February 3, 2018

RENUNGAN HARIAN, (MINGGU 11 FEBRUARI 2018)

Bacaan Liturgi Minggu  11 Februari 2018
PF S.P. Maria di Lourdes

Bacaan Pertama Im 13:1-2.44-46
Tuhan Allah berfirman kepada Musa dan Harun, "Apabila pada kulit badan seseorang ada bengkak atau bintil-bintil atau panau, yang mungkin menjadi penyakit kusta pada kulitnya, ia harus dibawa kepada imam Harun, atau kepada salah seorang dari antara anak-anaknya,
yang adalah imam. Karena orang itu sakit kusta, maka ia najis, dan imam harus menyatakan dia najis, karena penyakit yang di kepalanya itu. Orang yang sakit kusta harus berpakaian yang cabik-cabik, dan rambutnya terurai. Ia harus menutupi mukanya sambil berseru-seru: Najis! Najis! Selama ia kena penyakit itu, ia tetap najis; memang ia najis, ia harus tinggal terasing, di luar perkemahanlah tempat kediamannya.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 32:1-2.5.11
Engkaulah persembunyianku, ya Tuhan. Engkau melindungi aku sehingga aku selamat.*Berbahagialah orang yang pelanggarannya diampuni, yang dosa-dosanya ditutupi! Berbahagialah orang, yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan, dan tidak berjiwa penipu!
*Akhirnya dosa-dosaku kuungkapkan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata "Aku akan menghadap Tuhan."
Maka Engkau sudah mengampuni kesalahanku.
*Bersukacitalah dalam Tuhan! Bersorak-sorailah, hari orang-orang benar, bersorak-gembiralah, hari orang-orang jujur!

Bacaan Kedua  1Kor 10:31-11:1
Saudara-saudara, Jika engkau makan atau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah. Janganlah kamu menimbulkan syak dalam hati orang, baik orang Yahudi atau orang Yunani, maupun Jemaat Allah. Sama seperti aku juga berusaha menyenangkan hati semua orang dalam segala hal,
bukan untuk kepentingan diriku, tetapi untuk kepentingan orang banyak,
supaya mereka beroleh selamat. Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus.
Demikianlah sabda Tuhan.

Bait Pengantar Injil  Luk 7:16
Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita,
dan Allah telah melawat umat-Nya.

Bacaan Injil  Mrk 1:40-45
Sekali peristiwa seorang yang sakit kusta datang kepada Yesus,
sambil berlutut di hadapan Yesus ia memohon bantuan-Nya, katanya,
"Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku." Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata kepadanya, "Aku mau, jadilah engkau tahir." Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir. Segera Yesus menyuruh orang itu pergi dengan peringatan keras, "Ingatlah, janganlah engkau memberitahukan hal ini kepada siapa pun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam,
dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan yang diperintahkan oleh Musa, sebagai bukti bagi mereka." Tetapi orang itu pergi memberitakan peristiwa itu dan menyebarkannya kemana-mana,
sehingga Yesus tidak dapat lagi terang-terangan masuk ke dalam kota.
Yesus tinggal di luar kota di tempat-tempat yang sepi, namun orang terus juga datang kepada-Nya dari segala penjuru.
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan
Ada hal menarik sekaligus indah dalam merenungkan Injil hari ini. Seorang penderita kusta datang pada Tuhan Yesus dan memohon “ Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku”  Kata kata orang kusta ini tentu dapat dibaca dengan beragam intonasi dan ekspresi. Saya sendiri yakin bahwa ekspresi yang digunakan orang kusta ini tentu sebuah ekspresi yang penuh harapan dan kerendahan hati. Hal itu semakin terasa karena orang kusta ini memohonkannya sambil berlutut. Dia tahu siapa Tuhan Yesus itu. Dia sadar bahwa dia tidak bisa memaksa. Dia tahu bahwa kesembuhan adalah rahmat dan itu diberikan kepada siapa saja Tuhan menghendaki-Nya. Melihat kerendahan hati dan pengharapan yang besar dalam dirinya, hati Tuhan Yesus pun tergerak oleh belas kasihan , Tuhan Yesus bersabda,”Aku mau jadilah engkau tahir.”
Dari kisah Injil hari ini, tampak bahwa kesembuhan itu begitu cepat terjadi. Hal ini sangat jauh berbeda  dengan pengalaman kita yang sering sakit namun tidak kunjung sembuh, yang menderita namun tak kunjung bahagia. Apa sebenarnya yang menjadi kunci agar kesembuhan terjadi? Kata kata si kusta adalah kuncinya. Dia datang kepada Tuhan Yesus bukan pertama tama memohon supaya kemauannya terjadi tetapi apa yang menjadi kemauan Tuhan Yesus sendiri yang terjadi. Dia tahu dan sadar bahwa kemauannya tidak sama dengan kemauan Tuhan Yesus, dan kehendak Yesus tentu lebih indah dari kehendaknya sendiri.
Kadang kadang dalam doa kepada Tuhan, kita memaksakan kehendak. Kita lupa bahwa Tuhan Yesus telah mengajarkan dalam doa Bapa Kami supaya kehendak Bapa saja yang terjadi dalam hidup kita. Dalam hidup sehari hari saja , kita pasti tidak suka jika orang lain memaksakan kehendaknya kepada kita. Tentu hal itu juga tidak disukai oleh Tuhan. Apalagi , sering kehendak kita tidak selaras dengan kehendak Tuhan. Kehendak kita tidak selalu baik, sebaliknya , kehendak Tuhan sempurna dan efeknya selalu tahan lama. Karena itu ada baiknya kita mengubah rumusan doa kita , lebih dahulu menyatakan pada Tuhan , “ Kalau Tuhan mau kabulkanlah permohonan kami”
Tuhan selalu mau membantu dan mengabulkan doa kita . Namun , semua harus terjadi sesuai dengan kehendak-Nya. Mari kita mohon agar kehendak Tuhan selalu terjadi .

Butir Permenungan
Sejak zaman Perjanjian Lama sampai zaman Yesus , kusta dan penyakit lainnya dipandang sebagai akibat dari kebobrokan moral si penyakit , Maka orang yang menderita penyakit kusta adalah orang berdosa atau orang yang dihukum oleh Allah karena dosanya. Karena ini sesuai dengan hukum yang berlaku maka orang kusta harus disingkirkan supaya tidak menajiskan orang lain . Mereka diwajibkan mengenakan pakaian cabik cabik dengan rambut terurai dan harus berterikan “najis” bila bertemu dengan orang lain. Hari ini dalam Injil dikisahkan bahwa dua orang kusta datang menghampiri dan berlutut dihadapan Yesus . Mereka memohon kesembuhan dari penyakitnya . Keberanian mereka menyebabkan Yesus menaruh belas kasihan kepada mereka sehingga mereka disembuhkan .
Penyakit kusta masih tetap ada sampai saat ini dan kondisi mereka tidak jauh berbeda dengan zaman Yesus . Mereka tetap disingkirkan kendati dengan istilah di lokalisasi . Namun proses penyingkiran orang – orang malang ini tidak hanya pada orang yang berpenyakit kusta saja melainkan juga meluas pada orang yang tersingkir dalam masyarakat karena berbagai hal seperti karena struktur sosial  , ekonomi , politik . dan hukum yang tidak adil . Mereka adalah orang kusta masa kini yang tinggal di perumahan kumuh , yang mengais sampah , yang tinggal dirumah kardus dan sebagainya . Yesus memberi pesan kepada kita hari ini bahwa kesembuhan orang kusta masa kini tergantung pada kita yang mau mengulurkan tangan kepada mereka . Kerajaan Allah itu dekat bila kita tidak mengucilkan mereka . Pelayanan penuh kasih pasti akan memberi kekuatan dan membangkitkan harapan mereka akan kesembuhan.

Doa.
Ya Tuhan, berilah kami kemampuan untuk memohon kepada-Mu seperti penderita kusta  yang memohon dengan penuh pengharapan dan kerendahan hati, agar permohonan kami cepat Engkau penuhi. Amin.







Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita, dan Allah telah melawat umat-Nya.

0 komentar:

Post a Comment