May 2, 2018

RENUNGAN HARIAN, (JUMAT 4 MEI 2018)

Bacaan Liturgi  Jumat  4 Mei 2018

Bacaan Pertama  Kis 15:22-31
Pada akhir sidang pemuka jemaat di Yerusalem yang membicarakan soal sunat, rasul-rasul dan penatua-penatua beserta seluruh jemaat
mengambil keputusan untuk memilih dari antara mereka beberapa orang yang akan diutus ke Antiokhia bersama-sama dengan Paulus dan Barnabas. Yang terpilih yaitu Yudas yang disebut Barsabas dan Silas.
Keduanya adalah orang terpandang di antara saudara-saudara itu.
Kepada mereka diserahkan surat yang bunyinya: "Salam dari rasul-rasul dan penatua-penatua, dari saudara-saudaramu, kepada saudara-saudara di Antiokhia, Siria dan Kilikia yang berasal dari bangsa-bangsa lain. Kami telah mendengar, bahwa ada beberapa orang di antara kami,
yang tiada mendapat pesan dari kami, telah menggelisahkan dan menggoyangkan hatimu dengan ajaran mereka. Sebab itu dengan bulat hati kami telah memutuskan untuk memilih dan mengutus beberapa orang kepada kamu bersama-sama dengan Barnabas dan Paulus yang kami kasihi, yaitu dua orang yang telah mempertaruhkan nyawanya
karena nama Tuhan kita Yesus Kristus. Maka kami telah mengutus Yudas dan Silas, yang dengan lisan akan menyampaikan pesan yang tertulis ini juga kepada kamu. Sebab adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami, supaya kepada kamu jangan ditanggungkan lebih banyak beban dari pada yang perlu, yakni: kamu harus menjauhkan diri
dari makanan yang dipersembahkan kepada berhala, dari darah, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari percabulan. Jikalau kamu memelihara diri dari hal-hal ini, kamu berbuat baik. Sekianlah, selamat."
Setelah berpamitan, Yudas dan Silas berangkat ke Antiokhia. Di situ mereka memanggil seluruh jemaat berkumpul, lalu menyerahkan surat itu kepada mereka. Setelah membaca surat itu, jemaat bersukacita karena isinya yang menghiburkan.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 57:8-9.10-12
Aku mau bersyukur kepada-Mu, Tuhan, di antara bangsa-bangsa.
*Hatiku siap, ya Allah, hatiku siap; aku mau menyanyi, aku mau bermazmur. Bangunlah, hai jiwaku, bangunlah hai gambus dan kecapi,
mari kita membangunkan fajar!
*Tuhan, aku mau bersyukur kepada-Mu di antara bangsa-bangsa,
aku mau bermazmur bagi-Mu di antara suku-suku bangsa. Sebab kasih setia-Mu menjulang setinggi langit, dan kebenaran-Mu setinggi awan-gemawan. Bangkitlah mengatasi langit, ya Allah! Biarlah kemuliaan-Mu meliputi seluruh bumi!

Bait Pengantar Injil  Yoh 15:15b
Aku menyebut kamu sahabat, sabda Tuhan, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku.

Bacaan Injil  Yoh 15:12-17
Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.
Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya. Tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku,
diberikan-Nya kepadamu. Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain."
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
Mengapa seorang petinggi negeri tak peduli suara hati nurani ? Karena posisi dan harga diri. Mengapa seorang pedagang jalanan berani mati melawan satuan polisi? Demi sesuap nasi. Mengapa para demonstran membabi buta , baku hantam, caci maki, berlaku anarki, langgar  norma norma manusiawi? Bukti perlunya kasih mengasihi.
Yesus berkata :” Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.”  Yesus tidak meminta dari murid murid-Nya melebihi apa yang Ia berikan. Ia menghendaki kita saling mengasihi  karena Ia sendiri lebih dulu telah mengasihi kita. Dengan demikian , kasih Yesus bukan tanpa tujuan, tetapi Ia mengasihi kita agar dengan pengalaman kasih-Nya  itu kita pun mampu saling mengasihi. Perintah itupun telah Ia praktikkan lebih dahulu dengan rela mati karena dan demi kita. Bagi-Nya pengorbanan nyawa menjadi ukuran tertinggi dari kasih itu, sebab “ tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat sahabatnya.”  Dengan demikian kalau kita melaksanakan perintah perintah-Nya, Yesus memperhitungkan kita sebagai sahabat sahabat-Nya, atau orang orang yang memiliki hubungan paling dekat dan akrab dengan-Nya, atau orang orang yang menjadi partner dalam pergaulan dan karya-Nya.
Memang Yesus telah datang untuk memanggil dan memilih kita menjadi sahabat sahabat-Nya. Oleh karena itu, Ia mau memberi tahukan kepada kita segala sesuatu yang telah didengar dari Bapa-Nya.  Karena itu pula , kita bukan hamba sebab seorang hamba hanya melakukan apa yang diperintahkan tuannya dan tidak pernah menjadi partner kerja yang sederajat dengannya atau sahabat-Nya.
Dengan menyerahkan nyawa kepada sahabat sahabat-Nya , Yesus mau mengajarkan mereka dua hal
Pertama   : mereka semua sungguh berarti dihadapan-Nya.
Kedua      : mereka pun harus berani mengorbankan nyawa demi membela sesamanya yang membutuhkan.
Yesus datang ke dunia untuk menjadi pewarta dan pelaksana sabda Bapa, Sebelum meninggalkan dunia , perintah yang sama  Yesus berikan kepada para murid . Sebagai penerus para murid, siapkah kita menjadi pewarta dan pelaksana  Sabda Tuhan  dalam kehidupan sehari hari?

Butir permenungan.
Melalui sabda-Nya hari ini , Yesus memerintahkan kita untuk saling mengasihisatu dengan yang lain, sebagai balasan atas kasih-Nya kepada kita. Mengasihi sesama atau saling mengasihi adalah hal yang mutlak perlu dalam kehidupan manusia dalam kebersamaan dengan sesamanya. Dengan saling mengasihi, manusia akan mengalami hidup yang dihiasi kedamaian, sukacita dan ketenteraman. Dengan saling mengasihi, manusia akan terhindar dari pertengkaran, perselisihan , saling menyakiti, dan berbagai jenis kejahatan lainnya. Dengan saling mengasihi , manusia akan mengalami kasih Allah yang menyelamatkan  karena dalam kasih , manusia akan menghadirkan Allah dalam kehidupannya. Tentu saja kasih yang dimaksud oleh Yesus bukanlah kasih yang hanya nampak dalam kata kata hampa, tetapi kasih yang ditunjukkan dalam perbuatan nyata.. Perbuatan kasih seperti ini mengedepankan nilai pengorbanan demi kebahagiaan sesama karena tanpa pengorbanan , kasih yang tulus akan sulit dihayati.
Dengan saling mengasihi satu sama lain,  secara tidak langsung kita telah menjadikan diri kita sebagai penyalur berkat Tuhan bagi sesama. Karena kalau kita berbuat kasih, Allah pasti bersemayam ditengah tengah kita. Dengan berbuat kasih, kita menjadi sahabat sahabat Yesus . Dengan mengasihi kita menghadirkan Yesus dalam situasi kehidupan sesama. Oleh karena itulah , marilah kita selalu ingat akan sabda Yesus yang mengarahkan kita untuk saling mengasihi satu sama lain. Mari kita jadikan kasih sebagai dasar dan pedoman dalam segala perkataan dan perbuatan kita dalam kebersamaan kita dengan orang lain, tanpa membeda bedakan , dimanapun kita berada serta dalam situasi apapun yang kita alami.

Doa.
Ya Tuhan yang mahakuasa, meskipun tidak pantas dan tidak layak, Engkau mempercayakan kepada kami umat-Mu menjadi pewarta dan pelaksana Sabda-Mu. Semoga tugas suci ini dapat kami jalankan dengan baik dalam kehidupan sehari hari.  Amin.






Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.

0 komentar:

Post a Comment