Antifon Pembuka
Kami telah menerima kasih setia-Mu ya Allah, dalam bait-Mu yang kudus Seperti nama-Mu , ya Allah demikianlah kemasyuran_Mu sampai ke ujung bumi, tangan kanan-Mu penuh dengan keadilan..
Doa
Kolekta
Allah Bapa yang Mahakuasa, hari ini Putra Tunggal-Mu. Yang
telah menjadi manusia seperti kami,dipersembahkan kepada-Mu di Kenisah. Kami
mohon dengan rendah hati ,sucikanlah hati dan budi kami agar kamipun menjadi
persembahan yang pantas bagi=Mu,. Dengan perantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus
Putra-Mu yang Hidup dan Berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus
, Allah sepanjang masa.
Bacaan Liturgi Kamis 2 Februari 2023
Pesta Yesus Dipersembahkan di Kenisah
Bacaan Pertama Mal 3:1-4
Beginilah
firman Tuhan semesta alam, "Lihat,
Aku menyuruh utusan-Ku,
supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku! Tuhan
yang kamu cari itu
dengan mendadak akan masuk ke bait-Nya! Malaikat
Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya,
Ia datang. Siapakah yang dapat
tetap berdiri apabila Ia menampakkan diri? Sebab
Ia laksana api tukang pemurni logam
dan seperti sabun tukang penatu. Ia
akan duduk seperti orang yang memurnikan perak; dan Ia mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan
seperti perak, supaya mereka
menjadi orang-orang yang mempersembahkan korban yang benar kepada Tuhan. Maka persembahan Yehuda dan Yerusalem akan menyenangkan hati Tuhan seperti pada hari-hari dahulu kala, dan
seperti tahun-tahun yang sudah-sudah.
Demikianlah sabda Tuhan.
Mazmur
Mzm 24:7.8.9.10
Tuhan semesta alam, Dialah
Raja Kemuliaan.
*Angkatlah
kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan
bukalah dirimu lebar-lebar, hai pintu-pintu abadi, supaya masuklah Raja Kemuliaan!
*Siapakah itu Raja Kemuliaan? Tuhan,
yang jaya dan perkasa, Tuhan,
yang perkasa dalam peperangan!
*Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan
bukalah dirimu lebar-lebar, hai pintu-pintu abadi, supaya masuklah Raja Kemuliaan!
*Siapakah itu Raja Kemuliaan? Tuhan
semesta alam, Dialah Raja
Kemuliaan!
Bacaan Kedua Ibr 2:14-18
Saudara-saudara, Orang-orang yang dipercayakan Allah
kepada Yesus
adalah anak-anak dari darah dan daging. Maka
Yesus menjadi sama dengan mereka dan
mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya
oleh kematian-Nya Ia memusnahkan
Iblis yang berkuasa atas maut; dan
supaya dengan jalan demikian Ia
membebaskan mereka yang seumur
hidupnya berada dalam perhambaan oleh
karena takutnya kepada maut. Sebab
sesungguhnya, bukan
malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi
keturunan Abraham. Itulah sebabnya,
dalam segala hal Yesus harus disamakan dengan
saudara-saudara-Nya, supaya Ia
menjadi Imam Agung yang menaruh belas kasihan, yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa. Karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang
dicobai.
Demikianlah sabda Tuhan.
Bait Pengantar Injil Luk 2:32
Dialah
terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain
dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.
Bacaan Injil Luk 2:22-40
Ketika
genap waktu pentahiran menurut hukum Taurat Musa, Maria dan Yosef membawa Anak Yesus ke
Yerusalem untuk menyerahkan-Nya
kepada Tuhan, seperti ada tertulis
dalam hukum Tuhan, "Semua
anak laki-laki sulung
harus dikuduskan bagi Allah." Juga
mereka datang untuk mempersembahkan kurban menurut
apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu
sepasang burung tekukur atau dua
ekor anak burung merpati. Waktu
itu adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh
hidupnya, yang menantikan
penghiburan bagi Israel. Roh
Kudus ada di atasnya, dan
kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa
ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu
Dia yang diurapi Tuhan. Atas dorongan Roh Kudus, Simeon datang ke Bait Allah. Ketika Anak Yesus dibawa masuk oleh
orang tua-Nya, untuk melakukan
kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat, Simeon
menyambut Anak itu dan
menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya, "Sekarang
Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini
pergi dalam damai sejahtera, sesuai
dengan firman-Mu, sebab mataku
telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang
telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa,
yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel." Yusuf dan Maria amat heran akan segala sesuatu yang dikatakan tentang Anak Yesus. Lalu Simeon memberkati mereka, dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu, "Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan - dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri -, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang." Ada juga disitu seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer, namanya Hana. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah menikah, ia hidup tujuh tahun bersama suaminya, dan sekarang ia sudah janda, berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah, dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa. Pada saat Anak Yesus dipersembahkan di Bait Allah Hana pun datang ke Bait Allah, dan bersyukur kepada Allah serta berbicara tentang Anak Yesus kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem. Setelah menyelesaikan semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah Maria dan Yusuf serta Anak Yesus ke kota kediamannya, yaitu kota Nazaret di Galilea. Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.
Demikianlah Injil Tuhan.
Renungan.
Belakangan ini, semakin marak pemikiran mengenai pendidikan iman anak. Berbagai macam nama, cara, dan sarana sudah dikemukakan dan dilaksanakan. Hari ini mungkin kita bisa menimba gagasan dari Keluarga Kudus Nazaret. Kisah ini menunjukkan bagaimana Keluarga Kudus di Nazaret. Mereka adalah keluarga yang taat kepada Hukum Taurat. Ketika genap waktu pentahiran menurut Hukum Taurat, orang tua Yesus membawa-Nya ke Bait Suci untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan dan mempersembahkan kurban (bdk. Im 12:6-8). Menilik persembahan yang dibawa, Keluarga Nazaret ini tampaknya bukan keluarga yang berlimpah yang mestinya mempersembahkan seekor kambing atau domba. Jarak Nazaret ke Yerusalem sekitar 105 km, Dapat dibayangkan orang menempuh perjalanan itu pada abad pertama, Akan tetapi, kesulitan seperti ini bukan merupakan halangan bagi keluarga sederhana ini untuk mentaati aturan Hukum Taurat, Bagi Yesus sendiri, dengan dibawa ke Bait Suci ( bdk. Lukas 2:41-52 Yesus di Bait Suci pada usia 12 tahun ) , kita bisa membayangkan bahwa sejak kecil Yesus dibiasakan bergaul dengan suasana Bait Suci.
Butir permenungan.
Salah satu model pendidikan yang dirasa baik adalah melalui contoh konkrit, Action speaks louder than word. Mungkin baik jika sejak kecil anak dibawa hadir dalam Perayaan Ekaristi sehingga mereka mulai merasakan suasana ibadat. Mereka bisa belajar mengenal liturgi, dan hal hal yang berkaitan dengannya. Mungkin ada keberatan bahwa kalau demikian gereja akan hiruk pikuk, ramai atau kacau.Tetapi apakah hal ini tidak bisa diselesaikan? Ingat bahwa anak anak kita adalah penentu wajah Gereja dimasa depan.
Doa.
Ya Tuhan yang maha kasih, berilah
kesadaran kepada umat –Mu , bahwa anak anak adalah wajah masa depan Gereja yang
perlu dipersiapkan. Amin.
Dialah
terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu,
Israel.
0 komentar:
Post a Comment