March 6, 2019

RENUNGAN HARIAN ( MINGGU 17 MARET 2019 )


Bacaan Liturgi 17 Maret 2019
PF S. Patrick, Uskup

Bacaan Pertama  Kej 15:5-12.17-18
Sekali peristiwa Tuhan membawa Abram ke luar dari rumah serta berfirman,  "Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat!" Maka firman-Nya kepada Abram, "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu." Lalu percayalah Abram kepada Tuhan; maka Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran. 
Tuhan berfirman lagi kepada Abram, "Akulah Tuhan, yang membawa engkau keluar dari Ur-Kasdim guna memberikan negeri ini menjadi milikmu."  Tetapi Abram bertanya, "Ya Tuhan Allah, dari manakah aku tahu bahwa aku akan memilikinya?" Firman Tuhan kepadanya,  "Ambillah  bagi-Ku seekor lembu betina berumur tiga tahun, seekor kambing betina berumur tiga tahun, seekor domba jantan berumur tiga tahun, seekor burung tekukur dan seekor anak burung merpati." 
Abram mengambil semuanya itu, membelahnya menjadi dua, lalu diletakkannya belahan-belahan itu yang satu di samping yang lain; 
tetapi burung-burung itu tidak ia belah. Ketika burung-burung buas hinggap di atas daging binatang-binatang itu, maka Abram mengusirnya. Menjelang matahari terbenam, tertidurlah Abram dengan nyenyak. Lalu gelap gulita yang mengerikan turun meliputinya. Ketika matahari telah terbenam, dan hari menjadi gelap, kelihatanlah perapian yang berasap beserta suluh yang berapi lewat di antara belahan-belahan daging itu. Pada hari itulah Tuhan mengadakan perjanjian dengan Abram serta berfirman,   "Kepada keturunanmulah Kuberikan negeri ini, mulai dari sungai Mesir sampai ke sungai Efrat yang besar itu." 
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 27:1.7-8.9abc.13-14
Tuhan adalah terang dan keselamatanku.
*Tuhan adalah terang dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gentar? 

*Dengarlah, Tuhan, seruan yang kusampaikan, kasihanilah aku dan jawablah aku! wajah-Mu kucari, ya Tuhan, se turut firman-Mu, "Carilah wajah-Ku!"
*Maka janganlah menyembunyikan wajah-Mu dari padaku, janganlah menolak hamba-Mu ini dengan murka. Engkaulah pertolonganku, ya Allah penyelamatku, janganlah membuang aku, dan janganlah meninggalkan daku. 
*Sungguh, aku percaya akan melihat kebaikan Tuhan di negeri orang-orang yang hidup! Nantikanlah Tuhan! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah Tuhan!

Bacaan Kedua  Flp 3:17-4:1
Saudara-saudara,  ikutilah teladanku, dan perhatikanlah mereka yang hidup seperti kami. Sebab, seperti yang telah sering kukatakan kepadamu, dan yang kunyatakan pula sekarang sambil menangis, 
banyak orang hidup sebagai musuh salib Kristus. Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut, kemuliaan mereka ialah hal-hal aib, sedangkan pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara-perkara duniawi. Tetapi kita adalah warga Kerajaan Surga. 
Dari sana juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus, Sang Penyelamat, yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini menjadi serupa dengan tubuh-Nya yang mulia, sesuai dengan kuasa-Nya 
yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diri-Nya. Karena itu, saudara-saudaraku yang kukasihi dan yang kurindukan, sukacitaku dan mahkotaku, berdirilah dengan teguh dalam Tuhan! 
Demikianlah sabda Tuhan.

Bacaan Injil  Luk 9:28b-36
Sekali peristiwa Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus, 
lalu naik ke atas gunung untuk berdoa. Ketika sedang berdoa, wajah Yesus berubah, dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan. 
Dan tampaklah dua orang berbicara dengan Dia, yaitu Musa dan Elia. 
Keduanya menampakkan diri dalam kemuliaan, dan berbicara tentang tujuan kepergian Yesus yang akan digenapi-Nya di Yerusalem. 
Sementara itu Petrus dan teman-temannya telah tertidur, dan ketika terbangun, mereka melihat Yesus dalam kemuliaan-Nya; juga kedua orang yang berdiri di dekat Yesus itu. 
Dan ketika kedua orang itu hendak meninggalkan Yesus, Petrus berkata kepada Yesus, "Guru, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. 
Baiklah kami dirikan sekarang tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia." Tetapi Petrus tidak tahu apa yang dikatakannya itu. Sementara Petrus berkata demikian, datanglah awan menaungi mereka. Dan ketika mereka masuk ke dalam awan itu, takutlah mereka. Maka terdengarlah suara dari dalam awan itu, yang berkata, "Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia!" Ketika suara itu terdengar, nampaklah Yesus tinggal seorang diri. Murid-murid itu merahasiakan semua itu, dan pada masa itu mereka tidak menceriterakan kepada siapa pun apa yang telah mereka lihat itu. 
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
Ada orang yang mudah sekali tidur, orang seperti itu bisa orang yang sangat bahagia karena tidak mempunyai kesulitan untuk tidur dimanapun.  Tetapi orang yang mudah tertidur begitu bisa bisa menjadi ketinggalan berita atau info kalau ada pengumuman atau peristiwa penting dihadapannya. Tahu tahu orang yang tertidur itu bangun dan bertanya kepada sebelah kanan dan kirinya , apabila itu dalam sebuah pertemuan. “Ada apa? ... Ada apa? ....Ada snack ya,” Dan orang dikanan kirinya senyam senyum.  Mudah tertidur seperti itulah kiranya Simon Petrus dan kawan kawannya dalam Injil hari ini. Ketika wajah Yesus sedang berubah rupa penuh kemuliaan  dan berbicara dengan Musa dan Elia mengenai tujuan kepergian Yesus yang akan digenapi-Nya di Yerusalem, Petrus dan kawan kawan malah tidur. Padahal berbicara tentang ke perjalanan Yerusalem bagi Yesus jelas maksudnya, harus menderita sengsara dan disalibkan bagi penebusan umat manusia.  Nah , karena tertidur, saat Petrus bangun, reaksi dan komentarnya menjadi asal asalan alias usul asal asalan , yakni tetap tinggal ditempat yang enak itu, sebuah usulan yang ngawur dan tidak tahu konteks. Seluruh peristiwa  di Gunung Tabor ini sebenarnya mau menyatakan bagaimana Yesus harus menderita sengsara dahulu di Yerusalem sebelum akhirnya bangkit dan menjadi penebus seluruh umat manusia. Apa yang akan dilaksanakan oleh Yesus ini berpangkal pada kesetiaan  dan ketaatan kepada kehendak Bapa-Nya . Dan suara dari dalam awan memberikan penegasan untuk mendengarkan Yesus dari pada mendengar usulan Petrus. Maka terjadilah bahwa Yesus turun dan meneruskan perjalanan-Nya menuju Yerusalem.

Butir permenungan.
Betapa pentingnya bagi kita sekarang ini , khususnya selama masa Pra Paskah ini , untuk banyak berdoa didepan Salib Tuhan dan merenungkan peristiwa sengsara, wafat dan kebangkitan Kristus. Hanya apabila kita suka berlama lama berdoa  dan merenung akan Salib Tuhan , kita akan menjadi lebih peka terhadap rencana dan kehendak Allah,  terhadap apa yang harus kita buat bagi sesama kita . Marilah kita hidup sesuai kewargaan kita adalah di Surga, seperti kata St. Paulus dalam bacaan kedua hari ini. Jangan sampai kita hidup sebagai seteru Salib Kristus.

Doa.
Ya Tuhan yang mahabaik, sadarkanlah kami umat-Mu, terutama pada masa Pra Paskah ini, betapa pentingnya kita ini harus banyak berdoa didepan Salib Tuhan kita. Agar kita menjadi lebih peka terhadap rencana dan kehendak Allah dan apa yang harus kita buat bagi sesama kita.  Amin.



"Inilah Anak-Ku yang Kupilih,
dengarkanlah Dia!"

0 komentar:

Post a Comment