May 24, 2018

RENUNGAN HARIAN, (SELASA 29 MEI 2018)

Bacaan Liturgi Selasa  29 Mei 2018

Bacaan Pertama  1Ptr 1:10-16
Saudara-saudara terkasih, para nabi telah menyelidiki dan meneliti keselamatan kalian. Mereka telah bernubuat tentang kasih karunia
yang diperuntukkan bagimu. Mereka telah meneliti pula saat yang bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh Kristus, yang ada di dalam mereka. Roh itu sebelumnya memberi kesaksian tentang segala penderitaan yang akan menimpa Kristus dan tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudahnya. Kepada para nabi itu telah dinyatakan
bahwa mereka bukan melayani diri mereka sendiri, melainkan melayani kalian dengan segala sesuatu yang sekarang diberitakan kepada kalian
dengan perantaraan mereka yang oleh Roh Kudus Surgawi  menyampaikan berita Injil kepada kalian. Dan pokok pewartaan itu ialah
apa yang bahkan para malaikat pun ingin mengetahuinya. Sebab itu siapkanlah akal budimu, waspadalah, dan taruhlah harapanmu sepenuhnya pada kasih karunia yang dianugerahkan kepadamu
pada waktu penyataan Yesus Kristus. Hiduplah sebagai anak-anak yang taat, dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kalian pada waktu kalian belum beriman. Hendaklah kalian menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang telah memanggil kalian itu kudus.
Sebab ada tertulis: Hendaklah kalian kudus, seperti Aku kudus adanya.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 98:1.2-3ab.3c-4
Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang dari pada-Nya.
*Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya,
oleh lengan-Nya yang kudus.
*Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang dari pada-Nya, Ia telah menyatakan keadilan-Nya di hadapan para bangsa. Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel.
*Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita. Bersorak-soraklah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah, dan bermazmurlah!
Bait Pengantar Injil  Mat 11:25
Terpujilah Engkau Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada kaum sederhana.

Bacaan Injil Mrk 10:28-31
Setelah Yesus berkata betapa sukarnya orang kaya masuk Kerajaan Allah, berkatalah Petrus kepada Yesus, "Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikuti Engkau." Maka Yesus menjawab,
"Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, barangsiapa meninggalkan rumah, saudara-saudari, ibu atau bapa, anak-anak atau ladangnya,
pada masa ini juga ia akan menerima kembali seratus kali lipat: rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, anak dan ladang,
sekalipun disertai berbagai penganiayaan; dan di masa datang ia akan menerima hidup yang kekal. Tetapi banyak orang yang terdahulu
akan menjadi yang terakhir, dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu."
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
Ada seorang pemuda yang baru saja lulus dari perguruan tinggi, anak itu berambut gondrong bercelana jeans yang berlubang lubang. Ya maklum anak muda, Tetapi begitu ia diterima disekolah lanjutan dan menjadi guru, ia bisa berubah total. Kini penampilannya rapi, rambutnya pendek, pakaiannya bersih. Status pekerjaannya sebagai guru mengubah hidupnya yang tadinya seenaknya dan nglemprot ke penampilan seorang guru yang harus memberikan teladan kepada murid muridnya. Demikianlah status atau martabat seseorang bisa mengubah perilaku dan gaya hidup orang itu.  Santo Petrus berpikir kurang lebih sama dengan contoh diatas. Kini kita semua telah menjadi murid murid Kristus, kini kita semua sudah umat Allah , anak anak Allah. Sebagai umat Allah tentu saja hidup kita harus berpadanan dengan martabat baru ini. Santo Petrus berkata : Hendaknya kalian menjadi kudus didalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang telah memanggil kalian itu kudus..... Hendaklah kalian kudus, seperti Allah kudus adanya. Kita ini sudah ditebus oleh Tuhan yang kudus , maka kita pun harus hidup sesuai dengan status orang yang telah menebus itu, yakni juga kudus, hidup baik, tidak menuruti hawa nafsu, Dalam bahasa Injil, marilah kita berani meninggalkan segala sesuatu dan mengikuti Kristus.

Butir  permenungan.
Memang baik apabila ada orang yang bercita cita untuk menjadi orang kudus. Ya mengapa tidak, Tetapi kekudusan hendaknya tidak dijadikan tujuan hidup kita, Kesatuan dengan Tuhan tetaplah yang menjadi tujuan. Menjadi kudus itu hanyalah buah dari kesatuan dengan Tuhan. Itu berarti, apabila kita tekun berbuat baik, tidak marah bila dibuat jengkel, mengampuni saat mendapat perlakuan yang tidak baik, tersenyum pada teman yang telah mengkhianati kita, kita sedang mengungkapkan martabat luhur kita sebagai anak anak Allah dan murid murid Kristus yang baik, Itu yang semestinya harus kita lakukan.

Doa.
Ya Tuhan yang mahabaik dan kekal, teguhkanlah persatuan dan kesatuan diantara kami umat-Mu, Bantulah kami untuk saling terbuka, saling percaya dan mau menerima sesama kami apa adanya sesuai dengan kehendak-Mu. Amin.




*Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.  Bersorak-soraklah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah, dan bermazmurlah!


0 komentar:

Post a Comment