Antifon Pembuka
Tuhanlah Cahaya dan Penyelamatku, siapa kan kutakuti !! Tuhanlah Benteng hidupku, siapa kan kugentar !!
Doa
Kolekta
Allah Bapa Sumber Kedamaian, Engkau menganugerahi kami cinta
kasih dan damai untuk kami hidup dan kami bagikan kepada sesama Kuatkanlah kami
dengan Roh Kudus-Mu agar kami dapat saling menolong dan membantu , demi mewartakan
kemuliaan dan belas kasih-Mu Dengan perantaraan Tuhan kami Yesus Kristus, Putra-Mu yang Hidup dan Berkuasa bersama Dikau dalam
persatuan Roh Kudus , Allah sepanjang masa.
Bacaan Liturgi 03 Februari 2023
PF S. Ansgarius, Uskup
PF S. Blasius, Uskup dan Martir
Bacaan Pertama Ibr 13:1-8
Saudara-saudara,
peliharalah kasih persaudaraan! Jangan
kamu enggan memberi tumpangan kepada orang, sebab
dengan berbuat demikian
beberapa orang - tanpa menyadarinya - telah
menjamu malaikat-malaikat.
Ingatlah akan orang-orang hukuman, karena
kamu sendiri pun adalah orang-orang hukuman. Ingatlah
akan orang-orang yang diperlakukan sewenang-wenang, karena kamu sendiri masih hidup di dunia
ini. Hendaklah kamu semua penuh
hormat terhadap perkawinan, dan
janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab
orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah. Janganlah kamu menjadi hamba uang, tetapi cukupkanlah dirimu dengan apa
yang ada padamu. Karena Allah
telah berfirman, "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau, dan Aku sekali-kali tidak akan
meninggalkan engkau." Sebab
itu dengan yakin kita dapat berkata, "Tuhan
adalah Penolongku. Aku tidak akan takut. Apakah
yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?" Ingatlah akan pemimpin-pemimpinmu, yang telah menyampaikan sabda Allah
kepadamu. Perhatikanlah akhir
hidup mereka, dan contohlah iman mereka. Yesus
Kristus tetap sama, baik kemarin,
hari ini, maupun selama-lamanya.
Demikianlah sabda Tuhan.
Mazmur
Mzm 27:1.3.5.8b-9abc
Tuhanlah terang dan
keselamatanku.
*Tuhan
adalah terang dan keselamatanku, kepada
siapakah aku harus takut?
Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap
siapakah aku harus gentar?
*Sekalipun tentara berkemah mengepung aku, tidak
takutlah hatiku;
sekalipun pecah perang melawan aku, dalam
hal ini pun aku tetap percaya.
*Sebab di kala ada bahaya, Tuhan
melindungi aku dalam pondok-Nya;
Ia menyembunyikan aku dalam persembunyian di kemah-Nya, Ia mengangkat aku ke atas gunung batu.
*Wajah-Mu kucari, ya Tuhan, maka
janganlah menyembunyikan wajah-Mu dari padaku, janganlah menolak hamba-Mu ini dengan
murka. Engkaulah pertolonganku,
ya Allah penyelamatku, janganlah
membuang aku.
Bait Pengantar Injil Luk 8:15
Berbahagialah
orang yang menyimpan sabda Allah dalam
hati yang baik dan tulus ikhlas, dan
menghasilkan buah berkat ketabahannya.
Bacaan Injil Mrk 6:14-29
Pada
waktu itu Raja Herodes mendengar tentang Yesus, sebab nama-Nya memang sudah terkenal,
dan orang mengatakan, "Yohanes
Pembaptis sudah bangkit dari antara orang mati, dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu
bekerja di dalam Dia." Yang
lain mengatakan, "Dia itu Elia!" Yang
lain lagi mengatakan, "Dia
itu seorang nabi sama seperti nabi-nabi yang dahulu." Waktu Herodes mendengar hal itu, ia
berkata, "Bukan, dia itu
Yohanes yang sudah kupenggal kepalanya, dan
kini bangkit lagi." Memang
Herodeslah yang menyuruh orang menangkap Yohanes dan membelenggunya di penjara berhubung dengan peristiwa Herodias,
isteri Filipus saudaranya, karena
Herodes telah mengambilnya sebagai isteri. Karena
Yohanes pernah menegur Herodes, "Tidak halal engkau mengambil isteri
saudaramu!" Karena kata-kata
itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes dan
bermaksud untuk membunuh dia, tetapi tidak dapat, sebab Herodes segan akan Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah
orang yang benar dan suci, jadi
ia melindunginya. Tetapi setiap
kali mendengar Yohanes, hati
Herodes selalu terombang-ambing, namun
ia merasa senang juga mendengarkan dia. Akhirnya
tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, ketika
Herodes - pada hari ulang tahunnya - mengadakan
perjamuan untuk pembesar, para
perwira dan orang-orang terkemuka di Galilea. Pada
waktu itu puteri Herodias tampil lalu menari, dan
ia menyukakan hati Herodes dan tamu-tamunya. Maka
Raja berkata kepada gadis itu, "Minta
dari padaku apa saja yang kauingini, maka
akan kuberikan kepadamu!" Lalu
Herodes bersumpah kepadanya, "Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu, sekalipun itu setengah dari
kerajaanku!" Anak itu pergi dan menanyakan ibunya, "Apa yang harus kuminta?" Jawab ibunya, "Kepala Yohanes
Pembaptis!" Maka cepat-cepat
ia pergi kepada raja dan meminta, "Aku
mau, supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis di sebuah
talam!" Maka sangat sedihlah
hati raja! Tetapi karena
sumpahnya dan karena segan
terhadap tamu - tamunya, ia tidak mau menolaknya. Raja segera menyuruh seorang pengawal dengan perintah supaya mengambil
kepala Yohanes. Orang itu pergi
dan memenggal kepala Yohanes di penjara. Ia
membawa kepala itu di sebuah talam dan
memberikannya kepada gadis itu, dan
gadis itu memberikannya pula kepada ibunya. Ketika
murid-murid Yohanes mendengar hal itu mereka
datang dan mengambil mayatnya, lalu
membaringkannya dalam kuburan. Demikianlah
Injil Tuhan.
Renungan.
Sekitar bulan Juni 2007, bangsa Indonesia tersentak nuraninya oleh nasib tragis sejumlah guru yang tergabung dalam Komunitas Air Mata Bunda. Mereka diejek, dituduh sok suci, diancam secara fisik, diturunkan atau ditunda kenaikkan pangkatnya, diminta untuk mengundurkan diri, bahkan diperhentikan dari profesinya. Apa kesalahan mereka? Mereka membongkar kebocoran dan kecurangan ujian nasional. Dalam Injil hari ini kita mendengar kisah kemartiran Santo Yohanes Pembaptis, suatu keberanian yang luar biasa. Demi sebuah prinsip, dia rela menderita, Demi nilai yang dibelanya, dia rela mati ditangan penguasa yang lalim, Raja Herodes bersama Herodias, istrinya. “Tidak halal engkau mengambil istri saudaramu” kata Yohanes menegur Herodes. Tentu Yohanes sudah tahu akibat yang akan menimpa dirinya, karena berani menegur orang yang berkuasa itu. Keberanian untuk menegakkan nilai moral dan religius seperti ini tidak dimiliki oleh banyak orang. Dan Yohanes Pembaptis hanyalah salah satu contoh yang langka. Seperti Daud muda yang berhadapan dengan raksasa Goliat , Yohanes tidak gentar menegur penguasa yang secara lalim melanggar hukum Tuhan. Dan, kematiannya adalah kemenangan itu sendiri. Memperjuangkan kejujuran, nilai nilai moral dan religius menuntut keberanian dan pengorbanan, bahkan nyawa. Darah para martir telah banyak tertumpah demi penegakan kebenaran dan keadilan dalam masyarakat. Perayaan dan peringatan para martir seperti yang kita lakukan hari ini , mengundang kita untuk merenungkan kembali cara kita menghayati dan mengamalkan iman kita. Ini adalah tantangan yang tidak ringan, khususnya karena posisi kita sebagai orang kecil dan kelompok minoritas. Menjadi pengikut Kristus memang menuntut keberanian.
Butir permenungan.
Sebagai makluk sosial dan kodratnya manusia membutuhkan orang lain. Manusia harus berinteraksi dengan sesamanya karena hidup manusia menjadi berarti , justru dalam kebersamaan dengan sesamanya . Dalam berinteraksi dengan manusia lain, tentu saja ada intersaksi yang tidak menguntungkan karena kekeliruan dalam perkataan dan perbuatan yang seringkali menyebabkan benturan. Bagi segelintir orang , benturan yang tidak menguntungkan akan menimbulkan sakit hati dan dendam kesumat. Dalam situasi seperti inilah hidup sosial manusia menjadi terganggu . Cerita tentang Yohanes Pembaptis yang dipenggal kepalanya dalam kisah Injil hari ini , secara tidak langsung mau menunjukkan kepada kita bahwa dendam kesumat yang bergejolak dalam diri kita terhadap sesama , cepat atau lambat akan mendatangkan situasi yang tidak mengenakkan . bahkan akan menimbulkan malapetaka.. Teguran Yohanes Pembaptis akan kekeliruan yang dibuat Herodes . seakan menjadi bumerang bagi Yohanes sendiri yang akhirnya menyebabkan kematiannya. Peristiwa seperti diatas tentu saja sering kali kita dengar dalam kehidupan sehari hari. Dengan menampilkan ceritera ini , Yesus menghendaki supaya kita tidak bersikap dendam kepada siapapun agar tidak terjadi hal hal yang tidak diinginkan. Sebaliknya kita harus bersikap rendah hati untuk saling memaafkan satu sama lain . Atas segala kekeliruan dan kesalahan yang telah kita perbuat kepada orang lain , hendaknya kita mampu menerima teguran sebagai kritik yang membangun dan juga sarana untuk memperbaiki kekurangan
Doa.
Ya Tuhan yang mahabaik,
ajarilah kami umat-Mu untuk berani memberi kesaksian seperti para
martir-Mu, dan jadikanlah kami teladan
pengampunan bagi sesama kami , sebagaimana Engkau selalu mengampuni dosa dan
kesalahan kami . Amin.
Berbahagialah
orang yang menyimpan sabda Allah dalam
hati yang baik dan tulus ikhlas, dan
menghasilkan buah berkat ketabahannya.
0 komentar:
Post a Comment