February 11, 2018

RENUNGAN HARIAN, (SABTU 17 FEBRUARI 2018)

Bacaan Liturgi Sabtu 17 Februari 2018
PF Ketujuh Saudara Suci, Pendiri Ordo Hamba-Hamba Maria

Bacaan Pertama  Yes 58:9b-14
Inilah firman Allah, "Apabila engkau tidak lagi mengenakan kuk kepada sesamamu, dan tidak lagi menunjuk-nunjuk orang dengan jari dan memfitnah; apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri dan memuaskan hati orang yang tertindas, maka terangmu akan terbit dalam gelap, dan kegelapanmu akan seperti rembang tengah hari. Tuhan akan menuntun engkau senantiasa dan akan memuaskan hatimu di tanah yang kering, dan akan membaharui kekuatanmu. Engkau akan seperti taman yang diairi dengan baik dan seperti mata air yang tidak pernah mengecewakan. Engkau akan membangun reruntuhan yang sudah berabad-abad, dan akan memperbaiki dasar yang diletakkan oleh banyak keturunan. Engkau akan disebutkan "Yang memperbaiki tembok yang tembus" "Yang membetulkan jalan" supaya tempat itu dapat dihuni. Apabila engkau tidak menginjak-injak hukum Sabat dan tidak melakukan urusanmu pada hari kudus-Ku; apabila engkau menyebutkan hari Sabat "Hari Kenikmatan", dan hari kudus Tuhan "Hari Yang Mulia;" apabila engkau menghormatinya dengan tidak menjalankan segala acaramu dan dengan tidak mengurus urusanmu sendiri, atau berkata omong kosong,
maka engkau akan bersenang-senang, karena Tuhan. Aku akan membuat engkau melintasi puncak bukit-bukit di bumi dengan kendaraan kemenangan; Aku akan memberi makan engkau dari milik pusaka Yakub, bapa leluhurmu, sebab mulut Tuhanlah yang mengatakannya.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur   Mzm 86:1-2.3-4.5-6
Tunjukkanlah kepadaku jalan-Mu, ya Tuhan, supaya aku hidup menurut kebenaran-Mu.
*Sendengkanlah telinga-Mu, ya Tuhan, jawablah aku, sebab sengsara dan miskin aku. Peliharalah nyawaku, sebab aku orang yang Kaukasihi,
selamatkanlah hamba-Mu yang percaya kepada-Mu.

*Engkau adalah Allahku, kasihanilah aku, sebab kepada-Mulah aku berseru sepanjang hari. Buatlah jiwa hamba-Mu bersukacita, sebab kepada-Mulah, ya Tuhan, kuangkat jiwaku.
*Sebab, ya Tuhan, Engkau sungguh baik dan suka mengampuni, kasih setia-Mu berlimpah bagi semua orang yang berseru kepada-Mu.  Pasanglah telinga kepada doaku, ya Tuhan, dan perhatikanlah suara permohonanku.

Bait Pengantar Injil  Yeh 33:11
Aku tidak berkenan akan kematian orang fasik, melainkan akan pertobatannya supaya ia hidup.

Bacaan Injil  Luk 5:27-32
Sekali peristiwa Yesus melihat seorang pemungut cukai, yang bernama Lewi, sedang duduk di rumah cukai. Yesus berkata kepadanya, "Ikutlah Aku!" Maka berdirilah Lewi dan meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Dia. Lalu Lewi mengadakan suatu perjamuan besar untuk Yesus di rumahnya. Sejumlah besar pemungut cukai dan orang-orang lain turut makan bersama-sama dengan Dia. Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat bersungut-sungut kepada murid-murid Yesus, "Mengapa kamu makan dan minum bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?" Lalu jawab Yesus kepada mereka, "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit! Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat."
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
Tindakan baik merupakan buah dari komitmen yang dihayati secara terus menerus dalam hidup. Seorang pelajar yang ingin memperoleh nilai maksimal harus tekun belajar. Seorang biarawan – biarawati yang ingin bertumbuh dalam hidup rohani harus disiplin dalam latihan rohani. Orang tua yang menginginkan keluarga harmonis harus setia menyediakan waktu untuk tinggal bersama anak dan pasangan dirumah.
Yesus juga menginginkan komitment dari kita dalam mengikuti-Nya. Injil hari ini mengkisahkan tentang Lewi , seorang pemungut cukai yang mengikuti Yesus. Kisah tersebut diceritakan secara menarik untuk kita refleksikan dalam hidup beriman. Ketika Yesus menyapa dan mengajak dia dengan berkata :” Ikutlah Aku” dia langsung berdiri , meninggalkan segala sesuatu dan mengikuti-Nya. Dia tidak mengulur ulur waktu, Tentu, sebagai seorang pemungut cukai ia pasti memiliki harta berupa uang, barang berharga, dan lain sebagainya. Akan tetapi, ia meninggalkan semua itu lalu mengikuti Yesus.
Kita bisa belajar dari sikap Lewi dalam mengikuti Yesus. Dalam perjalanan rohani , kita juga perlu komitmen  tegas. Yesus selalu menyapa dan memanggil kita untuk bertobat baik melalui Sabda dalam Ekaristi, maupun pengalaman rohani sehari hari. Namun, ironisnya kita sering kali mengabaikannya. Kita menunda nunda waktu untuk bertobat dan kembali kepada Allah.  Bertobat bukan soal hari esok, tetapi seluruh hidup kita setiap hari yang diungkapkan melalui  hal hal kecil dengan setia dan tekun hari ini. Pertobatan sekecil apapun yang kita lakukan setiap hari akan menumbuhkan iman kepada Allah, sebab pertobatan akan membantu kita  untuk melepaskan sikap egoisme yang sering kali menghalangi rahmat Allah dalam diri kita. Barang kali pertobatan terasa tidak mudah, tetapi bersama rahmat Allah kita mampu memulainya. Para kudus dalam Gereja telah membuktikan komitmen mereka dengan setia melakukan doa, askese, pantang dan puasa. Semua dipandang sebagai latihan rohani.  Mari kita membangun komitmen untuk bertobat, terutama masa Pra Paskah ini, sehingga hati kita makin bersih, dekat dengan Allah dan pada  saatnya kita dapat merayakan misteri  Paskah dengan penuh iman dan hati yang gembira.

Butir permenungan.
Seorang ketua lingkungan menceritakan bahwa dilingkungannya ada sebuah keluarga yang tidak mau aktif. Pelbagai macam cara sudah ditempuh untuk membujuk mereka agar terlibat dalam kegiatan lingkungan , diwilayah atau di Gereja.  Akhirnya sang ketua lingkungan putus asa dan memutuskan untuk tidak memberi perhatian dalam bentuk apapun terhadap keluarga ini. Sempat beliau berkata “ Orang yang tidak aktif , tidak usah dilayani  Ntar kalau mau mati ya urus sendiri.” Dalam Injil hari ini,  Yesus secara tegas menyatakan sikap-Nya kepada para pendosa.  Seorang pemungut cukai adalah musuh bangsa yang sudah dianggap tidak loyal terhadap saudara  sebangsa. Mereka berdiri diatas penderitaan bangsanya dan menjadi  antek penjajah Romawi. Saat itu memang orang orang Yahudi dibebani dengan tiga pajak, pajak Romawi, Pajak Herodes , dan pajak Bait Allah. Dan karena Lewi merupakan salah seorang dari pemungut pajak Romawi, maka ia dikelompokkan dengan orang orang berdosa..
Kehadiran Yesus dirumah Lewi dan ditengah tengah kaum pendosa , sebenarnya mau menyatakan bahwa pintu Kerajaan Allah senantiasa terbuka untuk mereka.  Dan sikap ini pun mau menyadarkan orang beriman yang sering kali lupa bahwa Gereja adalah persekutuan orang orang berdosa yang mencari dan menemukan kehendak Allah . Jadi marilah kita berusaha untuk tidak menghakimi orang orang berdosa , sama seperti yang dilakukan oleh orang orang Farisi dan ahli Taurat  
Dan mari bersikap seperti Kristus yang selalu membuka hati dan memberi tempat bagi sesama yang telah melakukan kesalahan , agar mereka pun dapat merasakan sentuhan kasih Tuhan yang menyelamatkan.

Doa.
Ya Tuhan yang maha bijaksana , ajarilah umat-Mu membangun komitmen untuk bertobat dalam masa Pra Paskah ini . Amin.




Tunjukkanlah kepadaku jalan-Mu, ya Tuhan, supaya aku hidup menurut kebenaran-Mu.

0 komentar:

Post a Comment