January 18, 2023

RENUNGAN HARIAN, SELASA 24 JANUARI 2023

Antifon Pembuka

Aku mengabarkan keadilan ditengah jemaat besar, bibirku tidak kutahan terkatub Engkau tahu itu ya Allah

Doa Kolekta

Allah Bapa Sumber Kekuatan, Putra-Mu telah mengorbankan diri disalib demi ketaatan kepada-Mu dan untuk keselamatan kami  Semoga kami Kau kuduskan dengan ikut serta dalam kurban ini  Dengan perantaraan Tuhan kami Yesus Kristus Putra-Mu  yang Hidup dan Berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus , Allah sepanjang masa. .

 

Bacaan Liturgi Selasa  24 Januari 2023

PW S. Fransiskus dari Sales, Uskup dan Pujangga Gereja

Bacaan Pertama  Ibr 10:1-10

Saudara-saudara, Di dalam Taurat hanya terdapat bayangan dari keselamatan yang akan datang, bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. 
Karena itu dengan kurban yang sama, yang setiap tahun diulangi, hukum Taurat tidak mungkin menyempurnakan mereka yang ambil bagian di dalamnya. Sebab jika hal itu mungkin, pasti orang tidak mempersembahkan kurban itu; mereka yang melakukan ibadah itu tidak lagi merasa berdosa,  sebab telah disucikan sekali untuk selama-lamanya. Tetapi justru oleh kurban-kurban itu setiap tahun orang diperingatkan akan dosa-dosa mereka. Sebab tidak mungkin darah lembu atau domba jantan menghapuskan dosa!   Karena itu ketika Kristus masuk ke dunia, Ia berkata, "Kurban dan persembahan tidak Engkau kehendaki! Sebagai gantinya Engkau telah menyediakan tubuh bagiku. Kepada kurban bakaran dan kurban penghapus dosa Engkau juga tidak berkenan. Maka Aku berkata: Lihatlah, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku, sebagaimana tertulis dalam gulungan Kitab tentang Aku. Jadi mula-mula Ia berkata, "Engkau tidak menghendaki kurban dan persembahan; Engkau tidak berkenan akan kurban bakaran dan kurban penghapus dosa" -- meskipun dipersembahkan menurut hukum Taurat --. Dan kemudian Ia berkata, "Lihat, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu." Jadi yang pertama Ia hapuskan untuk menegakkan yang kedua. Dan karena kehendak Allah inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya  
oleh persembahan tubuh Yesus Kristus. 

Demikianlah sabda Tuhan.

 

Mazmur  Mzm 40:2.4ab.7-8a.10.11
Ya Tuhan, kini aku datang untuk melakukan kehendak-Mu.
*Aku sangat menanti-nantikan Tuhan; lalu Ia menjengukku dan mendengar teriakku minta tolong. Ia memberikan nyanyian baru dalam mulutku 
untuk memuji Allah kita. 
*Kurban dan persembahan tidak Kauinginkan, tetapi Engkau telah membuka telingaku; kurban bakar dan kurban silih tidak Engkau tuntut. Lalu aku berkata, "Lihat, Tuhan, aku datang!" 
*Aku mengabarkan keadilan di tengah jemaat yang besar, bibirku tidak kutahan terkatup; Engkau tahu itu, ya Tuhan. Keadilan tidaklah kusembunyikan dalam hatiku, kesetiaan dan keselamatan-Mu kubicarakan, 
kasih dan kebenaran-Mu tidak kudiamkan tapi kuwartakan kepada jemaat yang besar.

 

Bait Pengantar Injil  Mat 11:25
Terpujilah Engkau, ya Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada kaum sederhana.

 

Bacaan Injil  Mrk 3:31-35
Sekali peristiwa datanglah ibu dan saudara-saudara Yesus ke tempat Ia sedang mengajar. Mereka berdiri di luar, lalu menyuruh orang memanggil Yesus. Waktu itu ada orang banyak duduk mengelilingi Dia; mereka berkata kepada Yesus, "Lihat, ibu dan saudara-saudara-Mu ada di luar, dan berusaha menemui Engkau." Jawab Yesus kepada mereka, "Siapa ibu-Ku? Siapa saudara-saudara-Ku?" Yesus memandang orang-orang yang duduk di sekeliling-Nya itu, lalu berkata, "Ini ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku!  Barangsiapa melakukan kehendak Allah, dialah saudara-Ku laki-laki, 
dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku." 
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan.

“Harta yang paling berharga adalah keluarga” demikian penggalan soundtrack serial televisi lawas “keluarga cemara” Film ini berkisah tentang kehidupan sebuah keluarga kecil yang semula hidup serba kecukupan namun akhirnya jatuh miskin. Melakoni situasi hidup yang serba tidak pasti tersebut, abah, emak, dan ketiga putrinya tetap mengutamakan nilai kekeluargaan diatas segalanya. Bagi mereka, kekayaan boleh hilang tetapi keluarga harus abadi..  Jika keluarga begitu penting, apa jadinya bila ada anak yang menyangkal keluarganya? “Anak durhaka” tentu ini label yang paling tepat baginya. Lalu, bagaimanakah dengan Tuhan Yesus? Apakah Tuhan Yesus juga anak durhaka, mengingat kata kata-Nya “ Siapa ibu-Ku? Siapa saudara saudara-Ku?” (Mrk 3:33)  Tuhan Yesus bukanlah anak durhaka, jawaban-Nya memang terkesan ekstrem ketika ia diberitahukan bahwa ibu dan saudara saudara-Nya datang. Namun dibalik itu, Tuhan Yesus hendak mengajarkan suatu cara berfikir baru tentang “keluarga” . Bagi Tuhan Yesus, makna keluarga tidak terbatas pada ikatan darah atau  tempat asal , “Melakukan kehendak Allah” itulah kriterianya.  Kehendak Allah itu selalu baik dan menuntut kesetiaan “ekstra” dalam mempraktekkannya,  “Hukum cinta kasih”  adalah kehendak Allah yang terbesar,  Didalamnya kita mesti mengasihi sesama seperti diri kita sendiri, Dengan mengasihi, kita dapat merangkul semua orang  menjadi “keluarga Allah”  Dalam kerahiman-Nya, Allah telah terlebih dahulu mengasihi kita dan menjadikan kita sebagai anak anak-Nya, anggota keluarga-Nya. Maka tugas kita adalah mewartakan kerahiman Allah yang bersifat universal itu kepada orang lain. Pewartaan yang dilakukan hendaknya bukan saja dengan kata kata , tetapi juga dengan aksi nyata, sebab aksi selalu lebih unggul dalam “berbicara” dibanding rangkaian ucapan.

Butir permenungan.

PW S. Fransiskus dari Sales yang diperingati pada hari ini telah membuktikannya. Dia sungguh meyakini “harta yang paling berharga adalah keluarga Allah” sehingga berani mewartakan Injil Allah tanpa jemu. Alhasil kini dia diganjari dengan kerahiman Allah yang tidak terkira di surga. Apakah kita sungguh menyadari sebagai “saudara saudari Tuhan Yesus”  dan bergabung sebagai  “keluarga Allah” 

Doa.

Ya Tuhan yang mahakasih, ajarilah kami umat-Mu untuk menemukan hidup bersama dalam persaudaraan sejati sebagai anak anak Tuhan. Amin. 

 

 

 

 

 

 

 

Terpujilah Engkau, ya Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada kaum sederhana.

0 komentar:

Post a Comment