December 27, 2015

RENUNGAN HARI SENIN 28 DESEMBER 2015

Bacaan Liturgi  Senin  28 Desember 2015
Pesta Para Kanak-kanak Suci, Martir

Bacaan 1: 1Yohanes 1:5-2:2
Saudara-saudara terkasih, inilah berita yang telah kami dengar dari Yesus Kristus, 
dan yang kami sampaikan kepada kamu: Allah adalah terang, dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan. Jika kita katakan bahwa kita beroleh persekutuan dengan Dia namun kita hidup di dalam kegelapan, kita berdusta, dan kita tidak melakukan kebenaran. Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari segala dosa. Jika kita berkata bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri, dan kebenaran tidak ada di dalam kita. Jika kita mengaku dosa kita, maka Allah adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan. Jika kita berkata bahwa kita tidak berbuat dosa, maka kita membuat Allah menjadi pendusta, 
dan firman-Nya tidak ada di dalam kita. Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa; namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus yang adil. Dialah pendamaian untuk segala dosa kita; malahan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia. 
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur: Mzm 124:2-3.4-5.7b-8
Jiwa kita terluput  seperti burung terlepas dari jerat penangkap.
*Jika bukan Tuhan yang memihak kepada kita, ketika manusia bangkit melawan kita, maka mereka telah menelan kita hidup-hidup, ketika amarah mereka menyala-nyala terhadap kita. 
*Maka air telah menghanyutkan kita, dan sungai telah mengalir menembus kita; 
telah mengalir melanda kita air yang meluap-luap itu. 
*Jerat itu telah putus, dan kita pun terluput! Pertolongan kita dalam nama Tuhan, 
yang menjadikan langit dan bumi.

Injil: Matius  2:13-18 
Setelah orang-orang majus yang mengunjungi Bayi Yesus di Betlehem itu pulang, 
nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi. Malaikat itu berkata, 
"Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya! Larilah ke Mesir, dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena raja Herodes akan mencari Anak itu untuk dibunuh."   Maka Yusuf pun bangunlah. Malam itu juga diambilnya Anak itu serta ibu-Nya, lalu menyingkir ke Mesir, dan tinggal di sana hingga Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan lewat nabi-Nya, "Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku." Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, sangat marahlah ia. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, 
sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu. 
Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yeremia: 
Terdengarlah suara di Rama, tangis dan ratap yang amat memilukan; Rahel menangisi anak-anaknya, dan ia tidak mau dihibur, sebab mereka tidak ada lagi. 
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan
Kita tentu merasa sangat sedih dan mungkin juga kecewa kalau tiba tiba  dimarahi boss atau pemimpin kita. Kalau soalnya jelas dan kita memang salah oke oke sajalah, Tetapi ketika kita tidak tahu alasan dan sebab mengapa kita dimarahi, tentulah kita gelisah, ingin protes dan memberontak. Dan tiba tiba dilain hari, sang bos atau pemimpin kita itu meminta maaf kepada kita. Ternyata marahnya kemarin dikarenakan oleh penyebab yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan kita. Lalu kita Cuma terbengong bengong.
Hari ini kita merayakan Pesta Kanak kanak suci. Nasib anak anak yang dibunuh Herodes hampir mirip dengan pengalaman kita diatas. Anak anak itu menjadi korban kemarahan Herodes kepada ketiga sarjana yang tidak kembali kepadanya dan terutama korban ketakutan Herodes atas lahirnya Sang Raja dyraja, Sang Penebus yakni Tuhan Yesus. Begitulah dalam sejarah selalu saja terjadi adanya orang orang yang menjadi korban dari kekuasaan yang dipegang oleh orang orang yang tidak baik atau hanya mementingkan diri sendiri atau kelompoknya.Anak anak suci yang kita pestakan hari ini sama sekali tidak menyadari dan tidak tahu mengapa mereka harus mati muda , mengapa mereka harus berkorban bahkan dengan nyawanya.

Butir permenungan
Kita renungkan hari ini, betapa sering kita harus menderita, mengalami kesulitan dan bencana bukan karena kesalahan kita tetapi kesalahan sesama kita. Nyatanya, banyak sekali dalam hidup kita mengalami bahwa kita tidak pernah dapat mengerti mengapa kita harus mengalami derita atau kesusahan ini itu. Kita bertanya kepada siapapun, tidak ada yang dapat menjawab. Bertanya kepada Tuhan , rasanya Dia juga tidak menjawab. Paling kita bertanya kepada rumput yang bergoyang? Saat saat seperti itu, kita mesti hanya perlu percaya akan keadilan dan kemurahan hati Allah. Biarlah Tuhan yang menilai dan pada akhirnya menerangi jalan hidup kita , seperti Mazmur Tanggapan hari ini, pertolongan kita dalam nama Tuhan

Doa
Ya Tuhan, berilah kami ketabahan untuk menghadapi kehidupan yang serba keras ini. Amin



0 komentar:

Post a Comment