November 16, 2018

RENUNGAN HARIAN ( MINGGU 25 NOPEMBER 2018 )


Bacaan Liturgi Minggu 25 November 2018
Hari HR Tuhan Kita Yesus Kristus Raja Semesta Alam


Hasil gambar untuk gambar kristus raja


Bacaan Pertama  Dan 7:13-14
Aku, Daniel, melihat dalam penglihatan malam: Nampak seorang seperti anak manusia datang dari langit bersama awan-gemawan. Ia menghadap Dia Yang Lanjut Usianya, dan diantar ke hadapan-Nya. 
Kepada yang serupa anak manusia itu diserahkan kekuasaan, kehormatan dan kuasa sebagai raja. Dan segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaan-Nya kekal adanya, 
dan kerajaan-Nya takkan binasa. 
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 93:1ab.1c-2.5
Tuhan adalah Raja, Ia berpakaian kemegahan.
*Tuhan adalah Raja, Ia berpakaian kemegahan, dan kekuatanlah ikat pinggang-Nya. 
*Sungguh, telah tegaklah dunia, tidak lagi goyah!  Takhta-Mu tegak sejak dahulu kala, dari kekal Engkau ada.
*Peraturan-Mu sangat teguh; bait-Mu berhiaskan kekudusan, ya Tuhan, untuk sepanjang masa.

Bacaan Kedua  Why 1:5-8
Yesus Kristus adalah saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini. Dia mengasihi kita, dan berkat darah-Nya Ia telah melepaskan kita dari dosa kita. Dia telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah, Bapa-Nya. Bagi Dialah kemuliaan dan kuasa 
sampai selama-lamanya. Amin. Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan, dan setiap mata akan melihat Dia, juga mereka yang telah menikam Dia. Dan semua bangsa di bumi akan meratapi Dia. Ya, amin.!   "Aku adalah Alfa dan Omega," firman Tuhan Allah, "yang kini ada, yang dahulu sudah ada, dan yang akan tetap ada, Yang Mahakuasa."
Demikianlah sabda Tuhan.

Bait Pengantar Injil  Mrk 11:9.10
Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan.  Diberkatilah Kerajaan yang datang, Kerajaan bapa kita Daud.

Bacaan Injil  Yoh 18:33b-37
Ketika Yesus dihadapkan ke pengadilan, bertanyalah Pilatus kepada-Nya,   "Engkaukah raja orang Yahudi?" Jawab Yesus: "Dari hatimu sendirikah engkau katakan hal itu? Atau adakah orang lain yang mengatakan kepadamu tentang Aku?"  Kata Pilatus,   "Orang Yahudikah aku!  Bangsa-Mu sendiri dan imam-imam kepala  telah menyerahkan Engkau kepadaku; apakah yang telah Engkau perbuat?"   Jawab Yesus,   "Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini! Jika Kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti hamba-hamba-Ku sudah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi. Akan tetapi Kerajaan-Ku bukan dari sini!"  Maka kata Pilatus kepada-Nya, 
"Jadi Engkau adalah raja?"   Jawab Yesus,  "Seperti yang kaukatakan, Aku adalah raja. Untuk itulah Aku datang ke dunia ini, yakni untuk memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku."
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan
Hari ini adalah hari raya Kristus Raja Semesta Alam. Hari Raya ini sekaligus menjadi hari Minggu terakhir dari perjalanan tahun liturgi. Tahun Liturgi tersebut dimulai  dengan penantian kedatangan Tuhan Yesus yang pertama kali melalui hari Minggu Advent 1, berpuncak pada perayaan Paskah, dan diakhiri dengan hari raya Kristus Raya Semesta Alam, yakni saat Tuhan Yesus dinantikan kedatangan-Nya untuk kedua kalinya. Tahun liturgi tersebut merayakan sepanjang tahun misteri karya penyelamatan Allah yang terlaksana melalui Tuhan Yesus Kristus. Dengan menantikan kedatangan-Nya yang kedua, kita menantikan saat Tuhan Yesus datang sebagai Raja Agung yang mengadili orang hidup dan orang mati , sekaligus menyelesaikan seluruh karya penebusan-Nya.
Kerajaan Kristus bukan dari dunia ini , Kristus sebagai Raja adalah Dia yang membawa damai sejahtera kepada umat manusia melalui Darah-Nya. Bacaan kedua jelas sekali menyebut hal ini, “Dia mengasihi kita, dan berkat darah-Nya Ia telah melepaskan kita dari dosa kita. Dia telah membuat kita menjadi suatu kerajaan,”  Kristus menjadi Raja justru melalui peristiwa  direndahkan-Nya di salib . Dalam Injil Yohanes , Yesus disalib justru bermakna pemulihan Yesus sebagai Raja. Dia bertahta sebagai Raja justru melalui penyaliban-Nya.
Marilah kita menyembah Kristus Sang Raja justru melalui apa yang sering kita anggap sebagi kerapuhan, Pada saat Ekaristi , Kristus pun hadir di tengah kita dan kita Dia pun bertahta tetapi justru melalui kerapuhan roti dan anggur.Itulah sebabnya, kerapuhan kemanusiaan kita yang sering kita hindari ini justru menjadi tempat dan cara Kristus Sang Raja  di tengah kita

Butir permenungan
Hari ini Gereja Katolik diseluruh dunia merayakan Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam .Melalui ensiklik Quas Primas, Paus Pius IX ingin menunjukkan bahwa Yesus Kristus diakui lebih tinggi dan berkuasa diatas segala kekuatan dunia. Yesus yang menentukan penghakiman atas segala makhluk  didunia, oleh karena itu Yesus juga layak diberi gelar sebagai Raja Semesta Alam dan Raja Eskatologis. Injil minggu ini sangat menarik untuk direnungkan. Pertanyaan Pilatus kepada Yesus tentang Yesus adalah raja Yahudi sesungguhnya bisa kita tujukan ketika kita berada pada posisi Pilatus. Kita bersyukur bahwa Pilatus mewakili kita untuk mengetahui identitas Yesus yang sebenarnya. Pilatus yang mempunyai kedudukan tinggi takut jika posisinya diambil alih oleh orang lain. Hal ini juga melukiskan pribadi kita yang sehari hari memiliki rasa takut jika posisi kita diambil orang lain yang mungkin lebih baik dari kita. Jawaban Yesus kepada Pilatus menunjukkan identitas-Nya sebagai Anak Allah yang rendah hati, rela berkorban demi keselamatan manusia. Yesus yang adalah Raja Semesta Alam  justru menampilkan diri sebagai pribadi yang sederhana dan tidak nampak sebagai  “Raja Agung”. Ia rela meninggalkan keagungan-Nya untuk menjadi sama seperti manusia. Kita bisa menjadikan sabda Yesus  ini sebagai prinsip hidup harian kita. Ketika kita memiliki posisi jabatan bagus dan kuasa , entah disebuah perusahaan atau paroki. Kita perlu memiliki sikap rendah hati dan memandang sesama sekitar kita sebagai saudara dan anggota keluarga kita.

Doa
Ya Yesus bimbinglah kami dalam ziarah ini menuju Kerajaan-Mu yang abadi. Amin.



Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan.  Diberkatilah Kerajaan yang datang, Kerajaan bapa kita Daud.


0 komentar:

Post a Comment