May 20, 2018

RENUNGAN HARIAN, (JUMAT 25 MEI 2018)

Bacaan Liturgi Jumat 25 Mei 2018
PF S. Maria Magdalena de Pazzi, Perawan
PF S. Gregorius VII, Paus
PF S. Beda, Imam dan Pujangga Gereja

Bacaan Pertama  Yak 5:9-12
Saudara-saudara, janganlah kalian bersungut-sungut dan saling mempersalahkan, agar tidak dihukum. Ingatlah, Hakim telah berdiri di ambang pintu. Saudara-saudara, turutilah teladan penderitaan dan kesabaran para nabi yang telah berbicara demi nama Tuhan.
Sesungguhnya kami menyebut mereka berbahagia, yaitu mereka yang telah bertekun. Kalian telah mendengar ketekunan Ayub dan kalian telah tahu apa yang akhirnya disediakan Tuhan yang maha penyayang dan penuh belas kasih. Tetapi Saudara-saudara, yang terpenting ialah:  jangan kalian bersumpah demi surga maupun demi bumi, ataupun demi sesuatu yang lain. Jika ya, hendaklah kalian katakan ya. Jika tidak, hendaklah kalian katakan tidak, agar kalian tidak terkena hukuman.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 103:1-2.3-4.8-9.11-12
Tuhan itu pengasih dan penyayang.
*Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah Tuhan, hai jiwaku, janganlah lupa akan segala kebaikan-Nya!
*Dialah yang mengampuni segala kesalahanmu, dan menyembuhkan segala penyakitmu! Dialah yang menebus hidupmu dari liang kubur,
dan memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat!
*Tuhan adalah pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Tidak terus-menerus Ia murka, dan tidak selamanya Ia mendendam.
*Setinggi langit dari bumi, demikianlah besarnya kasih setia Tuhan
atas orang-orang yang takut akan Dia! sejauh timur dari barat,
demikianlah pelanggaran-pelanggaran kita dibuang-Nya.

Bait Pengantar Injil  Yoh 17:17ab
Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah kebenaran. Kuduskanlah kami dalam kebenaran.

Bacaan Injil  Mrk 10:1-12
Pada suatu hari Yesus berangkat ke daerah Yudea dan ke daerah seberang sungai Yordan. Di situ orang banyak datang mengerumuni Dia, dan seperti biasa Yesus mengajar mereka. Maka datanglah orang-orang Farisi hendak mencobai Yesus. Mereka bertanya, "Bolehkah seorang suami menceraikan isterinya?" Tetapi Yesus menjawab kepada mereka, "Apa perintah Musa kepada kamu?" Mereka menjawab,
"Musa memberi izin untuk menceraikannya dengan membuat surat cerai." Lalu Yesus berkata kepada mereka, "Karena ketegaran hatimulah Musa menulis perintah itu untukmu. Sebab pada awal dunia, Allah menjadikan mereka pria dan wanita; karena itu pria meninggalkan ibu bapanya dan bersatu dengan isterinya. Keduanya lalu menjadi satu daging. Mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, janganlah diceraikan manusia." Setelah mereka tiba di rumah, para murid bertanya pula tentang hal itu kepada Yesus. Lalu Yesus berkata kepada mereka, "Barangsiapa menceraikan isterinya lalu kawin dengan wanita lain, ia hidup dalam perzinahan terhadap isterinya itu. Dan jika isteri menceraikan suaminya
lalu kawin dengan pria lain, ia berbuat zinah."
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
Sebuah janji yang diucapkan   “.......Saya berjanji setia kepadamu dalam untung dan malang, dan saya mau mencintai dan menghormatimu seumur hidupku...   Demikian  janji saya demi Allah dan Injil suci ini “  Sebuah janji yang begitu manis terucapkan pada waktu dua insan , laki laki dan perempuan mengikrarkan relasi mereka sebagai suami istri dalam Sakramen Perkawinan. Maka jadilah bahwa suami istri mengemban sebuah tugas yang berat, yaitu menjaga agar janji yang mereka ucapkan dapat bertahan hingga maut memisahkan.
Melalui Injil hari ini , kita dihadapkan pada sebuah prinsip mendasar dalam Sakramen Perkawinan, yaitu apa yang telah dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan manusia. Prinsip ini sudah ada pada awal dunia, ketika Allah menciptakan manusia, laki laki dan perempuan. Oleh karena itu laki laki pun perempuan akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan istrinya  sehingga keduanya menjadi satu daging. Melalui Sakramen Perkawinan , Allah menghendaki agar persatuan suami istri adalah persatuan yang saling membahagiakan satu sama lain. Jadi bahagialah suami dan istri yang membangun hidup perkawinannya dengan saling memberikan perlindungan yang kukuh, saling memandang satu dengan yang lain sebagai pribadi yang berharga , saling menghadirkan keramahan dan kelembutan dan saling menjadi obat kehidupan.

Butir permenungan.
Bila kita menelaah kehidupan perkawinan para selebritis melalui televisi, mungkin kita akan heran dan sekaligus prihatin. Mengapa begitu mudahnya terjadi perceraian? Apakah perceraian selalu menjadi jalan keluar terbaik untuk memecahkan masalah masalah yang timbul dalam keluarga? Bukankah perceraian hanya akan menimbulkan masalah baru terlebih bagi anak anak? Dalam situasi dimana perceraian menjadi jalan yang mudah untuk menyelesaikan masalah , maka keluarga Katolik diundang untuk memberi kesaksian tentang Semangat Cinta Kasih, Kesetiaan, Pengampunan. Dalam semangat inilah suami istri Katolik menjaga keluhuran martabat dan kesucian Sakramen Perkawinan.

Doa.
Ya Allah yang mahabaik, bantulah kami umat-Mu, untuk setia menghidupi komitmen yang telah kami ucapkan dalam hidup sehari hari.  Entah komitmen menjadi suami istri , menjadi biarawan biarawati, ataupun komitmen untuk menjadi murid-Mu yang sejati . Amin.





Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah kebenaran. Kuduskanlah kami dalam kebenaran.

0 komentar:

Post a Comment