March 18, 2019

RENUNGAN HARIAN ( RABU 27 MARET 2019 )


Bacaan Liturgi Rabu 27 Maret 2019

Bacaan Pertama  Ul 4:1.5-9
Di padang gurun seberang Sungai Yordan  Musa berkata kepada bangsanya,  "Hai orang Israel, dengarlah ketetapan dan peraturan  yang kuajarkan kepadamu untuk dilakukan, supaya kamu hidup  dan memasuki serta menduduki negeri  yang diberikan kepadamu oleh Tuhan, Allah nenek moyangmu.  Ingatlah, aku telah mengajarkan ketetapan dan peraturan kepadamu, seperti yang diperintahkan kepadaku oleh Tuhan, Allahku, supaya kamu melakukan yang demikian di dalam negeri, yang akan kamu masuki untuk mendudukinya.
Lakukanlah itu dengan setia, sebab itulah yang akan menjadi kebijaksanaan dan akal budimu di mata bangsa-bangsa.  Begitu mendengar segala ketetapan ini mereka akan berkata: Memang bangsa yang besar ini adalah umat yang bijaksana dan berakal budi.  Sebab bangsa besar manakah yang mempunyai allah yang demikian dekat kepadanya seperti Tuhan, Allah kita, setiap kali kita memanggil kepada-Nya?   Dan bangsa besar manakah  yang mempunyai ketetapan dan peraturan demikian adil seperti seluruh hukum,  yang kubentangkan kepadamu pada hari ini?  Tetapi waspadalah dan berhati-hatilah,  supaya jangan engkau melupakan hal-hal yang dilihat oleh matamu sendiri itu, dan supaya jangan semuanya itu hilang dari ingatanmu 
seumur hidup. Beritahukanlah semuanya itu kepada anak-anakmu dan kepada cucu cucumu serta cicitmu."
Demikianlah Sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 147:12-13.15-16.19-20
Megahkanlah Tuhan, hai Yerusalem!
*Megahkanlah Tuhan, hai Yerusalem, pujilah Allahmu, hai Sion!  Sebab Ia meneguhkan palang pintu gerbangmu, dan memberkati anak-anak yang ada padamu.
*Ia menyampaikan perintah-Nya ke bumi; dengan segera firman-Nya berlari.  Ia menurunkan salju seperti bulu domba  dan menghamburkan embun beku seperti abu.
*Ia memberitakan firman-Nya kepada Yakub, ketetapan dan hukum-hukum-Nya kepada Israel.  Ia tidak berbuat demikian kepada segala bangsa,  dan hukum-hukum-Nya tidak mereka kenal.

Bait Pengantar Injil  Yoh 6:63b.68a
Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah roh dan kehidupan.  Engkau mempunyai sabda kehidupan kekal.

Bacaan Injil  Mat 5:17-19
Dalam khotbah di bukit Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,  "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.  Karena Aku berkata kepadamu:   Sungguh, selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun  tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat,   sebelum semuanya terjadi. Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat-tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Surga.  Tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga."
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
Sabda Yesus: “Janganlah kamu menyangka bahwa Aku datang untuk meniadakan Hukum Taurat atau Kitab Para Nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya melainkan untuk menggenapinya” Kukira akan mengurangi hukum dan aturan aturan  Siapa yang tidak senang jika aturan hidup ini sedikit dan enak enak? Maunya kan?  Ternyata kedatangan Yesus untuk menggenapinya. Bisa jadi melengkapi , maksudnya memberi roh, semangat atau spiritualitas yang lebih dalam sehingga orang diajak melaksanakan hukum tidak sekedar menjalankan aturan. Itu belum cukup menurut Yesus. Apa yang kurang? Roh nya , daya dorong dari dalam yang kurang, apa itu . Kasih.   Kasih telah diajarkan oleh Yesus , namun juga telah dihidupi-Nya sendiri sampai  Golgota . Ya, kasih yang dilaksanakan-Nya sampai disalib. Ia mengajarkannya dan memperjuangkan kebenaran tidak dengan kekerasan , namun dengan kasih, Disini kelihatan semangat dibelakang menjalankan hukum, bukan hanya tujuannya saja tetapi caranya. Kasih tidak diperjuangkan dengan kekerasan. Maka ketika kekerasan yang bicara , Yesus diam.  Yesus sekarang ini tidak hadir dalam wujud manusia, namun dalam rupa Roh Kudus.  Roh Nya tetap menyemangati, mendorong, mengobarkan dan membuat kita berani untuk bertindak. Menjadi murid Yesus tidak hanya saat kita mengalami pengalaman yang biasa biasa, atau pengalaman yang enak enak saja. 
Menjadi murid Yesus berarti harus berani memikul salibnya dan berjalan dibelakang Yesus.  Singkatnya, menjadi murid Yesus harus berani menderita, dalam untung dan malang. Sementara kita kita ini cenderung menghindari hal hal yang tidak enak, cenderung mencari jalan pintas. Padahal berhadapan dengan kesulitan, kesusahan, walau kecil kecil , tetap dibutuhkan kesetiaan untuk menuju kebahagiaan yang sejati. Bagaimana sikap, daya dorong kita dalam mengikuti Sang Guru kita yang berjalan memikul salib ?.

Butir Permenungan.
Hukum Taurat diberikan sebagai pedoman hidup dihadapan Allah dan sesama. Hukum Taurat bukan hanya berisi Sepuluh Perintah Allah tetapi ada 613 peraturan yang harus dilakukan  jika seseorang ingin dibenarkan, diberkati dan dikasihi oleh Allah. Itulah sebabnya belum pernah seorangpun berhasil mentaati dan melakukan Hukum Taurat dengan sempurna, Karena itu Yesus datang kedunia untuk menggenapi dan menyempurnakan seluruh Hukum Taurat  bukan meniadakannya. Artinya Yesus mentaati dan melaksanakan seluruh Hukum Taurat secara sempurna dengan perkataan dan perbuatan. Yesus merumuskan Hukum Tuarat secara sederhana menjadi Hukum Cinta Kasih. Dari 613 ketentuan dan peraturan disederhanakan menjadi dua yaitu Mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama.
Yesus menasehati kita untuk taat dan menyukai Hukum Tuhan dengan hati yang tulus, bukan dengan takut dan terpaksa . Karena inti dari Hukum Taurat adalah Kasih yang murni dan tulus kepada Allah dan sesama, Tanpa yang inti ini semua praktek agama kita sia sia dan omong kosong. Karena itu kita sebagai murid Yesus harus melakukan dan mengajarkan segala Hukum Allah dengan segenap hati dan jiwa.

Doa.
Ya Tuhan yang mahabaik , bantulah kami umat-Mu untuk berani memikul salib kami dan berjalan dibelakang-Mu. Amin.


Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah roh dan kehidupan.  Engkau mempunyai sabda kehidupan kekal.



0 komentar:

Post a Comment