August 14, 2017

RENUNGAN HARIAN ( RABU 16 AGUSTUS 2017 )

Bacaan Liturgi Rabu  16 Agustus 2017
PF S. Stefanus dari Hungaria

Bacaan Pertama  Ul 34:1-12
Pada waktu akan meninggal, naiklah Musa dari dataran Moab ke pegunungan Nebo, yakni ke puncak Pisga, yang berhadapan dengan Yerikho. Di sana Tuhan memperlihatkan kepada Musa seluruh negeri Kanaan: daerah Gilead sampai ke kota Dan, seluruh Naftali, tanah Efraim dan Manasye, seluruh tanah Yehuda sampai laut sebelah barat, Tanah Negeb dan lembah Yordan,
lembah Yerikho, kota pohon korma itu, sampai Zoar. Dan bersabdalah Tuhan kepadanya, "Inilah negeri yang Kujanjikan dengan sumpah kepada Abraham, Ishak dan Yakub; "Kepada keturunanmulah akan Kuberikan negeri itu.'  Engkau boleh melihatnya dengan matamu sendiri, tetapi engkau tidak akan menyeberang ke sana." Lalu tutup usialah Musa, hamba Tuhan, di sana di tanah Moab, sesuai dengan sabda Tuhan. Ia dikuburkan oleh Tuhan di suatu lembah di tanah Moab, di hadapan Bet-Peor, dan sampai hari ini tidak ada orang yang tahu kuburnya. Musa berumur seratus dua puluh tahun ketika ia meninggal dunia; matanya belum kabur dan kekuatannya belum hilang. Orang Israel menangisi Musa di dataran Moab tiga puluh hari lamanya. Maka berakhirlah hari-hari tangis perkabungan karena Musa itu. Dan Yosua bin Nun penuh dengan roh kebijaksanaan, sebab Musa telah menumpangkan tangan atasnya. Sebab itu orang Israel taat kepada Yosua dan melakukan seperti yang diperintahkan Tuhan kepada Musa. Tetapi tiada lagi seorang nabi yang bangkit di antara orang Israel seperti Musa yang dikenal Tuhan dengan berhadapan muka. Betapa hebatnya segala tanda dan mujizat yang dilakukan Musa atas perintah Tuhan di tanah Mesir terhadap Firaun dan semua pegawainya serta seluruh negerinya. Betapa hebatnya segala perbuatan megah dan tindakan dahsyat yang dilakukan Musa di depan seluruh bangsa Israel.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 66:1-3a.5.16-17
Terpujilah Allah, yang mempertahankan jiwa kami hidup.
*Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi, mazmurkanlah kemuliaan nama-Nya, muliakanlah Dia dengan puji-pujian! Katakanlah kepada Allah, "Betapa dahsyat segala pekerjaan-Mu;."
*Pergilah dan lihatlah karya-karya Allah; Ia dahsyat dalam perbuatan-Nya terhadap manusia. Pujilah Allah kami, hai para bangsa, dan perdengarkanlah puji-pujian kepada-Nya!  *Marilah, dengarkanlah, hai kamu sekalian yang takwa pada Allah, aku hendak menceritakan apa yang dilakukan-Nya terhadapku. Kepada-Nya aku telah berseru dengan mulutku, kini dengan lidahku aku menyanyikan pujian.

Bait Pengantar Injil   2Kor 5:19
Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya dalam diri Kristus dan mempercayakan warta perdamaian kepada kita.

Bacaan Injil   Mat 18:15-20
Sekali peristiwa Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, "Apabila saudaramu berbuat dosa, tegurlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali. Jika ia tidak mendengarkan dikau, bawalah seorang atau dua orang lain, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan. Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat.
Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat, pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai.
Aku berkata kepadamu: Sungguh, apa yang kalian ikat di dunia ini akan terikat di surga, dan apa yang kalian lepaskan di dunia ini akan terlepas di surga. Dan lagi Aku berkata kepadamu, Jika dua orang di antaramu di dunia ini sepakat meminta apa pun, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di surga. Sebab di mana ada dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, Aku hadir di tengah-tengah mereka."
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan.
Tidak dapat dipungkiri bahwa menegur sesama yang bersalah tidaklah mudah. Apalagi pribadi yang bersangkutan tidak mau menerima teguran kita .Memang ada kenyataan dimana teguran kita diberi dengan cara yang tidak bijaksana, yakni langsung dimuka umum dan sangat emosional dengan kata kata kasar. Ajakan Yesus dalam Injil hari ini sungguh menenangkan. Bahwa orang harus belajar menegur sesama yang bersalah empat mata. Maksudnya jelas , supaya jangan teguran kita itu terlalu mempermalukan. Teguran kita pada sesama harus memilikin prinsip bahwa koreksi yang kita ucapkan dapat menjadi sebuah pertolongan baginya.
Yesus mengedepankan soal tata cara bagi sesama. Pertama, dimulai dengan pembicaraan pribadi. Jika ini tidak  berhasil maka dilakukan tahap kedua , yakni pembicaraan didepan saksi dua atau tiga orang . Supaya teguran kita itu menjadi lebih kuat dan mampu memantapkan hati orang yang bersalah untuk mengakui kesalahannya. Bila berhasil, maka teguran itu akan mendatangkan rekonsiliasi, ia kembali menjadi sahabat kita. Namun bila hal ini belum berhasil , maka langkah ketiga mesti diterapkan adalah “sampaikan soalnya kepada jemaat” Dan jika ditengah jemaatpun tidak berhasil, maka pengucilanlah yang terjadi, meski selalu ada kemungkinan untuk rekonsiliasi. Sebab bagaimanapun bila seseorang berdosa bertobat, pengampunan selalu ada dari pihak Allah. Meskipun sulit , marilah kita terus berjuang untuk membangun kesadaran untuk merubah diri  sesama kita yang melakukan kesalahan dengan cara bijaksana , seperti yang diajarkan Yesus hari ini.

Doa.
Ya Tuhan , semoga rahmat kebenaran, keadilan dan kejujuran-Mu senantiasa menguatkan kami agar mampu menegur serta menasehati sesama kami. Amin.




Sebab di mana ada dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, Aku hadir di tengah-tengah mereka

0 komentar:

Post a Comment