Kalender Liturgi Sabtu 07 Okt 2023
Renungan.
Banyak
orang bingung dengan dogma Santa Perawan
Maria dikandung tanpa noda, Dogma ini tidak berbicara mengenai Santa Perawan
Maria mengandung dari Roh Kudus melainkan tentang Maria sebagai wanita pilihan Allah sejak perkandungannya. Santa
Maria bersih , jauh dari kotor atau dosa karena ia ditugasi oleh Allah untuk
mengandung Yang Kudus. Dapatkah sarana
yang kotor menghasilkan yang bersih ?
Tentu saja tidak. Santa Maria menerima kekhususan ini berkat jasa Yesus
Kristus. Dogma ini ditetapkan pada tanggal 8 Desember 1854 oleh Paus Pius IX Dalam beberapa penampakan, Bunda Maria menegaskan dogma Santa Perawan Maria
Dikandung tanpa noda dosa . Pada tahun 1531 di Guadalupe, Bunda Maria mengatakan
pada Juan Diego , “ Akulah Perawan Maria yang
tidak bercela Bunda dari Allah
yang benar.” Pada tahun 1930 Bunda Maria
mengatakan kepada Santa Katarina Laboure agar dibuat medali wasiat dengan
tulisan “ Maria yang dikandung tanpa
noda dosa , doakanlah kami yang berlindung padamu” Ketika penampakan kepada Bernadete di Lourdes
pada tahun 1858 Bunda Maria juga menyatakan “ Akulah yang dikandung tanpa noda
dosa ” Apa makna perayaan ini bagi iman
kita? Anugerah karunia tentu membawa
sukacita. Apalagi karunia itu sangat
khusus dan bermanfaat bagi orang lain. Ini semata mata karena karunia Allah
Dalam Gentium 56 dikatakan “ tidak
mengherankan bahwa diantara Para Bapa Suci
menjadi lazim untuk menyebut
Bunda Allah suci seutuhnya dan tidak terkena cemar dosa manapun juga., bagaikan mahluk yang
diciptakan dan dibentuk oleh Roh Kudus.
Perawan dari Nazaret itu sejak pertama dalam rahim dikaruniai dengan semarak
kesucian yang sangat istimewa” Dikandung tanpa noda adalah karunia . Pengakuan
terhadap dogma ini sudah berkembang sejak tahun 1246. Allah menyediakan rahim
yang tidak bernoda asal maupun dosa pribadi dan membuat Maria dikandung tanpa
noda. Mungkin ada yang bertanya apa bedanya dengan ketidak berdosaan pada
Yesus? Tentu saja kekudusan Yesus
berasal dari Diri-Nya sendiri, sedangkan Maria ketidak berdosanya ada diluar
dirinya karena relasinya dengan Allah
melalui Yesus . Dia memiliki hubungan yang erat dengan Yesus dalam karya penebusan . Namun sekalipun demikian Maria tetap mengalami akibat dari dosa dan terlihat dalam kemalangan manusia seperti penderitaan dan kematian.
Penghormatan terhadap karunia yang dimiliki oleh Maria ini membawa kita pada
pengakuan terhadap kuasa Allah yang membebaskan dan bukan pada penyembahan akan
karunia yang dianugerahkan kepada Maria.
Butir Permenungan
Hari
raya kabar sukacita ini menjadi cahaya ditengah situasi manusia yang kehilangan
harapan akan keselamatan karena dosa Adam dan sederetan dosa berikutnya. Harapan dan
keselamatan menjadi kabur . Memang ini misteri karya Allah , namun
misteri ini, tidak lepas dari sisi kemanusiaan dan perjuangan Maria. Malaekat
menyebut Maria sebagai pribadi yang
dikarunia dan disertai Allah . Allah memberi
karunia dan menyertai Maria (Luk 1:28) . Ini mengandaikan Maria memiliki
kualitas pribadi yang baik, sebagai putri Israel. Bisa jadi Maria hidup taat
dan menjaga kualitas hidupnya. Kerendahan
hati Maria membuatnya tidak menjadi pribadi
sombong, Walau ia berkenan dihadapan Allah , tetapi ia tidak sombong.
Bahkan Maria justru takut akan Allah, Karena itu malaikat menegaskan “ Jangan
takut, hai Maria , sebab engkau beroleh
kasih karunia dihadapan Allah. (ay 30) . Kerendahan hati dan kedekatan kita
dengan Allah, seharusnya tidak membuat tidak
kita jatuh dalam kesombongan rohani, juga tidak membebaskan kita dari
rasa takut dan bingung.. Karena itu , jelas bahwa dalam situasi apapun membangun kerendahan hati adalah sifat
dasar yang penting. Maria mengalami ketidak mengertian katanya, “bagaimana hal itu mungkin terjadi ,
karena aku belum bersuami? (ay 34) . Ini adalah pertanyan iman yang sering kita
hadapi manakala logika manusiawi kita rasakan, berbeda dengan kehendak Allah . Pertanyaan bahkan pembelaan diri sering kita
lakukan untuk menolak kehendak Allah . Maria tidak mengikuti semata mata
keinginan dan kehendaknya . Ia bertanya bukan karena mau menentang kehendak
Allah . Ini adalah bentuk pergulatan dan penegasan iman Maria. Pada akhir pergulatan imannya , Maria
menyerahkan diri pada kehendak Allah , “Sesungguhnya aku ini adalah Hamba Allah , jadilah padaku menurut
menurut perkataan-Mu itu “ (ay 38), Maria berani menyerahkan seluruh kehendaknya dalam kehendak Allah , walau belum tahu
seperti apa dinamika perjalanan imannya . Keberanian Maria dalam bentuk menyerahkan diri pada kehendak Allah menjadi
berita gembira keselamatan.
Keberanian
kita menyerahkan diri pada kehendak Allah tentunya juga membawa keselamatan
bagi diri kita dan orang lain.
Doa.
Ya
Tuhan , bentuklah hatiku agar menyerupai hati Bunda Maria yang mampu menerima masalah kehidupan dengan penuh iman,
Amin.
“Sesungguhnya
aku ini adalah Hamba Allah , jadilah
padaku menurut menurut perkataan-Mu itu “
0 komentar:
Post a Comment