December 22, 2015

RENUNGAN HARI RABU 23 DESEMBER 2015

Bacaan Liturgi Rabu  23 Desember 2015

PF S. Yohanes dari Kety, Imam
Bacaan 1: Maleakhi  3:1-4;4:5-6
Beginilah firman Tuhan semesta alam, "Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku, 
supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku! Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, 
sungguh, Ia datang! Siapakah yang dapat tahan akan hari kedatangan-Nya?  Siapakah yang dapat tetap berdiri apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia seperti api tukang pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu. Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan perak; dan Ia akan mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan seperti perak, supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan  kurban yang benar kepada Tuhan. Maka persembahan Yehuda dan Yerusalem  akan berkenan di hati Tuhan seperti pada hari-hari dahulu kala, 
dan seperti tahun-tahun yang sudah-sudah.  Sesungguhnya, Aku akan mengutus nabi Elia kepadamu  menjelang datangnya hari Tuhan yang besar dan dahsyat itu. 
Maka ia akan membuat  hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya, dan hati anak-anak kepada bapanya, supaya jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah. 
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur: Mzm 25:4-5b.8-9.10.14
Bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat.
*Beritahukanlah jalan-jalan-Mu kepadaku, ya Tuhan, tunjukkanlah lorong-lorong-Mu kepadaku. Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu dan ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan daku. 
*Tuhan itu baik dan benar; sebab itu Ia menunjukkan jalan kepada orang yang sesat.  Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum, dan mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang bersahaja. 
*Segala jalan Tuhan adalah kasih setia dan kebenaran  bagi orang yang berpegang pada perjanjian dan peringatan-peringatan-Nya. Tuhan bergaul karib dengan orang yang takwa pada-Nya, dan perjanjian-Nya ia beritahukan kepada mereka.

Injil: Lukas  1:57-66
Genaplah bulannya bagi Elisabet untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki. Ketika para tetangga serta sanak saudaranya mendengar bahwa Tuhan telah menunjukkan rahmat-Nya yang begitu besar kepada Elisabet, bersukacitalah mereka bersama-sama dengan dia.  Maka datanglah mereka pada hari yang kedelapan  untuk menyunatkan anak itu, dan mereka hendak menamai dia Zakharia menurut nama bapanya.  Tetapi Elisabet, ibunya, berkata, "Jangan, ia harus dinamai Yohanes!"  Kata mereka kepadanya,  "Tidak ada di antara sanak saudaramu yang bernama demikian." Lalu mereka memberi isyarat kepada bapanya untuk bertanya nama apa yang hendak diberikannya kepada anak itu. Zakharia meminta batu tulis, lalu menuliskan kata-kata ini: Namanya adalah Yohanes. Dan mereka pun heran semuanya.  Seketika itu juga terbukalah mulut Zakharia, dan terlepaslah ikatan lidahnya, lalu ia berkata-kata dan memuji Allah. Maka ketakutanlah semua orang yang tinggal di sekitarnya, dan segala peristiwa itu menjadi buah tutur di seluruh pegunungan Yudea. Semua orang yang mendengarnya, merenungkannya dan berkata,  "Menjadi apakah anak ini nanti?"  Sebab tangan Tuhan menyertai dia. 
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan
Kisah kisah kepahlawanan dan kerelaan dari tokoh tokoh kunci untuk ambil bagian dalam sejarah keselamatan Allah ditunjukkan oleh Gereja dengan pilihan bacaan pada hari hari persiapan khusus untuk Hari Kelahiran . Mata dan hati kita diarahkan untuk memahami tokoh tokoh kunci yang peka dengan kehendak Allah serta melayani kehendak-Nya dengan kesungguhan hati. Keluarga Zakharia dan Ibu Elisabeth sebagai salah satu contoh keluarga yang dengan panggilannya yang khas menyiapkan datangnya Sang Mesias dengan kelahiran putranya. Kelahiran Yohanes memberi tanda heran yang beraneka ragam, hingga sanak saudaranya berkomentar “ Akan menjadi apakah anak ini nanti, sebab tangan Tuhan menyertai dia” Apakah hidup kita sebagai orang Katolik juga menjadi tanda heran bagi sanak saudara yang lain? Ataukah sama saja sehingga  tidak ada lagi pewartaan yang bisa kita sampaikan kepada orang lain.
Seorang bapak keluarga, kebetulan sekian waktu dipercaya menjadi pengurus PSE. Dia mempunyai kejelian yang hebat sehingga banyak orang terbantu untuk mendapat pinjaman modal atau bantuan cuma cuma kalau memang mempunyai tekad untuk berusaha. Wajah sosial Gereja menjadi lebih nyata melalui kiprah tim kerja PSE, apalagi kalau bisa menjangkau orang orang yang tidak Katolik, sehingga bisa merasakan kasih dan pemeliharaan Tuhan. Orang orang seperti itulah yang memberi corak serta bentuk dari wajah Gereja.

Butir permenungan
Apakah hidup kita sebagai orang Katolik juga menjadi tanda heran bagi sanak saudara yang lain? Ataukah sama saja sehingga  tidak ada lagi pewartaan yang bisa kita sampaikan kepada orang lain.

Doa

Ya Tuhan, kami mohon sertailah kaum muda umat-Mu, agar dapat menyerupai Yohanes yang membuat heran sanak saudaranya. Amin.  

0 komentar:

Post a Comment