June 23, 2019

(RENUNGAN HARIAN KAMIS 27 JUNI 2019)


Bacaan Liturgi Kamis  27 Juni 2019
PF S. Sirilus dari Aleksandaria, Uskup dan Pujangga Gereja

Bacaan Pertama  Kej 16:1-12.15-16
Sarai, isteri Abram,tidak beranak. Ia mempunyai seorang hamba perempuan, orang Mesir, Hagar namanya.  Berkatalah Sarai kepada Abram,   "Engkau tahu, Tuhan tidak memberi aku melahirkan anak. 
Karena itu hampirilah hambaku itu; mungkin dari dialah aku dapat memperoleh seorang anak." Dan Abram mendengarkan perkataan Sarai.  Jadi Sarai, isteri Abram, mengambil Hagar, hambanya, orang Mesir itu, lalu memberikannya kepada Abram, suaminya, untuk menjadi isterinya. Ketika itu Abram telah sepuluh tahun tinggal di tanah Kanaan. 
Abram menghampiri Hagar, lalu mengandunglah perempuan itu. 
Ketika Hagar tahu, bahwa ia mengandung, maka ia memandang rendah akan nyonyanya. Maka berkatalah Sarai kepada Abram,  "Penghinaan yang kuderita ini adalah tanggungjawabmu. Akulah yang memberikan hambaku ke pangkuanmu, tetapi baru saja ia tahu, bahwa ia mengandung, ia memandang rendah akan aku;  Tuhan kiranya menjadi hakim antara aku dan engkau."  Kata Abram kepada Sarai,   "Hambamu itu di bawah kekuasaanmu;   perbuatlah kepadanya sesuka hatimu." 
Lalu Sarai isteri Abram menindas Hagar,  sehingga ia lari meninggalkannya.  Lalu Malaikat Tuhan menjumpai Hagar di dekat suatu mata air di padang gurun,  yakni dekat mata air di jalan ke Syur.
Kata malaikat itu,   "Hagar, hamba Sarai, engkau datang dari mana dan mau pergi kemana?"  Jawab Hagar, "Aku lari meninggalkan Sarai, nyonyaku."  Maka Malaikat Tuhan itu berkata kepadanya,   "Kembalilah kepada nyonyamu,  biarkanlah dirimu ditindas di bawah kekuasaannya."
Lagi kata Malaikat Tuhan itu,   "Aku akan menjadikan keturunanmu sangat banyak,   sehingga tidak dapat dihitung karena banyaknya."
Kemudian malaikat Tuhan itu berkata lagi,  "Engkau mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki  dan akan menamainya Ismael, 
sebab Tuhan telah mendengar penindasan yang kaualami. Anakmu itu akan menjadi seorang laki-laki  yang lakunya seperti keledai liar. Ia akan melawan tiap-tiap orang,  dan tiap-tiap orang akan melawan dia;   Di tempat kediamannya ia akan menentang semua saudaranya."   Lalu Hagar melahirkan seorang anak laki-laki bagi Abram,   dan Abram menamainya Ismael.   Abram berumur delapan puluh enam tahun, 
ketika Hagar melahirkan Ismael baginya.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 106:1-2.3-4a.4b-5
Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik.
*Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik!  Kekal abadi kasih setia-Nya.  Siapakah yang dapat memberitahukan keperkasaan Tuhan,
dan memperdengarkan segala pujian kepada-Nya?
*Berbahagialah orang yang berpegang pada hukum, yang melakukan keadilan di setiap saat!  Ingatlah akan daku, ya Tuhan, demi kemurahan terhadap umat.
*Perhatikanlah aku, demi keselamatan yang datang dari pada-Mu,
supaya aku melihat kebahagiaan orang-orang pilihan-Mu, supaya aku bersukacita dalam sukacita umat-Mu,  dan supaya aku bermegah bersama milik pusaka-Mu.

Bait Pengantar Injil  Yoh 14:23
Barangsiapa mengasihi Aku, akan mentaati sabda-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya.

Bacaan Injil  Mat 7:21-29
Dalam khotbah di bukit Yesus berkata,  "Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku, 'Tuhan, Tuhan!'  akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga,  melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku di surga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku,  'Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu,  dan mengusir setan demi nama-Mu,  dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
Pada waktu itu Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata, 
'Aku tidak pernah mengenal kalian!  Enyahlah daripada-Ku, kalian semua pembuat kejahatan!'"  Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas wadas.  Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir,   lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas wadas.  Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini  dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang bodoh,   yang mendirikan rumahnya di atas pasir.  Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu,  sehingga rubuhlah rumah itu, dan hebatlah kerusakannya."  Setelah Yesus mengakhiri perkataan ini,   takjublah orang banyak itu mendengar pengajaran-Nya,  sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa,  bukan seperti ahli-ahli Taurat mereka.
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
Barangkali kita ini setiap hari sudah berdoa. Barangkali kita ini setiap hari sudah membaca Kitab Suci, barangkali kita ini setiap hari sudah berbuat amal. Barangkali kita ini setiap hari sudah aktif dilingkungan Gereja dan masyarakat. Barangkali kita ini sudah menyebut nama Tuhan ribuan kali. Barangkali kita ini selalu menangis setiap kali berdoa. Barangkali kita ini sudah disebut orang saleh, orang suci oleh orang orang sekitar kita. Tetapi barangkali pula kita akan terkejut seandainya nanti Tuhan  Yesus berkata seperti dalam Injil  hari ini “ Aku tidak pernah mengenal kamu, Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat  kejahatan” Kita akan bertanya “Mengapa Tuhan , aku Engkau usir?”
Jawaban Tuhan terungkap dalam Sabda-Nya mengenai dua macam dasar yang mengakhiri seluruh khotbah Yesus dibukit hari hari ini. Orang yang berseru seru dan omong omong tentang Tuhan terus tetapi tidak melakukan dalam kehidupan nyata  adalah orang yang membangun rumah diatas pasir. Rumah itu pasti roboh. Tuhan lebih menghendaki orang orang yang tidak hanya mendengarkan sabda Tuhan dan menyebut nyebut nama-Nya saja, tetapi terutama melaksanakan Sabda itu dalam kehidupan nyata, dalam pergaulan dengan sesama dan masyarakat. Itulah seumpama orang yang membangun rumah diatas batu. Rumah itu kuat dan teguh. Godaan dan cobaan selalu menghadang, namun kita harus menghadapinya dengan bijaksana, yang didasari oleh kekuatan yang melebihi segalanya yaitu kekuatan dari Tuhan kita Yesus Kristus,  Dengan bersikap tegas pada diri sendiri, mau menerima realita yang ada, mau bersyukur atas segala karunia yang dianugerahkan Tuhan kepada kita, tentu akan membawa kebahagiaan sejati yang dapat kita cicipi dalam menjalani kehidupan didunia ini, maupun kelak disurga. Untuk bersikap bijaksana diperlukan pertobatan terus menerus, kesabaran dalam menjalani kehidupan ini, dan selalu mohon rahmat dari Tuhan. Dengan begitu kita tidak akan putus asa dalam mengikuti jejak Kristus,  Paus Fransiskus mengajak kita untuk kembali kepada Tuhan melalui Sakramen Rekonsiliasi  agar dapat menghadapi kehidupan ini dengan aneka masalah yang ada dengan tetap teguh dalam iman , harapan dan kasih kepada-Nya.

Butir permenungan.
Mari kita mohon rahmat kekuatan dari Allah yang mahakuat agar mampu mengimani Yesus yang menjadi dasar kokoh dalam membangun hidup rohani kita . Dengan cara demikian, hidup kita akan lebih berkenan dihadapan-Nya , apapun pilihan hidup kita, yang sudah kita hayati selama ini. Selain itu , kita mampu membantu sesama kita yang membutuhkan pertolongan baik dalam hal jasmani maupun  rohani dengan kuasa kasih-Nya.

Doa.
Ya Tuhan Yesus semoga umat-Mu bisa mendengarkan Sabda-Mu dan bisa melaksanakan dalam kehidupan sehari hari dengan baik. Oleh sebab itu tuntunlah kami umat-Mu dengan Roh Kebijaksanaan-Mu   Amin.




Barangsiapa mengasihi Aku, akan mentaati sabda-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya.



0 komentar:

Post a Comment