October 4, 2023

RENUNGAN HARIAN SABTU 07 OKTOBER 2023

Kalender Liturgi Sabtu  07 Okt 2023

 


  PW SP Maria, Ratu Rosario

Warna Liturgi: Putih
Bacaan I  Kis 1:12-14
Setelah Yesus diangkat ke surga,  dari bukit yang disebut Bukit Zaitun,
kembalilah para rasul dari sana ke Yerusalem  yang hanya seperjalanan Sabat jauhnya.  Setelah tiba di kota,  naiklah mereka ke ruang atas tempat mereka menumpang.  Mereka itu ialah Petrus dan Yohanes,
Yakobus dan Andreas,  Filipus dan Tomas, Bartolomeus dan Matius,
Yakobus bin Alfeus, Simon orang Zelot dan Yudas bin Yakobus. Dengan sehati mereka semua bertekun dalam doa bersama, dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan  Luk 1:46-47.48-49.50-51.52-53.54-55
Tuhan mendengarkan kaum miskin.
*Aku mengagungkan Tuhan, hatiku bersukaria karena Allah, penyelamatku.  Sebab Ia memperhatikan daku, hamba-Nya yang hina ini.
*Mulai sekarang aku disebut Yang Bahagia  oleh sekalian bangsa.
Sebab perbuatan besar dikerjakan bagiku  oleh Yag Mahakuasa; kuduslah nama-Nya.
*Kasih sayang-Nya turun-temurun  kepada orang yang takwa.
Perkasalah perbuatan tangan-Nya;  dicerai-beraikan-Nya orang yang angkuh hatinya.
*Orang yang berkuasa diturunkan-Nya dari takhta,  yang hina dina diangkat-Nya.  Orang lapar dikenyangkan-Nya dengan kebaikan;
orang kaya diusirnya pergi dengan tangan kosong.
*Menurut janji-Nya kepada leluhur kita,  Allah telah menolong Israel, hamba-Nya.Demi kasih sayang-Nya kepada Abraham  serta keturunan untuk selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil  Luk 1:28
Salam, hai engkau yang dikaruniai,  Tuhan menyertai engkau.

Bacaan Injil  Luk 1:26-38:
Dalam bulan keenam,  Allah mengutus Malaikat Gabriel ke sebuah kota di Galilea,  bernama Nazaret,  kepada seorang perawan  yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud.
Nama perawan itu Maria.  Ketika masuk ke rumah Maria,  malaikat itu berkata,  "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau."
Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hati,
apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya,  "Jangan takut, hai Maria,  sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah.
Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki,  dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus.
Ia akan menjadi besar dan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi.
Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud,
bapa leluhur-Nya.  Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub
sampai selama-lamanya,  dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan."
Kata Maria kepada malaikat itu,  "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?"  Jawab malaikat itu kepadanya,
"Roh Kudus akan turun atasmu,  dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau;  sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu
akan disebut kudus, Anak Allah.  Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu,  ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya,  dan inilah bulan yang keenam bagi dia yang dikatakan mandul itu.  Sebab bagi Allah tidak ada hal yang mustahil."  Maka kata Maria,
"Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; terjadilah padaku menurut perkataanmu."  Lalu malaikat itu meninggalkan Maria.
Demikianlah sabda Tuhan.

 

Renungan.

Banyak orang bingung dengan dogma  Santa Perawan Maria dikandung tanpa noda, Dogma ini tidak berbicara mengenai Santa Perawan Maria mengandung dari Roh Kudus melainkan tentang Maria sebagai wanita  pilihan Allah sejak perkandungannya. Santa Maria bersih , jauh dari kotor atau dosa  karena ia ditugasi oleh Allah untuk mengandung  Yang Kudus. Dapatkah sarana yang kotor  menghasilkan yang bersih ? Tentu saja tidak. Santa Maria menerima kekhususan ini berkat jasa Yesus Kristus. Dogma ini ditetapkan pada tanggal 8 Desember 1854 oleh Paus Pius IX  Dalam beberapa penampakan, Bunda Maria  menegaskan dogma Santa Perawan Maria Dikandung tanpa noda dosa . Pada tahun 1531 di Guadalupe, Bunda Maria mengatakan pada Juan Diego , “ Akulah Perawan Maria yang  tidak bercela  Bunda dari Allah yang benar.”  Pada tahun 1930 Bunda Maria mengatakan kepada Santa Katarina Laboure agar dibuat medali wasiat dengan tulisan  “ Maria yang dikandung tanpa noda dosa , doakanlah kami yang berlindung padamu”  Ketika penampakan kepada Bernadete di Lourdes pada tahun 1858 Bunda Maria juga menyatakan “ Akulah yang dikandung tanpa noda dosa ”  Apa makna perayaan ini bagi iman kita?   Anugerah karunia tentu membawa sukacita.  Apalagi karunia itu sangat khusus dan bermanfaat bagi orang lain. Ini semata mata karena karunia Allah Dalam Gentium 56 dikatakan  “ tidak mengherankan bahwa diantara Para Bapa Suci  menjadi lazim  untuk menyebut Bunda Allah suci seutuhnya dan tidak terkena cemar  dosa manapun juga., bagaikan mahluk yang diciptakan  dan dibentuk oleh Roh Kudus. Perawan dari Nazaret itu sejak pertama dalam rahim dikaruniai dengan semarak kesucian yang sangat istimewa” Dikandung tanpa noda adalah karunia . Pengakuan terhadap dogma ini sudah berkembang sejak tahun 1246. Allah menyediakan rahim yang tidak bernoda asal maupun dosa pribadi dan membuat Maria dikandung tanpa noda. Mungkin ada yang bertanya apa bedanya dengan ketidak berdosaan pada Yesus?  Tentu saja kekudusan Yesus berasal dari Diri-Nya sendiri, sedangkan Maria ketidak berdosanya ada diluar dirinya karena relasinya dengan Allah  melalui Yesus . Dia memiliki hubungan yang erat dengan Yesus  dalam karya penebusan .  Namun sekalipun demikian  Maria tetap mengalami akibat dari dosa  dan terlihat dalam kemalangan manusia  seperti penderitaan dan kematian. Penghormatan terhadap karunia yang dimiliki oleh Maria ini membawa kita pada pengakuan terhadap kuasa Allah yang membebaskan dan bukan pada penyembahan akan karunia yang dianugerahkan kepada Maria.

 

Butir Permenungan

Hari raya kabar sukacita ini menjadi cahaya ditengah situasi manusia yang kehilangan harapan akan keselamatan karena dosa Adam dan sederetan dosa berikutnya.  Harapan dan  keselamatan menjadi kabur . Memang ini misteri karya Allah , namun misteri ini, tidak lepas dari sisi kemanusiaan dan perjuangan Maria. Malaekat menyebut Maria sebagai  pribadi yang dikarunia dan disertai Allah . Allah memberi  karunia dan menyertai Maria (Luk 1:28) . Ini mengandaikan Maria memiliki kualitas pribadi yang baik, sebagai putri Israel. Bisa jadi Maria hidup taat dan menjaga kualitas hidupnya.  Kerendahan hati Maria membuatnya tidak menjadi pribadi  sombong, Walau ia berkenan dihadapan Allah , tetapi ia tidak sombong. Bahkan Maria justru takut akan Allah, Karena itu malaikat menegaskan “ Jangan takut, hai  Maria , sebab engkau beroleh kasih karunia dihadapan Allah. (ay 30) . Kerendahan hati dan kedekatan kita dengan Allah, seharusnya tidak membuat tidak  kita jatuh dalam kesombongan rohani, juga tidak membebaskan kita dari rasa takut dan bingung.. Karena itu , jelas bahwa dalam situasi  apapun membangun kerendahan hati adalah sifat dasar yang penting.  Maria  mengalami ketidak mengertian  katanya, “bagaimana hal itu mungkin terjadi , karena aku belum bersuami? (ay 34) . Ini adalah pertanyan iman yang sering kita hadapi manakala logika manusiawi kita rasakan, berbeda  dengan kehendak Allah .  Pertanyaan bahkan pembelaan diri sering kita lakukan untuk menolak kehendak Allah . Maria tidak mengikuti semata mata keinginan dan kehendaknya . Ia bertanya bukan karena mau menentang kehendak Allah . Ini adalah bentuk pergulatan dan penegasan iman Maria.  Pada akhir pergulatan imannya , Maria menyerahkan diri pada kehendak Allah , “Sesungguhnya aku ini  adalah Hamba Allah , jadilah padaku menurut menurut perkataan-Mu itu “ (ay 38), Maria berani menyerahkan seluruh kehendaknya  dalam kehendak Allah , walau belum tahu seperti apa dinamika perjalanan imannya . Keberanian Maria dalam bentuk  menyerahkan diri pada kehendak Allah menjadi berita  gembira keselamatan.

Keberanian kita menyerahkan diri pada kehendak Allah tentunya juga membawa keselamatan bagi diri kita dan orang lain.

 

Doa.

Ya Tuhan , bentuklah hatiku agar menyerupai hati Bunda Maria yang mampu  menerima masalah kehidupan dengan penuh iman, Amin.    

 

 

 

 

 

“Sesungguhnya aku ini  adalah Hamba Allah , jadilah padaku menurut menurut perkataan-Mu itu “

0 komentar:

Post a Comment