May 16, 2018

RENUNGAN HARIAN, (SELASA 22 MEI 2018)

Bacaan Liturgi Selasa  22 Mei 2018

Bacaan Pertama  Yak 4:1-10
Saudara-saudara terkasih, dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kalian? Bukankah dari hawa nafsumu yang saling bergulat dalam dirimu? Kalian menginginkan sesuatu tetapi tidak memperolehnya, lalu kalian membunuh. Kalian iri hati tetapi Kalian tidak sampai ke tujuan, lalu kalian bertengkar dan berkelahi. Kalian tidak memperoleh apa-apa karena kamu tidak berdoa. Atau kalian berdoa juga, tetapi tidak menerima apa-apa, karena kalian salah berdoa,
sebab yang kalian minta akan kalian gunakan untuk memuaskan hawa nafsu. Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kalian tahu,
bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah?
Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah. Janganlah kalian menyangka, bahwa Kitab Suci tanpa alasan berkata, "Roh yang ditempatkan Allah di dalam diri kita,
diingini-Nya dengan cemburu!" Tetapi kasih karunia, yangdianugerahkan Allah kepada kita, lebih besar dari pada itu. Sebab itu Ia berkata, "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati." Maka dari itu tunduklah kepada Allah! Lawanlah Iblis, maka ia akan lari daripadamu. Dekatilah Allah, maka Allah akan mendekati kalian. Tahirkanlah tanganmu, hai kalian orang-orang berdosa!
Sucikanlah hatimu, hai kalian yang mendua hati! Sadarilah kemalanganmu, berdukacita dan merataplah! Hendaklah tertawamu kalian ganti dengan ratap, dan sukacitamu dengan dukacita.
Rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan, dan Ia akan meninggikan kalian.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 55:7-8.9-10a.10b-11a.23
Serahkanlah bebanmu kepada Tuhan, maka Ia menopang engkau.
*Pikirku, "Sekiranya aku diberi sayap seperti merpati, aku akan terbang dan mencari tempat tenang; aku akan lari jauh-jauh dan bermalam di padang gurun.
*Aku akan segera mencari tempat perlindungan terhadap angin ribut dan badai." Bingungkanlah mereka, ya Tuhan, kacaukanlah percakapan mereka.
*Sebab aku melihat kekerasan dan perbantahan di dalam kota! Siang malam mereka mengelilingi kota itu berjalan di atas tembok-temboknya.
*Serahkanlah bebanmu kepada Tuhan, maka Ia akan menopang engkau! Tidak untuk selama-lamanya dibiarkan-Nya orang benar itu goyah.

Bait Pengantar Injil  Gal 6:14
Tiada yang kubanggakan, selain salib Tuhan. Karenanya dunia tersalib bagiku dan aku bagi dunia.

Bacaan Injil Mrk 9:30-37
Pada suatu hari Yesus dan murid-murid-Nya melintasi Galilea. Yesus tidak mau hal itu diketahui orang, sebab Ia sedang mengajar murid-murid-Nya. Ia berkata kepada mereka, "Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia, dan mereka akan membunuh Dia. Tetapi tiga hari setelah dibunuh, Ia akan bangkit." Mereka tidak mengerti perkataan itu, namun segan menanyakannya kepada Yesus. Kemudian Yesus dan murid-murid-Nya tiba di Kapernaum. Ketika sudah berada di rumah
Yesus bertanya kepada para murid itu, "Apa yang kalian perbincangkan tadi di jalan?" Tetapi mereka diam saja, sebab di tengah jalan tadi mereka mempertengkarkan siapa yang terbesar di antara mereka.
Lalu Yesus duduk dan memanggil kedua belas murid itu. Kata-Nya kepada mereka, "Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu,
hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan menjadi pelayan semuanya." Yesus lalu mengambil seorang anak kecil ke tengah-tengah mereka. Kemudian Ia memeluk anak itu dan berkata kepada mereka,
"Barangsiapa menerima seorang anak seperti ini demi nama-Ku, ia menerima Aku. Dan barangsiapa menerima Aku, sebenarnya bukan Aku yang mereka terima, melainkan Dia yang mengutus Aku."
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
Perdebatan tentang siapa yang terbesar tampaknya sering terjadi dalam kehidupan manusia, Orang yang satu menganggap diri lebih kuat, lebih pintar, lebih kaya dari orang orang lain. Karena setiap orang merasa lebih unggul daripada yang lainnya, maka terjadilah persaingan yang tidak sehat, yang bahkan berlanjut dengan tawuran, perang saudara dan lain lain.  Tampaknya jarang sekali orang berebut menjadi pelayan, tetapi lebih senang menjadi orang terkemuka yang selalu dilayani, yang selalu mau  dihormati. Tidak heran kalau orang lebih suka mengikuti acara makan makan dari pada acara bakti sosial.  Mental seperti ini tentu sangat bertentangan dengan nilai Injil.
Pada hari ini Yesus dengan sangat baik mengajarkan kita tentang hal ini. Kita diminta untuk bersikap rendah hati dan menjadi pelayan yang siap menerima siapa saja baik yang kecil , yang terpinggirkan , yang papa, maupun mereka yang dianggap berpengaruh oleh masyarakat. Kita berlomba lomba untuk menjadi pelayan bagi sesama, membantu sesama yang tidak berdaya, menghibur mereka yang putus asa. Kita harus siap menerima mereka yang sangat tidak diperhatikan oleh masyarakatnya. Dengan berbuat demikian , kitalah yang terbesar diantara semua yang ada.
Bagaimana sikap kita terhadap sesama yang menderita, yang tersisihkan, yang dianggap sampah masyarakat?  Apakah kita hanya siap dilayani orang lain? Atau kita hanya siap melayani orang tertentu saja? Atau siap melayani siapa saja yang membutuhkan?

Butir permenungan.
Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kalian? Bukankah dari hawa nafsumu yang saling bergulat dalam dirimu?  Sumber pertengkaran dalam rumah tangga biasanya masalah uang, rasa cemburu dan ketidakselarasan dalam menentukan prioritas . Sumber utama permusuhan dalam pekerjaan adalah iri terhadap rekan kerja . Sumber pertingkaian dalam persahabatan adalah rasa dikhianati.  Sumber sengketa dalam gereja adalah keinginan untuk dihormati, dipuji, dan memperoleh kekuasaan. Jelaslah , sumber segala pertengkaran berasal dari keinginan daging. (Galatia 5 : 19-21)  Sebagai manusia kita menginginkan hidup yang tenang dan damai. Namun gejolak dunia seringkali merampas kedamaian kita. Lalu , apa yang dapat kita lakukan agar hidup kita selaras dengan kehendak Tuhan dan menjauhi pertengkaran dengan sesama? 
1.    Tunduk kepada Allah.  Bunda Maria adalah teladan yang sangat baik.  Ia tunduk kepada Allah dengan berkata “Terjadilah padaku menurut perkataan-Mu”  Saat kita tunduk kepada Allah , Ia pasti mengganjar kita dengan sesuatu yang luar biasa.
2.    Melawan iblis, iblis menggoda kita melalui kelemahan kita. Ia tahu yang kita suka lakukan .Saat kita jatuh, iblis berusaha menguasai kita. Lawanlah iblis dengan cara setia membaca Kitab Suci, hidup doa yang baik dan mempraktekkan firman-Nya dalam keseharian.
3.    Serius terhadap dosa, jangan meremehkan dosa dan menganggap dosa adalah hal yang biasa. Dalam Perjanjian Lama imam membersihkan tangannya sebelum mempersembahkan korban. Ini melambangkan sikap batin kita yang berdosa dan mengakui bahwa kita berdosa  kemudian mengambil keputusan untuk menghentikan dosa itu. Keputusan untuk menghentikan dosa itu, karena dosa selalu merusak persekutuan kita dengan Allah dan menjadi sumber pertengkaran. Menjauhi pertengkaran berarti mendekatkan diri kepada Allah.

Doa.
Ya Tuhan yang mahabaik, jadikanlah kami umat-Mu menjadi pelayan-Mu, pelayan sesama dan jauhkanlah dari diri  kami  keinginan untuk dilayani. Amin.    



Tiada yang kubanggakan, selain salib Tuhan. Karenanya dunia tersalib bagiku dan aku bagi dunia.


0 komentar:

Post a Comment