December 14, 2015

RENUNGAN HARI SELASA 15 DESEMBER 2015

Bacaan Liturgi Selasa 15 Desember 2015

Bacaan 1: Zefanya   3:1-2.9-13
Beginilah firman Tuhan, "Celakalah si pemberontak dan si cemar, kota yang penuh penindasan! Ia tidak mau mendengarkan teguran siapapun dan tidak mempedulikan kecaman. Ia tidak percaya kepada Tuhan dan tidak menghadap Allahnya. Tetapi Aku akan memberikan bibir lain kepada bangsa-bangsa, yakni bibir yang bersih, 
supaya mereka sekalian menyerukan nama Tuhan, dan bersama-sama beribadah kepada-Nya. Orang-orang yang memuja Aku, yang terserak-serak, akan datang dari seberang sungai-sungai negeri Etiopia dan membawa persembahan kepada-Ku. 
Pada hari itu, engkau tidak akan mendapat malu karena segala perbuatan durhaka yang kaulakukan terhadap-Ku. Sebab pada waktu itu  Aku akan menyingkirkan dari padamu  orang-orangmu yang angkuh dan congkak,  dan engkau takkan menyombongkan diri lagi  di gunung-Ku yang kudus.  Di tengah-tengahmu akan Kubiarkan hidup suatu umat  yang rendah hati dan lemah,  yang akan mencari perlindungan pada nama Tuhan.  Mereka itulah sisa Israel. Mereka tidak akan melakukan kelaliman atau berbicara bohong.  Dalam mulut mereka tidak akan terdapat lidah penipu.  Sebaliknya seperti kawanan domba  mereka akan merumput dan berbaring dengan tenang,  dan tak ada orang yang mengganggu mereka lagi." 
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur: Mzm 34:2-3.6-7.17-18.19.23
Orang yang tertindas berseru,  dan Tuhan mendengarnya.
*Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita. 
*Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarnya;  Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya. 
*Wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat  untuk melenyapkan ingatan akan mereka mereka dari muka bumi.  Apabila orang benar itu berseru-seru, Tuhan mendengarkan;  dari segala kesesakannya mereka Ia lepaskan. 
*Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati,  Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.  Tuhan membebaskan jiwa hamba-hamba-Nya, dan semua yang berlindung pada-Nya  tidak akan menanggung hukuman.

Injil: Matius  21:28-32
Yesus berkata, kepada imam-imam kepala dan pemuka-pemuka bangsa Yahudi, 
"Bagaimana pendapatmu?  Ada orang mempunyai dua anak laki-laki. Ia pergi kepada yang sulung dan berkata,  'Anakku, pergilah bekerja di kebun anggur hari ini.'  Jawab anak itu, 'Baik, Bapa.'  Tetapi ia tidak pergi.  Lalu orang itu pergi kepada anak yang kedua  dan berkata demikian juga.  Dan anak itu menjawab, 'Tidak mau.' 
Tetapi kemudian ia menyesal lalu pergi juga.  Siapakah di antara kedua orang anak itu  yang melakukan kehendak ayahnya?"  Jawab mereka, "Yang kedua." 
Maka berkatalah Yesus kepada mereka,  "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan pelacur-pelacur  akan mendahului kalian masuk ke dalam Kerajaan Allah.  Sebab Yohanes Pembaptis datang menunjukkan jalan kebenaran kepada kalian, dan kalian tidak percaya kepadanya. 
Dan meskipun kalian melihatnya, namun kemudian kalian tidak menyesal, 
dan kalian tidak juga percaya kepadanya." 
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan.
Dalam Injil hari ini , kita merasakan kehebatan Tuhan Yesus ketika mengajar sehingga orang orang memahami- Nya, ia menggunakan perumpamaan, Sebenarnya perumpamaan itu berlaku bukan hanya bagi orang orang Parisi yang saat itu mendengarnya, tetapi bagi kita.  Itulah gambaran kehidupan kita. Dalam hidup sehari hari bisa saja kita mengatakan “ya” tetapi kenyataannya, belum sampai mencoba kita tidak melakukannya, sebaliknya  kita bisa saja spontan menanggapinya dengan tidak senang dan malas serta berujung pada penolakan. Tetapi kemudian berpikir pikir, lalu kita berubah sikap, kita kemudian mau melakukan kehendak Allah.
Dalam diri kita sendiri bisa saja ada anak sulung dan anak kedua, tidak ada satunya kata dan perbuatan. Kita membuat orang tua kita, saudara kita, atau pemimpin kita jengkel karena kata kata kita kosong belaka. Mungkin ini juga kita lakukan terhadap Tuhan. Tetapi suatu saat ketika dalam proses hidup kita , sikap dan tindakan kita bisa sebaliknya. Kita terang terangan menolak permintaan orang tua atau saudara kita. Dan kita juga membuat jengkel karena ogah ogahan. Dan dalam proses, kita bisa berubah sikap. Kita merasa tidak bersikap bijaksana dan dewasa. Kita lalu menyesal dan akhirnya melakukan apa yang sebelumnya kita tolak.Tuhan Yesus ingin mengajar kita bahwa Bapa kita di Surga itu maharahim.

Butir permenungan
Sebagai Bapa yang baik, Dia menunggu kita kita anaknya yang lari dari rumah. Dan Bapa juga siap menerima kita kembali. Ia lupa akan kesalahan kesalahan kita, Ia sangat terkesan kalau kita menyesal dan mau berubah sikap. Kerahiman dan pengampunan Allah tanpa batas asal kita mau menanggapi dan berubah.

Doa.
Ya Bapa, berilah kami kemampuan untuk menyesal dan berubah sikap dengan mengakui kesalahan kesalahan kami dalam Sakramen Tobat,  Amin.



0 komentar:

Post a Comment