December 11, 2015

RENUNGAN HARI JUMAT 4 DESEMBER 2015

Bacaan Liturgi   Jumat  04 Desember 2015

Bacaan 1: Yesaya 29:17-24
Beginilah firman Tuhan, sedikit waktu lagi, Libanon akan berubah menjadi kebun buah-buahan, dan kebun buah-buahan itu akan dianggap hutan?  Pada waktu itu orang-orang tuli akan mendengar perkataan-perkataan sebuah kitab, dan lepas dari kekelaman dan kegelapan mata orang-orang buta akan melihat. Orang-orang yang sengsara akan tambah bersukaria di dalam Tuhan, dan orang-orang miskin di antara manusia akan bersorak-sorak di dalam Yang Mahakudus, Allah Israel! Sebab orang yang gagah sombong akan berakhir dan orang pencemooh akan habis, dan semua orang yang berniat jahat akan dilenyapkan,
yaitu mereka yang begitu saja menyatakan seseorang berdosa di dalam suatu perkara, dan yang memasang jerat terhadap orang yang menegor mereka di pintu gerbang, dan yang mendesak orang benar dengan alasan yang tidak-tidak.
Sebab itu beginilah firman Tuhan, Allah kaum keturunan Yakub, Dia yang telah membebaskan Abraham: "Mulai sekarang Yakub tidak lagi mendapat malu, dan mukanya tidak lagi pucat. Sebab pada waktu mereka, keturunan Yakub itu, melihat apa yang dibuat tangan-Ku di tengah-tengahnya, mereka akan menguduskan nama-Ku; mereka akan menguduskan Yang Kudus, Allah Yakub, dan mereka akan gentar kepada Allah Israel; orang-orang yang sesat pikiran akan mendapat pengertian, dan orang-orang yang bersungut-sungut akan menerima pengajaran."
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur: Mzm 27:1,4,13-14 
Tuhan adalah terang dan keselamatanku,
Tuhan adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar?
Satu hal telah kuminta kepada Tuhan, itulah yang kuingini: diam di rumah Tuhan seumur hidupku, menyaksikan kemurahan Tuhan dan menikmati baitNya.
Sesungguhnya, aku percaya akan melihat kebaikan Tuhan di negeri orang-orang yang hidup! Nantikanlah Tuhan kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah Tuhan.

Injil: Matius  9:27-31
Ketika Yesus meneruskan perjalanan-Nya dari sana, dua orang buta mengikuti-Nya sambil berseru-seru dan berkata: "Kasihanilah kami, hai Anak Daud."
Setelah Yesus masuk ke dalam sebuah rumah, datanglah kedua orang buta itu kepada-Nya dan Yesus berkata kepada mereka: "Percayakah kamu, bahwa Aku dapat melakukannya?" Mereka menjawab: "Ya Tuhan, kami percaya."
Lalu Yesus menjamah mata mereka sambil berkata: "Jadilah kepadamu menurut imanmu."  Maka terbukalah  mata mereka. Dan Yesuspun dengan tegas berpesan kepada mereka, kata-Nya: "Jagalah supaya jangan seorangpun mengetahui hal ini." Tetapi mereka keluar dan memasyhurkan Dia ke seluruh daerah itu.
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan
Kegembiraan dan kesedihan terungkap dalam hidup dan perilaku kita. Orang yang sedih, misalnya karena salah satu anggota keluarganya meninggal, akan menangis. Orang yang baru saja menerima surat bahwa lamaran kerjanya diterima, akan mengungkapkan kegembiraan dengan berteriak “ Yes, akhirnya akau mendapat pekerjaan” Tidak puas dengan teriakkan, orang bisa saja memeluk ibu atau bapaknya dengan erat, sambil meneteskan air mata. Itulah salah satu bentuk ungkapan kesedihan atau kegembiraan. Umumnya ungkapan itu spontan, tidak dibuat buat atau tidak dapat dipaksakan.
Bacaan Injil hari ini, menggambarkan ungkapan kegembiraan orang buta yang disembuhkan oleh Tuhan Yesus, Walaupun dua orang buta sudah diwanti wanti (dipesan dengan sungguh sungguh) oleh Tuhan Yesus untuk tidak memberitahukan kepada yang orang lain, ternyata mereka malah memasyurkan keseluruh daerahnya. Mungkin anda berkomentar, “ Tuhan Yesus itu aneh, orang bahagia kok dilarang omong” Padahal ungkapan kebahagiaan itu spontan, keluar dan meluap dari hati dan diri sendiri. Dari kebutaannya orang menjadi melihat, ini merupakan pengalaman yang sungguh luar biasa. Dari kegelapan melihat  terang , orang bersyukur, bergembira, meluapkan kegembiraannya sehingga memasyurkan Tuhan Yesus.

Butir permenungan
Bagaimana dengan diri kita yang tidak buta, yang matanya bisa melihat?  Apakah kita mampu bersyukur dan memasyurkan Tuhan Yesus dengan peri laku dan hidup kita? Atau malah sebaliknya, kita membuat Tuhan Yesus “tersalib” kembali, “tertusuk” tombak lagi hati-Nya? Ya, Tuhan Yesus merasa  tersalib kembali karena kata kata kita , karena perilaku kita yang memalukan?  Karena kemalasan dan keteledoran kita. Bukankah kita sebenarnya buta?

Doa

Ya Bapa, ajarilah kami agar hidup kami tidak mengecewakan-Mu  karena perilaku kami yang memalukan, Amin 

0 komentar:

Post a Comment