August 3, 2017

RENUNGAN HARIAN ( MINGGU 6 AGUSTUS 2017 )

Bacaan Liturgi  Minggu 6 Agustus 2017
Pesta Yesus Menampakkan Kemuliaan-Nya

Bacaan Pertama  Dan 7:9-10.13-14
Aku, Daniel, melihat takhta-takhta dipasang, lalu duduklah Yang Lanjut Usianya. Pakaian-Nya putih seperti salju, dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba. Takhta-Nya dari nyala api, roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar. Suatu sungai api timbul dan mengalir dari hadapan-Nya. Beribu-ribu melayani Dia, beratus-ratus ribu berdiri di hadapan-Nya. Lalu duduklah Majelis Pengadilan dan dibukalah Kitab-kitab. Aku terus melihat dalam penglihatan itu, tampak dari langit bersama awan-gemawan, seorang serupa Anak Manusia. Ia menghadap Dia Yang Lanjut Usianya itu, dan ia dihantar ke hadapan-Nya. Kepada Dia yang serupa Anak Manusia itu diserahkan
kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja. Maka segala bangsa, suku dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya kekal adanya, dan kerajaannya tidak akan binasa.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 97:1-2.5-6.9
Tuhan adalah Raja, mahatinggi di atas seluruh bumi. Sebab Engkaulah, ya Tuhan, Yang Mahatinggi di atas seluruh bumi, Engkau sangat dimuliakan di atas segala allah.
*Tuhan adalah Raja. Biarlah bumi bersorak-sorai, biarlah banyak pulau bersukacita! Awan dan kekelaman ada sekeliling-Nya, keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Nya.
*Gunung-gunung luluh laksana lilin di hadapan Tuhan, di hadapan Tuhan semesta alam. Langit memberitakan keadilan-Nya, dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya.
*Sebab, ya Tuhan, Engkaulah Yang Mahatinggi di atas seluruh bumi,
Engkau sangat dimuliakan di atas segala dewata.

Bacaan Kedua  2Ptr 1:16-19
Saudara-saudara, kami tidak mengikuti dongeng-dongeng isapan jempol manusia, ketika kami memberitakan kepadamu kuasa dan kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus sebagai raja, tetapi kami adalah saksi mata dari kebesaran-Nya. Kami menyaksikan, bagaimana Ia menerima kehormatan dan kemuliaan dari Allah Bapa, ketika suara dari Yang Mahamulia datang kepada-Nya dan mengatakan, "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan."
Suara itu kami dengar datang dari surga, ketika kami bersama-sama dengan Dia di atas gunung yang kudus. Dengan demikian kami makin diteguhkan
oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baik kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing, dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu.
Demikianlah sabda Tuhan.

Bait Pengantar Injil  Mat 17:5c
Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia.

Bacaan Injil  Mat 17:1-9
Sekali peristiwa Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes saudaranya, dan bersama-sama mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendiri saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka; wajah-Nya bercahaya seperti matahari, dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang. Maka nampak kepada mereka Musa dan Elia sedang berbicara dengan Yesus. Kata Petrus kepada Yesus, "Tuhan, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Jika Engkau mau, biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia."
Sementara Petrus berkata-kata begitu, tiba-tiba turunlah awan yang terang menaungi mereka, dan dari dalam awan itu terdengar suara yang berkata,
"Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia." Mendengar itu tersungkurlah murid-murid Yesus, dan mereka sangat ketakutan. Lalu Yesus datang kepada mereka. Ia menyentuh mereka sambil berkata, "Berdirilah, jangan takut!" Dan ketika mengangkat kepala, mereka tidak melihat seorang pun kecuali Yesus seorang diri. Pada waktu mereka turun dari gunung, Yesus berpesan kepada mereka, "Jangan kamu ceriterakan penglihatan itu kepada seorang pun, sebelum Anak Manusia dibangkitkan dari antara orang mati."
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan.
Ketika membaca Injil hari ini , kita disodori sebuah episode Injil tentang penampakan Yesus yang membuat kita selalu mengagumi-Nya.  Kejadian yang mengagumkan itu memiliki banyak arti dan simbol. Kejadian menyangkut wajah Yesus yang bercahaya , Perbincangan-Nya dengan Musa dan Elia , juga kehadiran tiga murid –Nya memberikan gambaran tentang akhir hidup kita sebagai orang yang dipanggil-Nya. Ketiga murid itu dipenuhi dengan rasa kagum yang luar biasa. Mereka tercengang menyaksikan Yesus menampakkan kemuliaan-Nya . Itulah sebabnya , tanpa ragu Petrus , “Tuhan , betapa bahagianya kami berada ditempat ini. Jika Engkau mau  , biarlah kudirikan tiga kemah , satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia” Dengan ungkapan yang lebih bebas , Petrus ingin mengatakan “Tuhan, biarlah kita tinggal disini merasakan suasana hidup abadi dalam Tuhan seperti hari ini”
Tetapi mereka harus turun ke Yerusalem . Apa yang mereka lihat  itu pasti berpengaruh sangat besar bagi mereka ketika menghadapi saat penderitaan dan wafat Yesus. Walau dalam kisah sengsara , tampaknya hanya Yohanes yang selalu berjaga bersama Tuhan dan Gurunya dikaki salib. Sedangkan Petrus justru menyangkal Yesus karena kelemahan manusiawinya.
Apa yang dapat kita renungkan dari peristiwa ini?  Kita mesti mendengarkan sekali lagi suara dari langit yang terdengar itu.  Tiba-tiba turunlah awan yang terang menaungi mereka, dan dari dalam awan itu terdengar suara yang berkata, "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah  Dia."  Dan sekonyong konyong waktu mereka  memandang sekeliling , mereka tidak melihat seorangpun lagi bersama mereka kecuali Yesus seorang diri. Artinya Bapa memberikan Putra yang amat dikasihi-Nya  untuk mengembalikan martabat manusia sebagai anak anak Allah. Maka untuk mendapatka status itu, kita diminta untuk mendengarkan Yesus , satu satunya Sabda Allah terakhir dan definitif bagi manusia 
Kalau kita selalu mendengarkan Dia , kita pantas bergembira seperti halnya Petrus  “ Guru , sungguh indah berada disini bersama Engkau “

Butir permenungan.
Perayaan Penampakan Tuhan mengundang kita para pengikut Yesus untuk merenungkan kembali panggilan hidup kita sebagai murid Yesus , Iman dan pengenalan kita akan Yesus  menjadikan kita berani untuk menyebut diri sebagai orang Kristiani. Namun panggilan ini bukan hanya berhenti dalam pengakuan kita bahwa kita pengikut-Nya. Lebih dari semua itu , Tuhan memanggil kita untuk menjadi saksi dalam menunjukkan cinta dan kemuliaan-Nya kepada sesama dimana saja kita berada. Panggilan menjadi saksi mengajak kita untuk hidup jujur , tulus, murah hati , melayani sesama dengan penuh cinta sehingga karena kehidupan kita , nama Tuhan semakin dikenal dan dimuliakan oleh banyak orang.

Doa.
Ya Tuhan , biarkanlah kami  semakin Kau mampukan untuk menunjukkan kasih dan kemuliaan-Nya kepada sesama kami dimana saja kami berada. Amin.







"Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah  Dia."

0 komentar:

Post a Comment