June 11, 2019

(RENUNGAN HARIAN JUMAT 14 JUNI 2019 )


Bacaan Liturgi Jumat 14 Juni 2019

Bacaan Pertama  2Kor 4:7-15
Saudara-saudara, Harta pelayanan kami sebagai rasul kami miliki dalam bejana tanah liat, supaya nyatalah bahwa kekuatan yang berlimpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami sendiri. Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terhimpit. Kami habis akal, namun tidak putus asa. Kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian. Kami dihempaskan, namun tidak binasa. Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami. Sebab kami yang masih hidup ini, 
terus-menerus diserahkan kepada maut demi Yesus, supaya hidup Yesus pun menjadi nyata dalam tubuh kami yang fana ini.  Demikianlah maut giat di dalam diri kami, sedangkan hidup giat di dalam kalian. 
Namun karena kami memiliki roh iman yang sama seperti tertulis, "Aku percaya, sebab itu aku berbicara," maka kami pun percaya, dan sebab itu kami berbicara.  Karena kami yakin bahwa Allah yang telah membangkitkan Tuhan Yesus akan membangkitkan kami juga bersama-sama dengan Yesus. Dan Allah itu akan menghadapkan kami bersama-sama dengan kalian ke hadirat-Nya. Sebab semuanya itu terjadi demi kalian. Dengan demikian kasih karunia yang semakin besar karena semakin banyaknya orang yang menjadi percaya, menghasilkan ucapan syukur semakin melimpah bagi kemuliaan Allah.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 116:10-11.15-16.17-I8
Kepada-Mu, ya Tuhan, kupersembahkan kurban syukur.
*Aku tetap percaya, sekalipun aku berkata, "Aku ini sangat tertindas;" 
sekalipun aku berkata dalam kebingunganku,  "Semua manusia pembohong."
*Sungguh berhargalah di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihi-Nya. Ya Tuhan, aku hamba-Mu! Aku hamba-Mu, anak dari sahaya-Mu!   Engkau telah melepaskan belengguku!
*Aku akan mempersembahkan kurban syukur kepada-Mu, dan akan menyerukan nama Tuhan; aku akan membayar nazarku kepada Tuhan 
di depan seluruh umat-Nya.

Bait Pengantar Injil  Flp 2:15-16
Hendaknya kalian bersinar di dunia seperti bintang-bintang sambil berpegang pada sabda kehidupan.

Bacaan Injil  Mat 5:27-32
Dalam khotbah di bukit, Yesus berkata,  "Kalian telah mendengar sabda, 'Jangan berzinah!'   Tetapi Aku berkata kepadamu,  'Barangsiapa memandang seorang wanita dengan menginginkannya, dia sudah berbuat zinah dalam hatinya.  Maka jika matamu yang kanan menyesatkan dikau, cungkillah dan buanglah, karena lebih baik bagimu satu anggota badanmu binasa daripada tubuhmu seutuhnya dicampakkan ke dalam neraka.  Dan jika tangan kananmu menyesatkan dikau,  penggallah dan buanglah, karena lebih baik bagimu satu anggota badanmu binasa  daripada dengan tubuhmu seutuhnya masuk neraka.  Telah disabdakan juga,   'Barangsiapa menceraikan isterinya harus memberi surat cerai kepadanya.'  Tetapi Aku berkata kepadamu, 
'Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, dia membuat isterinya berzinah. Dan barangsiapa kawin dengan wanita yang diceraikan, dia pun berbuat zinah'
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
Sabda Tuhan hari ini merupakan salah satu khotbah Yesus di bukit yaitu tentang usaha menguduskan kehidupan (termasuk perkawinan) secara radikal dengan tidak berzinah (Mat 5:27-32)   Ajaran Yesus yang tidak memperbolehkan perceraian , kecuali karena zinah (ay32), sebenarnya memperlihatkan dua hal mendasar mengenai hidup dan perkawinan
Pertama  , bahwa hidup  dan perkawinan  itu sesungguhnya kudus. Karena kudus maka tidak sembarang melakukan perceraian.
Kedua,  bahwa zinah itu dosa. Itulah sebabnya, Yesus minta agar penyelesaiannya pun harus radikal.  Artinya , harus mulai dari hati dan pikiran seseorang. Kita tahu, bahwa hati dan pikiran adalah pusat kehidupan.  Karena itu, Yesus menandaskan kalau hatinya suci, tingkah lakunyapun suci, kalau pikirannya jerih, perbuatannya pun baik. Sebaliknya, kalau hati dan pikiran kotor, maka kotor pula tingkah lakunya.  Sebab itu jauh lebih penting menjaga hati dan pikiran dari hal hal kotor, daripada hanya mencegah perbuatan perbuatannya. Yesus menandaskan hal itu dengan menyoroti dosa seksual yang sering tersembunyi, tetapi menggerogoti moral seseorang. Zinah sudah terjadi tatkala seseorang memikirkan dalam hati (ay28). Bila hati itu busuk, semua anggota tubuh akan mudah melakukan perbuatan perbuatan tidak baik.  Yesus mengungkapkan bahwa dosa bersumber dari hati dan pikiran, sebelum terungkap dalam tindakan. Bagi Allah, manusia  tidak bisa setengah setengah memenuhi  kehendak-Nya.. Bahkan dikatakan, jika ada anggota tubuh yang menyesatkan,  hendaknya kita memenggalnya. (ay29) . Allah ingin agar seluruh hidup kita ini kudus dan saleh. Kesalehan yang Allah inginkan bukan saja yang tampak diluar, tetapi yang bersumber dari pikiran dan lubuk hati kita yang terdalam.
Mari kita singkirkan hal hal yang dapat menjatuhkan kita pada dosa (seksual) itu, seperti bacaan pornografi, vcd porno, situs situs porno di internet dan sebagainya, karena semua itu dapat menjadi sarana bagi kita untuk berdosa. Mari kita mengisi hati dan pikiran kita, misalnya dengan bacaan rohani yang membangun hidup kita.  Penting juga , merayakan Sakramen Tobat untuk membersihkan dosa dosa kita dan mengkuduskan kehidupan.

Butir permenungan
Dalamnya laut bisa diukur dalamnya hati siapa tahu. Pesan yang mau dikatakan dari peribahasa ini adalah bahwa kita tidak tahu dengan pasti seperti apa isi hati seseorang dan bagaimana konstruksi berpikirnya. Hati dan pikiran seseorang diketahui setelah ditampilkan dalam sepaket tindakan dan tingkat lakunya. Dari tindakan kita dapat memberi kesimpulan atas rancanan hati seseorang. Jika ia berlaku tidak menyenangkan maka rancangan hatinya pun penuh dengan hal hal yang jahat, jika ia berlaku dan bertindak dengan adab kita dapat mengetahui rancangan hatinya yang baik.
Pada hari ini Yesus mengajarkan kita supaya kita secara santun  dan bijak menggunakan seluruh anggota tubuh kita.  Mata , tangan dan kaki yang menggiring kita kepada tindakan tindakan kita yang jahat sebaiknya dicungkil atau dipotong. Mata membantu kita melihat banyak hal , Jika apa yang ditangkap mata itu mendorong pikiran untuk merancangkan dosa adalah lebih baik hidup tanpa mata . Demikian pun dengan tangan dan kaki yang menyesatkan seluruh diri adalah lebih baik hidup tanpa itu.
Manusia adalah makhluk yang rapuh. Seperti yang diungkapkan oleh Santo Paulus dalam suratnya  bahwa kita ini seperti bejana tanah liat. Akan hancur berkeping keping jika kita kurang hati hati menjaganya. Lantas apa yang harus kita buat supaya bejana itu tidak hancur atau pecah?  Lanjut Santo Paulus  Setialah membawa Yesus dalam hidup ini. Simpanlah firman-Nya dalam hati yang suci , serahkanlah rancangan hidup kita dalam bimbingan-Nya,  Maka hidup Yesus senantiasa giat didalam tubuh kita. Kita memang lemah tetapi Sabda Yesus menguatkan tubuh kita yang rapuh.  Asal kita rendah hati untuk mendengarkan-Nya.

Doa.
Ya Tuhan yang mahabaik, bantulah kami umat-Mu untuk berani bangkit menjadi manusia yang baru dan melepaskan dosa dosa  kami. Amin.



Hendaknya kalian bersinar di dunia seperti bintang-bintang sambil berpegang pada sabda kehidupan.



0 komentar:

Post a Comment