June 5, 2019

(RENUNGAN HARIAN SELASA 11 JUNI 2019 )


Bacaan Liturgi Selasa 11 Juni 2019
PW S. Barnabas, Rasul

Bacaan Pertama  Kis 11:21b-26;13:1-3
Pada perkembangan awal umat beriman, di Antiokhia sejumlah besar orang menjadi percaya  dan berbalik kepada Tuhan. Maka sampailah kabar tentang mereka itu  kepada jemaat di Yerusalem. Lalu jemaat itu mengutus Barnabas ke Antiokhia. Setelah Barnabas datang dan melihat kasih karunia Allah, bersukacitalah ia. Ia menasihati mereka, supaya mereka semua tetap setia kepada Tuhan. Karena Barnabas adalah orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman, sejumlah orang dibawa kepada Tuhan. Lalu pergilah Barnabas ke Tarsus untuk mencari Saulus.  Setelah bertemu dengan dia, ia membawanya ke Antiokhia.
Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, 
sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhia murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen. Pada waktu itu dalam jemaat di Antiokhia ada beberapa nabi dan pengajar, yaitu: Barnabas dan Simeon yang disebut Niger, Lukius orang Kirene, Menahem yang diasuh bersama dengan raja wilayah Herodes, dan Saulus. Pada suatu hari, 
ketika mereka beribadah kepada Tuhan dan berpuasa, berkatalah Roh Kudus,  "Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka."  Maka berpuasa dan berdoalah mereka, 
dan setelah meletakkan tangan ke atas kedua orang itu, mereka membiarkan keduanya pergi.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 98:2-3ab.3c-4.5-6
Sinarilah hamba-Mu dengan wajah-Mu, ya Tuhan.
*Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya, 
oleh lengan-Nya yang kudus.
*Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang dari pada-Nya. 
Ia telah menyatakan keadilan-Nya di hadapan para bangsa. Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel.
*Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang dari pada Allah kita.
Bersorak-soraklah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah dan bermazmurlah!
*Bermazmurlah bagi Tuhan dengan kecapi, dengan kecapi dan lagu merdu;  dengan nafiri dan sangkakala yang nyaring  bersorak-soraklah di hadapan Raja, yakni Tuhan!

Bait Pengantar Injil  Mat 28:19a.20b
Pergilah, ajarlah segala bangsa, sabda Tuhan.  Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.

Bacaan Injil  Mat 10:7-13
Sekali peristiwa  Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,  "Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Surga sudah dekat.  Sembuhkanlah orang-orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta, usirlah setan-setan!   Kamu telah menerima dengan cuma-cuma; karena itu berilah dengan cuma-cuma pula!  Janganlah kamu membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat pinggangmu.  Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya.
Apabila kamu masuk kota atau desa, carilah di situ seorang yang layak, 
dan tinggallah padanya sampai kamu berangkat.  Apabila kamu masuk rumah orang, berilah salam kepada mereka.  Jika mereka layak menerimanya, salammu itu turun ke atasnya;  jika tidak, salammu itu kembali kepadamu.
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
Seorang ayah berkata kepada anaknya yang masih berusia 5 tahun, “Nak , jangan sakit ya,”  Sahut anaknya” Kenapa papa bilang begitu?”  Si Ayah menjawab “ Kita ini miskin nak, kalau kamu sakit, papa ga punya duit untuk mengobati kamu.” Lalu si anak menganggukkan kepalanya dengan wajah sedih. Orang miskin tak boleh sakit, itulah ungkapan yang sering kita dengar.  Mengapa? Karena mereka tidak memiliki uang yang cukup untuk berobat. Jangankan untuk berobat kerumah sakit, untuk makan pun terancam. Inilah kenyataan hidup yang masih banyak ditemui dizaman sekarang ini.  Ironisnya ada banyak orang yang berprinsip demikian  “ Hidup adalah pesta” Sementara di berbagai tempat banyak orang yang menderita kelaparan, para pengungsi menderita kedinginan , karena tidak ada tenda untuk mereka , orang sakit hanya bisa terbaring dirumahnya karena tidak ada biaya untuk berobat dan masih banyak penderitaan yang lain. Jika demikian, perintah Yesus untuk mewartakan Kerajaan Allah yang sudah dekat belum juga terwujud. Hari ini Tuhan Yesus memberi perintah kepada kita, “ Pergilah dan beritakanlah Kerajaan Surga sudah dekat, “ Kehadiran Kerajaan Allah itu selalu ditandai dengan berkat bagi orang lain. Orang sakit disembuhkan,  orang mati dibangkitkan, orang kusta ditahirkan dan setan setan diusir ( Mat 10.8)   Berkat itu bersumber  dari  Allah sendiri , Allahlah yang menyembuhkan, dan mengusir setan setan serta kuasa kegelapan. Kemurahan dan kemahakuasaan Allah inilah yang ingin kita wartakan kepada orang orang yang masih dirundung aneka penderitaan dan kegelapan hidup. Allah itu ada dan dekat,  Dia mau membebaskan  manusia dari penderitaan itu.
Semangat mewartakan Kerajaan Surga harus muncul dari kedalaman relasi kita dengan-Nya. Sudahlah Allah merajaI hati kita? Sudahlah Dia memimpin diri kita?  Sudahkah suara-Nya menjadi suara hati kita? Jika belum, kita tidak akan mungkin untuk mewartakan Kerajaan-Nya kepada orang lain.Tugas kita adalah mencari Kerajaan-Nya terlebih dulu, kemudian setelah itu  kita harus mewartakannya kepada sesama. Mari kita mencari Kerajaan Surga di dalam hidup sehari hari dan setelah menemukannya kita mewartakannya kepada semua orang.

Butir permenungan.
"Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Surga sudah dekat.”  Mat 19:7  Pada suatu hari libur saya berencana menghabiskan hari dirumah saja, tetapi seorang teman SD mengajak ketemu. Dia merasa jiwanya kosong dan ingin mengobrol dengan saya. Sebetulnya saya merasa malas keluar , namun akhirnya saya menyetujui untuk menemuinya pada sore hari. Setelah bernostalgia sejenak ia menceritakan pergumulannya . Saat ini usianya sudah hampir 50 tahun, orang tuanya selalu menasehati agar ia bisa lebih menaruh perhatian pada hal hal rohani , tetapi ia jarang sekali kegereja. Sejak dulu ia menganut agama Kristen Protestan , tetapi ia tertarik pada agama Katolik. Ia pernah berlibur ke Roma dan tanpa sengaja beraudensi dengan Paus Fransiskus. Pagi itu ia leluar hotel menuju Basilika. Ia menjumpai seorang Swiss Guard dan menyampaikan ia ingin memjumpai Paus. Ia diminta menunggu dan kemudian diberi surat undangan. Pada jam tertentu , teman saya diminta pergi  ke sebuah ruangan untuk beraudensi dengan Paus . Ia bahagia sekali, Ia pernah membaca kisah Santo Ignatius dan tertarik bagaimana seorang ksatria akhirnya mau menjadi imam . Dan sampailah pada pertanyaan inti , bagaimana caranya agar bisa menjadi seorang Katolik?  Saya menerangkan agar ia menelpon sekretaris paroki terdekat dengan rumahnya dan menayakan jadwal katekumen . Ia berjanji untuk melakukannya. Saya kembali kerumah dengan perasaan sukacita. Saya bergembira karena telah ikut berpartisipasi dalam mewartakan amanat agung Kristus. Apakah saya meluangkan waktu untuk memperkenalkan Kristus kepada orang lain?

Doa.
Ya Tuhan ajarlilah kami umat-Mu untuk mengikuti teladan para Santo dan Santa, yang rela menyerahkan nyawanya untuk mewartakan Injil Kerajaan Allah . Semoga kami berani mengakui nama-Mu dihadapan semua orang. Amin.



Pergilah, ajarlah segala bangsa, sabda Tuhan.  Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.



0 komentar:

Post a Comment