kitab itu kepadaku.
Ia berkata, "Ambillah dan makanlah. Kitab itu akan terasa pahit dalam perutmu, tetapi manis seperti madu dalam mulutmu." Lalu aku mengambil kitab itu dari tangan malaikat dan memakannya. Rasanya manis seperti madu dalam mulutku, tetapi setelah kumakan, terasa pahit dalam perut. Maka malaikat itu berkata kepadaku, "Engkau harus bernubuat lagi kepada banyak bangsa, kaum, bahasa dan raja."
Demikianlah sabda Tuhan.
Mazmur
Mzm 119:14.24.72.103.111.131
Betapa manis janji-Mu itu bagi langit-langitku, ya Tuhan.
*Aku bergembira atas peringatan-peringatan-Mu, melebihi segala harta.
*Ya, peringatan-peringatan-Mu menjadi kegemaranku, dan kehendak-Mu menjadi penasehat bagiku.
*Taurat yang Kausampaikan adalah baik bagiku, lebih berharga daripada ribuan keping emas dan perak.
*Betapa manis janji-Mu itu bagi langit-langitku, lebih manis daripada madu bagi mulutku.
*Peringatan-peringatan-Mu adalah milik pusakaku untuk selama-lamanya,
sebab semuanya itu kegirangan hatiku.
*Mulutku kungangakan dan mengap-mengap, sebab aku mendambakan perintah-perintah-Mu.
Betapa manis janji-Mu itu bagi langit-langitku, ya Tuhan.
*Aku bergembira atas peringatan-peringatan-Mu, melebihi segala harta.
*Ya, peringatan-peringatan-Mu menjadi kegemaranku, dan kehendak-Mu menjadi penasehat bagiku.
*Taurat yang Kausampaikan adalah baik bagiku, lebih berharga daripada ribuan keping emas dan perak.
*Betapa manis janji-Mu itu bagi langit-langitku, lebih manis daripada madu bagi mulutku.
*Peringatan-peringatan-Mu adalah milik pusakaku untuk selama-lamanya,
sebab semuanya itu kegirangan hatiku.
*Mulutku kungangakan dan mengap-mengap, sebab aku mendambakan perintah-perintah-Mu.
Bait Pengantar Injil Yoh 10:27
Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku, sabda Tuhan; Aku mengenal mereka dan mereka mengikuti Aku.
Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku, sabda Tuhan; Aku mengenal mereka dan mereka mengikuti Aku.
Bacaan Injil Luk 19:45-48
Pada waktu itu Yesus tiba di Yerusalem dan masuk ke Bait Allah. Maka mulailah Ia mengusir semua pedagang di situ. Ia berkata, "Ada tertulis: Rumah-Ku adalah rumah doa. Tetapi kalian telah menjadikannya sarang penyamun!" Tiap-tiap hari Yesus mengajar di Bait Allah. Para imam kepala dan ahli Taurat serta orang-orang terkemuka bangsa Israel berusaha membinasakan Yesus. tetapi mereka tidak tahu, bagaimana harus melakukannya, sebab seluruh rakyat terpikat kepada-Nya dan ingin mendengarkan Dia.
Demikianlah Injil Tuhan.
Pada waktu itu Yesus tiba di Yerusalem dan masuk ke Bait Allah. Maka mulailah Ia mengusir semua pedagang di situ. Ia berkata, "Ada tertulis: Rumah-Ku adalah rumah doa. Tetapi kalian telah menjadikannya sarang penyamun!" Tiap-tiap hari Yesus mengajar di Bait Allah. Para imam kepala dan ahli Taurat serta orang-orang terkemuka bangsa Israel berusaha membinasakan Yesus. tetapi mereka tidak tahu, bagaimana harus melakukannya, sebab seluruh rakyat terpikat kepada-Nya dan ingin mendengarkan Dia.
Demikianlah Injil Tuhan.
Renungan
Bait Allah
adalah tempat suci dimana banyak orang datang untuk mempersembahkan kurban
kepada Allah dan mendengarkan ajaran-Nya seperti tertulis dalam Hukum Taurat.
Ironisnya adalah justru bait Allah menjadi sarang penyamun dimana orang
berdagang dengan harga tinggi demi keuntungan pribadi. Lebih gila lagi, bait
Allah menjadi tempat bagi musuh musuh Yesus untuk merancang rencana jahat
membunuh-Nya. Kemarahan Yesus yang kita dengar pada Injil hari ini
menunjukkan bahwa Yesus sungguh menjaga kekudusan Bait Allah, tempat Bapa-Nya
berada. “ Rumah-Ku adalah rumah doa” dimana setiap orang harus tinggal dan
menyucikan diri dihadapan Allah. Menyucikan diri menjadi hal utama dan penting
ketika kita hendak bersekutu dan mengikuti Allah.
Bait Allah
harus menjadi pusat hidup yang membantu kita mengalirkan kesucian. Lalu
bait Allah seperti apa yang bisa kita temukan saat ini? Banyak orang menyebut
Gereja atau tempat ibadah adalah Bait Allah. Hal ini tidak salah karena
Gereja mengalirkan kesucian yang datang dari Roh Kudus .
Masuk ke
gereja yang indah dengan keteduhan suasana akan memudahkan orang untuk berdoa
dan menyadari keagungan Tuhan. Melalui hiasan dan ornamen, tentulah diharapkan
orang lebih mudah berdoa, menjadi lebih mudah berjumpa dengan keagungan Sang
Pemelihara Kehidupan. Umat di salah satu wilayah di lereng gunung Lawu dengan
semangat membangun gereja, ada satu keluarga yang membantu memesankan kaca
patri untuk mengisi dua jendela besar di bagian panti imam. Gambar yang dipilih
adalah Yesus yang berdoa di taman Getsemani dan Yesus yang menggandakan
roti dan ikan dari bekal yang dimiliki oleh seorang anak. Gambar pertama
memberi gambaran sekaligus peneguhan bagi kita bahwa dalam keadaan apapun, kita
jangan lupa berdoa dengan seluruh jiwa. Tuhan pasti memberi kekuatan. Gambar
kedua memberi pesan, umat yang berdoa diyakinkan bahwa semangat berbagi harus
ada dalam diri kita, seberapa pun yang kita miliki, itulah pula yang
melatarbelakangi keluarga ini untuk berbagi dengan membuatkan kaca patri
Hari ini
Gereja merayakan pesta pemberkatan Basilika St, Petrus dan Paulus. Hal itu mau
mengingatkan kita agar mempunyai iman yang teguh sebagaimana diteladankan oleh
Rasul Agung Petrus -- soko guru Gereja – dan kegigihan Santo Paulus
mewartakan Injil ke seluruh dunia.
Tetapi ada
satu Bait Allah yang letaknya dekat dengan kita , yaitu hati. Hati adalah Bait
Allah kita yang paling dekat tetapi jarang kita perhatikan dengan
sungguh. Karena itu untuk menjadi pribadi yang kudus hendaknya hendaknya kita
perlu melihat hati. Kita belajar membersihkan hati kita dan menyucikannya
terutama melalui Sakramen Tobat. Hati adalah pusat setiap hal yang keluar dari
diri kita. Mari kita lihat hati kita lebih dalam , apakah hati kita sudah
mengalirkan sesuatu yang suci didalam hidup kita sehari hari.
Butir
permenungan
Bait Allah setiap manusia ada didalam hatinya, Disanalah, orang
bisa berjumpa dengan-Nya. Maka , ketika orang masuk dalam hatinya, tampaklah
keindahan. Jika ada sepercik kerinduan
disana , kerinduan untuk bertemu Allah. Kerinduan inilah yang melahirkan
aneka tindakan baik, seperti perhatian pada yang tertindas, tekun dalam tugas,
dan tabah dalam perjuangan. Kemudian untuk berjumpa dengan Allah , harus
menjadi motivasi utama yang mengisi hati manusia.
Hati yang
telah subur dan setia dengan syukur dan maaf, lebih mudah menjaga kualitas
kesucian hati. Hati yang demikian biasanya juga dipenuhi sukacita dan damai. Ia
tidak serakah dan semena mena terhadap sesamanya. Apabila ia berdoa, dia dapat
berdoa dengan tenang dan tenteram. Berbeda dengan orang serakah, pendendam dan
pembalas, ia sering diserbu gemuruh kebencian dan emosi yang sangat
labil.karenanya sangat sulit untuk berdoa. Mari kita bertobat dan membiarkan
Yesus dengan kuasa kasih-Nya mengusir kekotoran hati kita dengan kerahiman-Nya.
Niscaya hati ini akan menjadi Bait Allah yang layak dan bersih. Berbahagialah
orang yang suci hatinya , karena akan melihat Allah. Marilah kita senantiasa
meluangkan waktu untuk berdoa , agar bait Allah kita, yakni hati kita , menjadi
tempat perjumpaan dengan –Nya.
Doa
Tuhan Yesus,
mampukan kami untuk menjaga kemurnian hati sesuai dengan teladan Hati Kudus-Mu , Amin
0 komentar:
Post a Comment