February 17, 2018

RENUNGAN HARIAN, (RABU 21 FEBRUARI 2018)

Bacaan Liturgi Rabu 21 Februari 2018
PF S. Petrus Damianus, Uskup dan Pujangga Gereja

Bacaan Pertama  Yun 3:1-10
Tuhan berfirman kepada Yunus, "Bangunlah, dan berangkatlah ke Niniwe, kota besar itu. Sampaikanlah kepadanya seruan yang Kufirmankan kepadamu." Maka bersiaplah Yunus, lalu pergi ke Niniwe, sesuai dengan firman Allah. Niniwe adalah sebuah kota yang mengagumkan besarnya, tiga hari perjalanan luasnya. Mulailah Yunus masuk ke dalam kota sehari perjalanan jauhnya, lalu berseru, "Empat puluh hari lagi, maka Niniwe akan ditunggang-balikkan." Orang Niniwe percaya kepada Allah, lalu mereka mengumumkan puasa; baik orang dewasa maupun anak-anak, mengenakan kain kabung. Setelah kabar sampai pada raja kota Niniwe, turunlah raja dari singgasananya;
ditanggalkannya jubahnya, diselubungkannya kain kabung, lalu duduklah ia di atas abu. Lalu atas perintah raja dan para pembesarnya
orang memaklumkan dan mengatakan di Niniwe demikian, "Manusia dan ternak, lembu sapi dan kambing domba tidak boleh makan apa-apa, tidak boleh makan rumput dan tidak boleh minum air. Haruslah semuanya, manusia dan ternak, berselubung kain kabung dan berseru dengan keras kepada Allah; serta haruslah masing-masing berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, dan dari kekerasan yang dilakukannya.  Siapa tahu, mungkin Allah akan berbalik dan menyesal, serta berpaling dari murka-Nya yang bernyala-nyala itu, sehingga kita tidak binasa."
Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah Allah karena malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap mereka;
dan Ia pun tidak jadi melakukannya.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 51:3-4.12-13.18-19
Hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.
*Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!

*Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah semangat yang teguh dalam batinku. Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!
*Tuhan, Engkau tidak berkenan akan kurban sembelihan; dan kalaupun kupersembahkan kurban bakaran, Engkau tidak menyukainya.
Persembahan kepada-Mu ialah jiwa yang hancur; hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.

Bait Pengantar Injil  Yl 2:12-13
Sekarang juga, demikianlah firman Allah, berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, sebab Aku ini pengasih dan penyayang.

Bacaan Injil  Luk 11:29-32
Sekali peristiwa Yesus berbicara kepada orang banyak yang mengerumuni Dia,  "Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menuntut suatu tanda, tetapi mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. Sebab sebagaimana Yunus menjadi tanda untuk orang-orang Niniwe, demikian pulalah Anak Manusia akan menjadi tanda bagi angkatan ini. Pada waktu penghakiman ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama orang dari angkatan ini dan akan menghukum mereka: Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengarkan hikmat Salomo, dan sungguh, yang ada di sini lebih daripada Salomo!
Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan mereka akan menghukumnya. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat waktu mereka mendengarkan pemberitaan Yunus, dan sungguh, yang ada di sini lebih daripada Yunus!"
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
Seorang ayah dengan tulus berkata kepada putra terkasihnya, :” Nak , aku mencintai engkau seumur hidupku” Sang anak menjawab, :”Apa buktinya?” Ayah diam dan berlalu dengan sedih. “Mengapa ia masih meminta bukti? Bukankah aku ini sudah menjadi bukti yang kuat?”  kata sang ayah dalam hati. Ia tentu merasa sedih, setelah sekian tahun ia mencurahkan kasih dengan tulus kepada putranya, namun ternyata putra meragukannya. Menanyakan bukti berarti tidak percaya.
Hal serupa juga kita temukan dalam Injil hari ini, Yesus kecewa dengan “angkatan ini” , yakni orang orang Yahudi yang tidak percaya kepada-Nya. Mereka telah hidup bersama-Nya, mendengarkan pengajaran-Nya, menyaksikan mukjizat-Nya yang luar biasa. Akan tetapi, mereka masih tidak percaya bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan Allah, Orang orang Yahudi masih meminta tanda padahal Yesus adalah tanda itu sendiri.  Orang orang Ninive bertobat hanya karena sekali mendengar pewartaan  Yunus, sang utusan Allah, sedangkan orang orang Yahudi tidak bertobat sekalipun mereka telah mendengar secara langsung pewartaan Yesus Sang Putra Allah. Apa yang belum dilakukan Yesus? Yesus telah melakukan segalanya  melebihi apa yang dilakukan Yunus, Namun , karena ketegaran hati mereka , mereka tidak bertobat.
Seruan Yesus  ini juga ditujukan kepada kita,  Dalam keadaan biasa, mungkin seruan Yesus itu tidak terlalu terasa. Namun ketika kita sedang menghadapi masalah yang pelik, iman kita kepada Kristus mulai tergoncang. Dalam keadaan seperti ini, kita mungkin berdoa:”Tuhan , buktikan bahwa Engkau  mengasihiku, keluarkan aku dari masalah ini” Dengan berdoa seperti ini, bukanlah kita sama saja dengan orang Yahudi yang meminta tanda ? Yesus sendiri adalah tanda kasih itu.
Mari pada masa Pra Paskah ini kita merefleksikan diri dan mulai bertobat. Dengan berefleksi kita akan makin bisa melihat betapa besar campur tangan Tuhan dalam hidup kita. Kita sering kali tidak percaya akan kebaikkan Tuhan, karena kita kurang menyadari bahwa Ia selalu hadir bagi kita, atau yang berani menegur kita, juga melalui peristiwa peristiwa hidup.

Butir permenungan.
Angkatan ini adalah angkatan yang jahat, demikian kecaman keras Yesus yang ditujukan kepada banyak orang  yang mengerumuni-Nya. Yesus merasa kecewa dan kesal , karena mereka yang mengikuti seleruh perjalanan-Nya tidak mau mempercayai-Nya, melainkan hanya mengharapkan dan meminta tanda dari Dia. Padahal kemanapun dan dimanapun Yesus berada . Ia selalu mengadakan penyembuhan berbagai macam penyakit dan mengusir roh jahat. Tetapi mereka keras kepala dan selalu menuntut tanda nyata berupa mukjizat justru karena sikap membatu  itu. Maka Yesus kerap tidak melakukan mukjizat apa apa.
Sebagai orang beriman khususnya masa Pra Paskah ini hendaknya kita mawas diri apakah kita juga bersikap seperti  orang orang Yahudi? Kita menuntut Tuhan untuk melakukan mukjizat. Baru kita akan percaya kepada? Tuhan itu maha baik dan maharahim,Pengasih dan penyayang. Dia telah memberikan Yesus kepada kita, Bila kita sungguh percaya kepada Tuhan Yesus sebagai Putera Allah , maka kita dengan mata iman bisa melihat betapa banyaknya mukjizat dalam kehidupan harian kita. Kita bisa hidup saat  ini , hal ini sudah merupakan mukjizat. Kita setiap hari menerima perhatian cinta kasih dari suami atau istri dan anak anak atau anggota keluarga lainnya  atau anggota komunitas kita . Kita diberikan makanan dan minuman cukup, Bukankah itu semua mukjizat?  Belum cukupkah peristiwa peristiwa hidup yang kita alami setiap hari membuat kita sadar bahwa Tuhan senantiasa menyertai kita? Ataukah kita ini sama dengan generasi Yesus dulu sebagai angkatan yang jahat?

Doa
Ya Tuhan yang mahabaik, ajarilah kami umat-Mu untuk menyadari bahwa Engkau selalu menyertai kami dalam suka dan duka, dan selalu hadir secara nyata melalui orang orang yang mencintai kita, atau yang berani menegur kita melalui peristiwa peristiwa hidup.  Amin.




Sekarang juga, demikianlah firman Allah, berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, sebab Aku ini pengasih dan penyayang.



0 komentar:

Post a Comment