May 15, 2018

RENUNGAN HARIAN, (MINGGU 20 MEI 2018)

Bacaan Liturgi Minggu 20 Mei 2018
Hari Raya Pentakosta


Bacaan Pertama  Kis 2:1-11
Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya akan Yesus berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah di mana mereka duduk. Lalu tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus. Lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diilhamkan oleh Roh itu kepada mereka untuk dikatakan. Waktu itu di Yerusalem berkumpul orang-orang Yahudi yang saleh dari segala bangsa di bawah kolong langit. Ketika turun bunyi itu, berkerumunlah orang banyak. Mereka bingung karena masing-masing mendengar rasul-rasul itu berbicara dalam bahasa mereka. Mereka semua tercengang-cengang dan heran, lalu berkata,
"Bukankah semua yang berbicara itu orang Galilea? Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar mereka berbicara dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa yang kita pakai di negeri asal kita?
Kita orang Partia, Media, Elam, penduduk Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia, Pontus dan Asia, Frigia dan Pamfilia, Mesir dan daerah-daerah Libia yang berdekatan dengan Kirene, pendatang-pendatang dari Roma, baik orang Yahudi maupun penganut agama Yahudi,
orang Kreta dan orang Arab, kita semua mendengar mereka berbicara dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah."
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 104:1ab.24ac.29bc-30.31.34
Utuslah Roh-Mu, ya Tuhan, dan jadi baru seluruh muka bumi.
*Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Tuhan, Allahku, Engkau sangat besar!
Betapa banyak karya-Mu, ya Tuhan, semuanya Kauubat dengan kebijaksanaan.
*Apabila Engkau mengambil roh mereka, matilah mereka dan kembali menjadi debu. Apabila Engkau mengirim roh-Mu, mereka pun tercipta kembali, dan Engkau membaharui muka bumi.
*Biarlah kemuliaan Tuhan tetap untuk selama-lamanya, biarlah Tuhan bersukacita atas semua yang diciptakan-Nya. Biarlah renunganku berkenan kepada-Nya! Aku hendak bersukacita karena Tuhan.

Bacaan Kedua  Gal 5:16-25
Saudara-saudara, hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh, dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging -- karena keduanya bertentangan -- sehingga setiap kali kamu tidak melakukan apa yang kamu kehendaki. Tetapi kalau kamu membiarkan diri dipimpin oleh Roh, kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat. Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah dan  kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kamu kuperingatkan -- seperti yang telah kulakukan dahulu -- bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian,
ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. Sebaliknya buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, sikap lemah-lembut dan penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu. Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. Jika kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh.
Demikianlah sabda Tuhan.

MADAH PENTAKOSTA
Datanglah Roh Ilahi
dan terangilah kami
dengan sinar surgawi.
   Datanglah sumber kasih
   pelipur hati sedih
   pencipta tanpa pamrih.
Kuatkanlah yang lemah
bangunkanlah yang rebah
segarkanlah yang lelah.
   Sejukkanlah yang panas
   giatkanlah yang malas
   lembutkanlah yang ganas.
O cahaya mulia
penuhilah segera
budi dan hati hamba.
   Tanpa berkat restu-Mu
   tiada sesuatu
   dapat sungguh bermutu.
Yang kotor bersihkanlah
yang kering siramilah
yang luka sembuhkanlah.
   Yang kaku haluskanlah
   yang beku luluhkanlah
   yang sesat pulangkanlah.
Kami umat-Mu ini
mohon dikurniai
sapta rahmat Roh Suci
   Kami mohon berkat-Mu
   agar setia pada-Mu
   dan bahagia selalu.
Amin.

Bacaan Injil  Yoh 15:26-27;16:12-15
Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku.
Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku. Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu,
tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. Tetapi apabila Roh Kebenaran datang, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri,
tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya, itulah yang akan dikatakan-Nya, dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.
Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu
apa yang Dia diterima dari pada-Ku. Segala sesuatu yang Bapa punya adalah kepunyaan-Ku, sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang Dia terima dari pada-Ku."
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
Beberapa kali saya ditanya , mengapa Roh Kudus yang datang pada waktu Yesus dibaptis mengambil lambang merpati, sementara pada hari Pentakosta Roh Kudus turun dalam lambang  “lidah api angin taufan  Pada waktu Yesus dibaptis, turunnya Roh Kudus disusul oleh suara dari langit, “Engkaulah Anak yang Kukasihi, kepada-Mu lah Aku berkenan.” Merpati adalah lambang universal untuk kasih, keakraban, damai dan kemesraan. Pesan-Nya jelas : seperti halnya Yesus adalah Anak yang terkasih, demikian pula dengan pembaptisan kita dilahirkan kembali dalam Roh Kudus menjadi anak Allah yang terkasih. Seperti apapun keadaan kita , kekurangan kita, kita tetap saja anak yang dikasihi oleh Allah. Mungkin saja orang lain , bahkan kadang kadang orang tua tidak mencintai kita. Tetapi Allah tidak pernah tidak mencintai kita. Keyakinan dan pengalaman ini dapat menjadi kekuatan dahsyat untuk menjalani peziarahan hidup kita.  Sementara itu, menjelang Pentakosta , para murid ( yang akan menerima Roh Kudus) berada dalam keadaan yang amat memprihatinkan, Mereka takut kepada orang Yahudi  yang telah membunuh Yesus. Mereka kecewa karena harapan harapan mereka tidak menjadi kenyataan. Mereka bingung karena masa depan mereka tidak jelas lagi. Karena itu, mereka boleh dikatakan lumpuh, tidak berani dan tidak dapat berbuat apa apa. Kepada mereka ini, Roh Kudus turun dalam lambang api yang membakar hati yang beku, dalam lambang angin taufan yang menggoncang. Daya api dan taufan itu membuat mereka bangkit , bebas dari rasa takut, kecewa dan bingung dan dibuat berani mewartakan Kristus yang wafat dan bangkit yang menjadi sumber keselamatan manusia.

Butir permenungan.
Hari Pentakosta mengajak kita merenungkan bagaimana kita mesti membuat keputusan yang harus selalu sesuai  dengan tuntunan Roh Kudus. Patokannya tidak sulit, Apabila seluruh proses keputusan dari awal , proses hingga akhir  membawa buah yang baik, seperti kasih, damai sejahtera, kebaikan, kemurahan dan seterusnya, tentu dapat kita yakini  bahwa keputusan  itu sudah benar dan baik.

Doa.
Ya Roh Kudus, turunlah atas kami semua , Bukalah hati dan pikiran kami umat-Mu, untuk mengerti bahasa cinta yang Kau berikan  kepada kami . Amin.



"Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.   Aku akan minta kepada Bapa, 
dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain,   yaitu Roh Kebenaran, 
supaya Ia menyertai kamu selamanya


0 komentar:

Post a Comment