March 17, 2019

RENUNGAN HARIAN ( SENIN 25 MARET 2019 )


Bacaan Liturgi Senin 25 Maret 2019
HR Kabar Sukacita

Hasil gambar untuk gambar hari raya sukacita bunda maria

Bacaan Pertama  Yes 7:10-14;8:10
Tuhan berfirman kepada Raja Ahas,  "Mintalah suatu pertanda dari Tuhan, Allahmu, entah itu sesuatu dari dunia orang mati yang paling bawah, entah sesuatu dari tempat tertinggi yang di atas."  Tetapi Ahas menjawab,   "Aku tidak mau minta! Aku tidak mau mencobai Tuhan!"
Lalu berkatalah nabi Yesaya,   "Baiklah! Dengarkanlah, hai keluarga Daud!   Belum cukupkah kamu melelahkan orang, sehingga kamu melelahkan Allahku juga?  Sebab itu,  Tuhan sendirilah yang akan memberikan suatu pertanda:  Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel,  artinya: Allah menyertai kita."
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 40:7-8a.8b-9.10.11
Ya Tuhan, aku datang melakukan kehendak-Mu.
*Kurban dan persembahan tidak Kauinginkan,  tetapi Engkau telah membuka telingaku; kurban bakar dan kurban silih tidak Engkau tuntut,
lalu aku berkata, "Lihatlah, Tuhan, aku datang!"  *Dalam gulungan kitab ada tertulis tentang aku:  "Aku senang melakukan kehendak-Mu, ya Allahku;  Taurat-Mu ada di dalam dadaku."
*Aku mengabarkan keadilan di tengah jemaat yang besar, bibirku tidak kutahan terkatup;  Engkau tahu itu, ya Tuhan.
*Keadilan-Mu tidaklah kusembunyikan dalam hatiku, kesetiaan dan keselamatan-Mu kubicarakan, kasih dan kebenaran-Mu tidak kudiamkan, tapi kuwartakan kepada jemaat yang besar.

Bacaan Kedua  Ibr 10:4-10
Saudara-saudara,  tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa.  Karena itu ketika Kristus masuk ke dunia, Ia berkata,  "Kurban dan persembahan tidak Engkau kehendaki.
Sebagai gantinya Engkau telah menyediakan tubuh bagiku.  Kepada kurban bakaran dan kurban penghapus dosa   Engkau tidak berkenan.
Lihatlah, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku."
Jadi mula-mula Ia berkata, "Engkau tidak menghendaki kurban dan persembahan;  Engkau tidak berkenan akan kurban bakaran dan kurban penghapus dosa  -- meskipun dipersembahkan menurut hukum Taurat --."  Dan kemudian Ia berkata, "Lihat, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu." Jadi yang pertama telah Ia hapuskan untuk menegakkan yang kedua. Dan karena kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus.
Demikianlah sabda Tuhan.

Bait Pengantar Injil  Yoh 1:14ab
Firman telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya.

Bacaan Injil  Luk 1:26-38
Dalam bulan yang keenam Allah mengutus malaikat Gabriel 
ke sebuah kota di Galilea, bernama Nazaret,  kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; 
nama perawan itu Maria.  Ketika masuk ke rumah Maria, malaikat itu berkata, "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau."
Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu.  Kata malaikat itu kepadanya, "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus.
Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. 
Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya.  Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub 
sampai selama-lamanya, dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan."
Kata Maria kepada malaikat itu, "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, 
karena aku belum bersuami?"  Jawab malaikat itu kepadanya, 
"Roh Kudus akan turun atasmu, dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau;  sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.  Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, 
ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya, 
dan inilah bulan yang keenam bagi dia yang disebut mandul itu.  Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil."  Maka kata Maria,   "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; terjadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
Hari raya kabar sukacita ini menjadi cahaya ditengah situasi manusia yang kehilangan harapan akan keselamatan karena dosa Adam dan sederetan dosa berikutnya.  Harapan dan  keselamatan menjadi kabur . Memang ini misteri karya Allah , namun misteri ini, tidak lepas dari sisi kemanusiaan dan perjuangan Maria. Malaekat menyebut Maria sebagai  pribadi yang dikarunia dan disertai Allah . Allah memberi  karunia dan menyertai Maria (Luk 1:28) . Ini mengandaikan Maria memiliki kualitas pribadi yang baik, sebagai putri Israel. Bisa jadi Maria hidup taat dan menjaga kualitas hidupnya.  Kerendahan hati Maria membuatnya tidak menjadi pribadi  sombong, Walau ia berkenan dihadapan Allah , tetapi ia tidak sombong. Bahkan Maria justru takut akan Allah, Karena itu malaikat menegaskan “ Jangan takut, hai  Maria , sebab engkau beroleh kasih karunia dihadapan Allah. (ay 30) . Kerendahan hati dan kedekatan kita dengan Allah, seharusnya tidak membuat tidak  kita jatuh dalam kesombongan rohani, juga tidak membebaskan kita dari rasa takut dan bingung.. Karena itu , jelas bahwa dalam situasi  apapun membangun kerendahan hati adalah sifat dasar yang penting.  Maria  mengalami ketidak mengertian  katanya, “bagaimana hal itu mungkin terjadi , karena aku belum bersuami? (ay 34) . Ini adalah pertanyan iman yang sering kita hadapi manakala logika manusiawi kita rasakan, berbeda  dengan kehendak Allah . Pertanyaan bahkan pembelaan diri sering kita lakukan untuk menolak kehendak Allah . Maria tidak mengikuti semata mata keinginan dan kehendaknya . Ia bertanya bukan karena mau menentang kehendak Allah . Ini adalah bentuk pergulatan dan penegasan iman Maria.  Pada akhir pergulatan imannya , Maria menyerahkan diri pada kehendak Allah , “Sesungguhnya aku ini  adalah Hamba Allah , jadilah padaku menurut menurut perkataan-Mu itu “ (ay 38), Maria berani menyerahkan seluruh kehendaknya  dalam kehendak Allah , walau belum tahu seperti apa dinamika perjalanan imannya . Keberanian Maria dalam bentuk  menyerahkan diri pada kehendak Allah menjadi berita  gembira keselamatan.  Keberanian kita menyerahkan diri pada kehendak Allah tentunya juga membawa keselamatan bagi diri kita dan orang lain.

Butir permenungan.
Selama kaki manusia masih berpijak pada dunia ini, yang namanya masalah akan tetap ada sekalipun merekaitu orang orang kudus dimata Tuhan. Hari ini kita merenungkan masalah besar yang harus dihadapi seorang wanita desa dan sederhana yaitu Maria.  Maria dipilih dan dipanggil Tuhan . Tidak ada manusia yang mampu memahami rencana dan pikiran  Tuhan disaat Tuhan memanggil Maria untuk melahirkan Yesus , Anak Allah. Namun , yang pasti kalau Tuhan sudah menentukan pilihan-Nya, maka Tuhan tahu siapa yang pantas menjadi orang pilihan-Nya. Tuhan memilih Maria karena hatinya yang jujur, tulus dan rendah hati untuk menjawab panggilan-Nya.
Hari ini Gereja Katolik sedunia merayakan Hari Raya Kabar Sukacita untuk menghormati Maria. Maria layak mendapat pujian dan penghargaan istimewa dari Tuhan dan seluruh penghuni Surga dan dunia. Jawaban  “Sesungguhnya aku ini  adalah Hamba Allah , jadilah padaku menurut menurut perkataan-Mu itu “ telah membuktikan keberanian jiwa, kejujuran , ketulusan dan kerendahan hati . Namun yang lebih penting adalah bukti cinta Maria kepada Tuhan. Misi Tuhan untuk menyelamatkan manusia tidak pernah akan berakhir sampai akhir zaman.  Saat kita dengan sadar dan mau menerima pembabtisan , maka kita sudah dituntut untuk ikut ambil bagian  dalam karya keselamatan Allah bagi manusia.  Kalau kita ingin membuat hati Tuhan  bersuka cita , maka kita melakukan apa yang telah Maria lakukan pada Tuhan. Singkatnya kita pun harus memiliki hati seperti Maria yang tulus mencintai Tuhan dengan segenap hati , segenap jiwa raga dan akal budi.

Doa.
Ya Tuhan , bentuklah hatiku agar menyerupai hati Bunda Maria yang mampu  menerima masalah kehidupan dengan penuh iman, Amin.    



Firman telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya.




0 komentar:

Post a Comment