June 27, 2019

(RENUNGAN HARIAN SENIN 1 JULI 2019 )


Bacaan Liturgi Senin  1 Juli 2019

Bacaan Pertama  Kej 18:16-33
Setelah Abraham diberi janji oleh Tuhan, maka berangkatlah ketiga tamunya. Mereka mengarahkan pandangannya ke Sodom, dan Abraham mengantarkan mereka. Berpikirlah Tuhan,  "Apakah Aku akan menyembunyikan kepada Abraham apa yang akan Kulakukan ini?
Bukankah sesungguhnya Abraham akan menjadi bangsa yang besar 
serta berkuasa, dan oleh dia segala bangsa di atas bumi akan mendapat berkat?  Sebab Aku telah memilih dia, supaya ia memerintahkan kepada anak-anak dan keturunannya, agar tetap hidup menurut jalan yang ditunjukkan Tuhan, dengan melakukan kebenaran dan keadilan, dan agar Tuhan memenuhi kepada Abraham apa yang dijanjikan-Nya kepadanya."  Maka bersabdalah Tuhan, "Sesungguhnya, banyak keluh kesah orang tentang Sodom dan Gomora, dan sesungguhnya sangat beratlah dosanya.  Baiklah Aku turun untuk melihat, apakah benar-benar mereka telah berkelakuan seperti keluh kesah orang yang telah sampai kepada-Ku atau tidak; Aku hendak mengetahuinya."  Lalu berpalinglah orang-orang itu dari situ dan berjalan ke Sodom, tetapi Abraham masih tetap berdiri di hadapan Tuhan.  Abraham datang mendekat dan berkata, "Apakah Engkau akan membinasakan orang benar bersama-sama dengan orang jahat? 
Bagaimana sekiranya ada lima puluh orang benar dalam kota itu? 
Apakah Engkau akan membinasakan tempat itu? Tidakkah Engkau mengampuninya demi kelima puluh orang benar yang ada di dalamnya itu?  Jauhlah kiranya daripada-Mu untuk berbuat demikian, membunuh orang benar bersama dengan orang jahat, sehingga orang benar itu seolah-olah sama dengan orang jahat! Jauhkanlah kiranya yang demikian daripada-Mu!  Masakan Hakim segenap bumi tidak menghukum dengan adil?"Tuhan bersabda,  "Jika Kudapati lima puluh orang benar dalam kota Sodom, Aku akan mengampuni seluruh tempat itu demi mereka."  Abraham menyahut,  "Sesungguhnya aku telah memberanikan diri berkata kepada Tuhan, walaupun aku debu dan abu.  Sekiranya kurang lima orang dari kelima puluh orang benar itu, apakah Engkau akan memusnahkan seluruh kota itu karena yang lima itu?"  Tuhan bersabda, "Aku takkan memusnahkannya, jika Kudapati empat puluh lima di sana."  Lagi Abraham melanjutkan perkataannya, 
"Sekiranya empat puluh didapati di sana?" Sabda Tuhan,   "Aku takkan berbuat demikian demi yang empat puluh itu."  Kata Abraham,  "Janganlah kiranya Tuhan murka kalau aku berkata sekali lagi.   Sekiranya tiga puluh didapati di sana?"   Sabda Tuhan, "Aku takkan berbuat demikian jika Kudapati tiga puluh di sana."  Kata Abraham lagi,  "Sesungguhnya aku telah memberanikan diri berkata kepada Tuhan.  Sekiranya dua puluh didapati di sana?"  Sabda Tuhan, "Aku takkan memusnahkannya demi yang dua puluh itu."  Kata Abraham, "Janganlah kiranya Tuhan murka, kalau aku berkata lagi sekali ini saja. Sekiranya sepuluh didapati di sana?" Jawab Tuhan, "Aku takkan memusnahkannya demi yang sepuluh itu."  Lalu pergilah Tuhan, setelah Ia selesai bersabda kepada Abraham. Dan kembalilah Abraham ke tempat tinggalnya.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 103:1-2.3-4.8-9.10-11
Tuhan itu pengasih dan penyayang.
*Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku!  Pujilah Tuhan, hai jiwaku, janganlah lupa akan segala kebaikan-Nya!
*Dialah yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu!  Dialah yang menebus hidupmu dari liang kubur, 
dan memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat!
*Tuhan adalah pengasih dan penyayang,  panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Tidak terus menerus Ia murka,  dan tidak untuk selamanya Ia mendendam.
*Tidak pernah Ia memperlakukan kita setimpal dengan dosa kita, atau membalas kita setimpal dengan kesalahan kita.  Setinggi langit dari bumi, demikian besarnya kasih setia Tuhan  atas orang-orang yang takut akan Dia!

Bait Pengantar Injil  Mzm 95:8ab
Hari ini janganlah bertegar hati, tetapi dengarkanlah suara Tuhan.

Bacaan Injil  Mat 8:18-22
Pada suatu hari banyak orang mengerumuni Yesus.  Melihat hal itu Yesus menyuruh bertolak ke seberang.  Lalu datanglah seorang ahli Taurat dan berkata kepada-Nya,  "Guru, aku akan mengikuti Engkau, ke mana saja Engkau pergi."   Yesus berkata kepadanya,   "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat  untuk meletakkan kepala-Nya."  Seorang lain, yaitu salah seorang murid-Nya, berkata kepada-Nya,  "Tuhan, izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan ayahku."  Tetapi Yesus berkata kepadanya,   "Ikutilah Aku, dan biarlah orang-orang mati menguburkan 
orang-orang mati mereka."
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
Banyak orang berpikir bahwa mengikuti Yesus itu enak dan terjamin. Karena itu banyak orang  mengikuti Dia dengan harapan hidupnya akan sejahtera. Salah seorang yang ingin mengikuti Yesus adalah seorang ahli Taurat. Dia datang kepada Yesus dan mengutarakan keinginannya untuk mengikuti Dia , kemana saja Dia pergi.  Menanggapi keinginan tersebut, Yesus lantas menjelaskan kepadanya bahwa untuk mengikuti Diri-Nya orang harus berani meninggalkan kemapanan, seperti situasi yang enak, nyaman dan terjamin. Yesus bersabda , “Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya." (Mat 8:20). Seperti Yesus berani meninggalkan kemapanan-Nya, turun dari surga dan datang kedunia untuk menyelamatkan manusia, demikian juga dengan mereka yang ingin ikut Yesus. Dia harus berani meninggalkan kemapanan.  Pertanyaannya, “mengapa kita perlu meninggalkan kemapanan hidup ? Bukanlah itu sesuatu yang wajar? “ Kemapanan memang sesuatu yang wajar. Hanya saja , kalau orang terbuai pada kemapanan, orang akan sulit berkembang. Dari pengalaman orang yang biasa hidup mapan, serba enak dan terjamin, kurang memiliki kedewasaan pribadi maupun rohani, ketika suatu saat dia harus mengalami situasi yang sulit dan penuh tantangan , dia akan mudah mengeluh, menyerah dan tidak berdaya menghadapi itu semua. Sebaliknya , mereka yang terbiasa mengalami situasi yang tidak mapan, nyaman dan penuh perjuangan dalam hidupnya, dia akan tabah dan sabar menghadapi semuanya itu. Keterbatasan membuat dia mampu mempercayakan hidupnya kepada  Tuhan dan bergantung sepenuhnya kepada-Nya. Dia akan tetap setia pada komitmennya dan terus berjuang untuk menggapai cita citanya kendati menghadapi kesulitan dan tantangan dalam hidupnya.

Butir permenungan.                  
Pertanyaan untuk kita refleksikan, sejauh mana kita yang telah memutuskan untuk mengikuti Yesus berani meninggalkan pola pikir dan kebiasaan lama kita yang tidak baik? Apakah kita berani menghadapi kesulitan, kekurangan dan tantangan dalam hidup kita? Ataukah kita lebih suka menikmati kemapanan kita atau lari dari kesulitan karena takut menderita?

Doa.
Ya Tuhan yang maha baik, ajarilah kami umat-Mu untuk berani meninggalkan pola pikir dan kebiasaan lama kita yang tidak baik,  dan menggantinya dengan yang sesuai kehendak-Mu.  Amin.



Hari ini janganlah bertegar hati, tetapi dengarkanlah suara Tuhan.



0 komentar:

Post a Comment