June 8, 2019

(RENUNGAN HARIAN RABU 12 JUNI 2019 )


Bacaan Liturgi Rabu 12 Juni 2019

Bacaan Pertama  2Kor 3:4-11
Saudara-saudara,  besarlah keyakinan kami kepada Allah oleh Kristus.
Dari diri kami sendiri, kami merasa tidak sanggup untuk memperhitungkan sesuatu seolah-olah pekerjaan kami sendiri. Tetapi kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah.  Dialah yang membuat 
kami sanggup menjadi pelayan suatu perjanjian baru; bukan perjanjian yang terdiri dari hukum yang tertulis, melainkan dari Roh. Sebab hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan.  Pelayanan yang terukir dengan huruf pada loh-loh itu mematikan.  Meskipun demikian, 
pelayanan itu disertai kemuliaan Allah pada waktu diberikan. Sebab sekalipun pudar juga, wajah Musa bercahaya begitu cemerlang, 
sehingga mata orang-orang Israel tidak tahan menatapnya. Jika pelayanan itu datang dengan kemuliaan yang demikian, betapa lebih besar lagi kemuliaan yang menyertai pelayanan Roh! Jadi, kalau pelayanan yang memimpin kepada penghukuman itu begitu mulia, 
betapa lebih mulianya lagi pelayanan Roh yang memimpin kepada pembenaran. Sebenarnya apa yang dahulu dianggap mulia, 
jika dibandingkan dengan kemuliaan yang mengatasi segala sesuatu ini, sama sekali tidak mempunyai arti.  Sebab jika yang pudar itu disertai dengan kemuliaan, betapa lebihnya lagi yang tidak pudar itu disertai dengan kemuliaan. 
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 99:5.6.7.8.9
Kuduslah Engkau, ya Tuhan Allah kami.
*Tinggikanlah Tuhan, Allah kita, dan sujudlah menyembah kepada tumpuan kaki-Nya!  Kuduslah Ia!
*Musa dan Harun di antara imam-imam-Nya, dan Samuel di antara orang-orang yang menyerukan nama-Nya. Mereka berseru kepada Tuhan, dan Ia menjawab mereka.
*Dalam tiang awan Ia berbicara kepada mereka; mereka telah berpegang pada peringatan-peringatan-Nya, dan pada ketetapan yang diberikan-Nya kepada mereka.
*Tuhan, Allah kami, Engkau telah menjawab mereka, bagi mereka, Engkaulah Allah yang mengampuni tetapi juga membalas perbuatan-perbuatan mereka.
*Tinggikanlah Tuhan, Allah kita, dan sujudlah menyembah di hadapan gunung-Nya yang kudus! Sebab kuduslah Tuhan, Allah kita!

Bait Pengantar Injil  Mzm 25:4c.5a
Tunjukkanlah lorong-Mu kepadaku, ya Tuhan, bimbinglah aku menurut sabda-Mu yang benar.

Bacaan Injil  Mat 5:17-19
Dalam khotbah di bukit, Yesus berkata,  "Janganlah kalian menyangka, 
bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.  Karena Aku berkata kepadamu, 'Sungguh, selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu yota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.'  Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Surga. Tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah Taurat,   ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Surga.
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
Sabda Yesus: “Janganlah kamu menyangka bahwa Aku datang untuk meniadakan Hukum Taurat atau Kitab Para Nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya melainkan untuk menggenapinya” Kukira akan mengurangi hukum dan aturan aturan Siapa yang tidak senang jika aturan hidup ini sedikit dan enak enak? Maunya kan?  Ternyata kedatangan Yesus untuk menggenapinya. Bisa jadi melengkapi , maksudnya memberi roh, semangat atau spiritualitas yang lebih dalam sehingga orang diajak melaksanakan hukum tidak sekedar menjalankan aturan. Itu belum cukup menurut Yesus. Apa yang kurang? Roh nya , daya dorong dari dalam yang kurang, apa itu . Kasih.   Kasih telah diajarkan oleh Yesus , namun juga telah dihidupi-Nya sendiri sampai   Golgota . Ya, kasih yang dilaksanakan-Nya sampai disalib. Ia mengajarkannya dan memperjuangkan kebenaran tidak dengan kekerasan , namun dengan kasih, Disini kelihatan semangat dibelakang menjalankan hukum, bukan hanya tujuannya saja tetapi caranya. Kasih tidak diperjuangkan dengan kekerasan. Maka ketika kekerasan yang bicara , Yesus diam.  Yesus sekarang ini tidak hadir dalam wujud manusia, namun dalam rupa Roh Kudus.  Roh Nya tetap menyemangati,  mendorong, mengobarkan dan membuat kita berani untuk bertindak. Menjadi murid Yesus tidak hanya saat kita mengalami pengalaman yang biasa biasa, atau pengalaman yang enak enak saja.
Menjadi murid Yesus berarti harus berani memikul salibnya dan berjalan dibelakang Yesus.  Singkatnya, menjadi murid Yesus harus berani menderita, dalam untung dan malang. Sementara kita kita ini cenderung menghindari hal hal yang tidak enak, cenderung mencari jalan pintas. Padahal berhadapan dengan kesulitan, kesusahan, walau kecil kecil , tetap dibutuhkan kesetiaan untuk menuju kebahagiaan yang sejati. Bagaimana sikap, daya dorong kita dalam mengikuti Sang Guru kita yang berjalan memikul salib ?.

Butir Permenungan.
Tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah Taurat, 
ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Surga. Mat 5:19   Tahun lalu saat saya menjadi pagar doa  dalam sebuah acara, tiba tiba tangan kiri saya menjadi kaku dan tidak bisa digerakkan. Saya meminta teman untuk mendoakan Puji Tuhan , secara perlahan tangan saya bisa digerakkan kembali. Tetapi malam harinya , ketika saya berdoa, saya merasakan kejanggalan atas kejadian tersebut. Saya merasa ada sesuatu yang hendak Tuhan sampaikan kepada saya , tetapi saya belum mengerti maksud Tuhan. Keesokan harinya saat Kebangunan Rohani, saya mendengar Tuhan mengatakan kepada saya untuk mengampuni pembantu saya. Saya jadi ingat akan peristiwa tangan kiri saya. Ternyata tanpa saya sadari , saya masih menyimpan rasa sakit hati terhadap pembantu saya  yang menyebabkan tangan kiri saya patah saat terjatuh dari ayunan diusia TK. Dan pembantu itu kabur.  Kejadian itu juga membuat trauma bagi saya sehingga sikap saya terhadap pembantu dirumahpun menjadi berbeda. Saya belum bisa menganggap mereka sebagai bagian dari keluarga saya dan menjaga jarak. Hal itu diketahui oleh kakak sepupu saya dan ia menegur saya. Ia mengatakan antara saya dan pembantu seolah ada pembatas. Saya bersyukur Tuhan mengingatkan sekaligus menyadarkan saya agar tidak membedakan orang. Saya diajar untuk bisa mengasihi mereka dengan tulus . Seperti dalam Injil hari ini , Tuhan menegur kita agar kita melakukan perintah-Nya. Apakah saya masih membedakan orang?

Doa.
Ya Tuhan yang mahabaik , bantulah kami umat-Mu untuk berani memikul salib kami dan berjalan dibelakang-Mu. Amin.



Tunjukkanlah lorong-Mu kepadaku, ya Tuhan, bimbinglah aku menurut sabda-Mu yang benar.




0 komentar:

Post a Comment