November 28, 2016

RENUNGAN HARIAN, (SELASA 29 NOVEMBER 2016)

Bacaan Liturgi Selasa  29 November 2016

Bacaan Pertama  Yes 11:1-10
Pada akhir zaman sebuah tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang tumbuh dari pangkalnya akan berbuah. Roh Tuhan akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh penasihat dan keperkasaan, roh pengenal dan takut akan Tuhan; ya, kesenangannya ialah takut akan Tuhan. Ia tidak akan menghakimi dengan sekilas pandang saja atau menjatuhkan keputusan menurut kata orang.  Tetapi ia akan menghakimi orang-orang lemah dengan keadilan, dan dengan kejujuran akan menjatuhkan keputusan terhadap orang-orang yang tertindas di negeri. Ia akan menghajar bumi dengan perkataannya seperti dengan tongkat, dan dengan nafas mulutnya ia akan membunuh orang fasik. Ia tidak akan menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan, seperti ikat pinggang yang tetap terikat pada pinggangnya. Pada waktu itu serigala akan tinggal bersama domba dan macan tutul akan berbaring di samping kambing. Anak lembu dan anak singa akan merumput bersama-sama, dan seorang anak kecil akan menggiringnya. Lembu dan beruang akan sama-sama makan rumput dan anak-anaknya akan sama-sama berbaring, 
sedang singa akan makan jerami seperti lembu.
 Bayi akan bermain-main dekat liang ular tedung, dan anak yang cerai susu akan mengulurkan tangannya ke sarang ular beludak. Tidak ada yang akan berbuat jahat atau yang berlaku busuk di seluruh gunung-Ku yang kudus. Sebab seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan Tuhan, seperti air laut yang menutupi dasarnya. Maka pada waktu itu taruk dari pangkal Isai akan berdiri sebagai panji-panji bagi para bangsa. Dia akan dicari oleh suku-suku bangsa, dan tempat kediamannya akan menjadi mulia. 
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 72:2.7-8.12-13.17
Kiranya keadilan berkembang dalam zamannya, dan damai sejahtera berlimpah sampai selama-lamanya.
*Ya Allah, kiranya raja mengadili umat-Mu dengan keadilan dan menghakimi orang-orang-Mu yang tertindas dengan hukum! 
*Kiranya keadilan berkembang dalam zamannya
 dan damai sejahtera berlimpah, sampai tidak ada lagi bulan! Kiranya ia memerintah dari laut sampai ke laut, 
dari sungai Efrat sampai ke ujung bumi!
 
*Sebab ia akan melepaskan orang miskin yang berteriak minta tolong,
 ia akan membebaskan orang tertindas dan orang yang tidak punya penolong; ia akan sayang kepada orang lemah dan orang miskin, ia akan menyelamatkan nyawa orang papa. *Biarlah namanya tetap selama-lamanya, kiranya namanya semakin dikenal selama ada matahari Kiranya segala bangsa saling memberkati dengan namanya, dan menyebut dia berbahagia.

Bacaan Injil  Luk 10:21-24
Pada waktu itu bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata, "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau  sembunyikan bagi orang bijak dan pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan di hati-Mu. Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tiada seorang pun yang tahu siapakah Anak selain Bapa, dan siapakah Bapa selain Anak dan orang yang oleh Anak diberi anugerah mengenal Bapa." Sesudah itu berpalinglah Yesus kepada murid-murid-Nya dan berkata, 
"Berbahagialah mata yang melihat apa yang kalian lihat.
 Sebab Aku berkata kepada kamu, banyak nabi dan raja ingin melihat apa yang kalian lihat, namun tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kalian dengar, tetapi tidak mendengarnya." 
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan.
Hari ini kita mendengarkan kisah Injil , bagaimana Yesus ketika Ia merasa gembira. Yesus bergembira , bukan dalam daging, pesta pora dan perjamuan makan makan , tetapi dalam Roh Kudus, dengan doa dan pujian syukur. Apa yang membuat Yesus begitu bergembira? Yesus bergembira justru karena karya karya Allah yang begitu besar, dapat diterima oleh orang orang kecil dan sederhana. Pengenalan akan Bapa dan Yesus sebagai utusan Bapa yang satu dengan Bapa, juga menjadi bagian dari ungkapan syukur Yesus. Ia juga menyatakan bahwa para murid berbahagia karena telah melihat dan mendengar karya karya Tuhan bagi manusia.
Melalui pewartaan Injil para Rasul  dan Gereja turun temurun , kini anugerah keselamatan  itu kita dengarkan dan saksikan sendiri. Kita yang telah percaya kepada Kristus , turut serta dalam ucapan syukur Yesus, karena kita mengakui karya penebusan Allah dalam diri Yesus Kristus, dan kita mengenal Bapa  karena percaya pada sabda Yesus. Allah adalah kasih. Kasih itulah yang menjadi daya penyelamat Allah  bagi manusia dan menjadi daya bagi kita untuk hidup di dunia.
Kasih keselamatan Allah tidak datang secara tiba tiba, mengejutkan. Keselamatan Allah tidak datang seperti pencuri, yang waktunya tidak pernah kita tahu. Allah telah mempersiapkan kedatangan Putra-Nya melalui para nabi, Yesaya menjadi salah seorang yang ditugasi Allah untuk mempersiapkan umat-Nya. Ia mewartakan pengharapan akan keadilan dan kedamaian dimuka bumi ini.  Demikianlah kita pada masa Advent ini . Sebagaimana  Allah mempersiapkan umat-Nya  pada zaman Perjanjian Lama , demikian pula Gereja  mempersiapkan kita untuk menyambut kedatangan Tuhan dalam diri Kanak Kanak  Yesus. Yesus akan datang sebagai Raja Damai . Mereka yang layak menyambut kedatangan –Nya adalah orang orang yang takut akan Allah , takut jika kasih tidak lagi menjiwai hidupnya. Maka jangan biarkan kasih kita kepada sesama sampai memudar, bahkan terhadap orang yang terus membenci kita.
Usaha kita untuk tetap tekun dan setia dalam kasih , itulah yang melayakkan kita  menerima kedatangan Sang Juru Selamat.   

Butir permenungan.
Banyak alasan orang bergembira. Orang bergembira karena lulus ujian, naik kelas, diterima di perguruan tinggi  pilihannya, mendapat pekerjaan, ketemu jodoh. Orang mudah bersyukur setelah penantian yang cukup lama dikabulkan, yaitu mendapat buah hati. Kebahagiaan melebihi yang dibayangkan bisa membuat orang terkagum kagum dan tidak henti hentinya mengucap syukur.
Apakah kita hanya bisa bersyukur bila mengalami hal hal yang membahagiakan ? Apakah dengan hal hal yang tampaknya kecil di mata kita, kita tidak bisa bersyukur? Kesehatan badanlah anugerah yang paling besar . Bagaimana kita dapat bekerja, belajar, melayani orang lain bila tubuh kita tidak sehat? Bagaimana kita akan membantu orang lain bila pernafasan kita terganggu? Udara segar yang kita hirup setiap saat dengan gratis semestinya  sudah bisa membuat kita bersyukur. Mengapa tidak? Apakah kita merasa bahwa itu sudah semestinya? Bila demikian sikap kita , memang tidak mudah untuk bersyukur.
Sudah dari kecil orang tua kita mengajari kita untuk mengucapkan kata “terima kasih”  Sepantasnya kita mudah mengucapkan terima kasih untuk segala hal yang kita terima , tidak hanya barang , tetapi pelayanan , perhatian, dsb. Dua kata yang mudah untuk diucapkan , tetapi dalam kenyataannya menjadi kata yang sulit untuk keluar dari mulut kita. Yesus sudah mengajak kita untuk selalu bersyukur kepada Bapa atas semua yang dialami-Nya  Kalau tidak mulai sekarang kita melatih kembali, lalu kapan lagi?

Doa
Ya Bapa yang Mahabaik, limpahkanlah damai sejahtera kepada keluarga kami, agar kami dapat semakin dekat dengan –Mu, dan selalu melaksanakan kehendak-Mu. Amin


0 komentar:

Post a Comment