February 19, 2018

RENUNGAN HARIAN, (MINGGU 25 FEBRUARI 2018)

Bacaan Liturgi Minggu  25 Februari 2018

Bacaan Pertama  Kej 22:1-2.9a.10-13.15-18
Setelah Abraham mendapat anak, Ishak, maka Allah mencobai Abraham. Allah berfirman kepada Abraham, "Abraham." Abraham menyahut, "Ya, Tuhan." Sabda Tuhan, "Ambillah anak tunggal kesayanganmu, yaitu Ishak, pergilah ke tanah Moria, dan persembahkanlah dia di sana sebagai kurban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu." Maka sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepada Abraham. Abraham lalu mengulurkan tangannya, dan mengambil pisau untuk menyembelih anaknya. Tetapi berserulah Malaikat Tuhan dari langit, "Abraham, Abraham!" Sahut Abraham, "Ya, Tuhan." Lalu Tuhan bersabda, "Jangan bunuh anak itu, dan jangan kauapa-apakan dia. Kini Aku tahu bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku." Lalu Abraham menoleh, dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Diambilnya domba itu, dan dipersembahkannya sebagai kurban bakaran pengganti anaknya. Untuk kedua kalinya berserulah Malaikat Tuhan dari langit kepada Abraham, kata-Nya, "Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri -- demikianlah firman Tuhan -- Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku, maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya. Melalui keturunanmulah segala bangsa di bumi akan mendapat berkat, sebab engkau mentaati Sabda-Ku."
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 116:10.15.16-17.18-19
Aku boleh berjalan di hadapan Tuhan, di negeri orang-orang hidup.
*Aku tetap percaya, sekalipun aku berkata, "Aku ini sangat tertindas!"
Sungguh berhargalah di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihi-Nya.
*Ya Tuhan, aku hamba-Mu! Aku hamba-Mu, anak dari sahaya-Mu!
Engkau telah melepaskan belengguku! Aku akan mempersembahkan kurban syukur kepada-Mu, dan akan menyerukan nama Tuhan.
*Aku akan membayar nazarku kepada Tuhan di depan seluruh umat-Nya, di pelataran rumah Tuhan, di tengah-tengahmu, ya Yerusalem.

Bacaan Kedua Rom 8:31b-34
Saudara-saudara, Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? Allah bahkan tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya demi kita semua. Bagaimana mungkin Ia tidak menganugerahkan segalanya bersama Anak-Nya itu kepada kita?
Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah yang membenarkan mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka?
Kristus Yesus yang telah wafat? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit?
yang juga duduk di sebelah kanan Allah? yang malah menjadi Pembela bagi kita?
Demikianlah sabda Tuhan.

Bait Pengantar Injil  Mrk 9:7
Dari dalam awan terdengarlah suara Allah Bapa, "Inilah Anak yang terkasih; dengarkanlah Dia."

Bacaan Injil  Mrk 9:2-10
Pada suatu hari Yesus berbicara tentang bagaimana Ia akan menderita sengsara. Sesudah itu Ia membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes.
dan bersama mereka naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka, dan pakaian-Nya sangat putih berkilat-kilat. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang dapat mengelantang pakaian seperti itu. Maka nampaklah kepada mereka Elia bersama dengan Musa, keduanya sedang berbicara dengan Yesus. Lalu Petrus kepada Yesus, "Rabi, betapa bahagianya kami berada di tempat ini! Baiklah kami dirikan tiga kemah,
satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia." Petrus berkata demikian, sebab tidak tahu apa yang harus dikatakannya,
karena mereka sangat ketakutan. Maka datanglah awan menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara, "Inilah Anak yang terkasih, dengarkanlah Dia!" Dan sekonyong-konyong, waktu memandang sekeliling, mereka tidak lagi melihat seorang pun bersama mereka, kecuali Yesus seorang diri.
Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan supaya mereka jangan menceriterakan kepada seorang pun apa yang telah mereka lihat itu, sebelum Anak Manusia bangkit dari antara orang mati.
Mereka memegang pesan tadi sambil mempersoalkan di antara mereka
apa yang dimaksud dengan "bangkit dari antara orang mati."
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
Ada orang yang mudah sekali tidur, orang seperti itu bisa orang yang sangat bahagia karena tidak mempunyai kesulitan untuk tidur dimanapun. Tetapi orang yang mudah tertidur begitu bisa bisa menjadi ketinggalan berita atau info kalau ada pengumuman atau peristiwa penting dihadapannya. Tahu tahu orang yang tertidur itu bangun dan bertanya kepada sebelah kanan dan kirinya , apabila itu dalam sebuah pertemuan. “Ada apa? ... Ada apa? ....Ada snack ya,” Dan orang dikanan kirinya senyam senyum.
Muda tertidur seperti itulah kiranya Simon Petrus dan kawan kawannya dalam Injil hari ini. Ketika wajah Yesus sedang berubah rupa penuh kemuliaan  dan berbicara dengan Musa dan Elia mengenai tujuan kepergian Yesus yang akan digenapi-Nya di Yerusalem, Petrus dan kawan kawan malah tidur. Padahal berbicara tentang ke perjalanan Yerusalem bagi Yesus jelas maksudnya, harus menderita sengsara dan disalibkan bagi penebusan umat manusia.  Nah , karena tertidur, saat Petrus bangun, reaksi dan komentarnya menjadi asal asalan alias usul asal asalan , yakni tetap tinggal ditempat yang enak itu, sebuah usulan yang ngawur dan tidak tahu konteks. Seluruh peristiwa  di Gunung Tabor ini sebenarnya mau  menyatakan bagaimana Yesus harus menderita sengsara dahulu di Yerusalem sebelum akhirnya bangkit dan menjadi penebus seluruh umat manusia. Apa yang akan dilaksanakan oleh Yesus ini berpangkal pada kesetiaan  dan ketaatan kepada kehendak Bapa-Nya . Dan suara dari dalam awan memberikan penegasan untuk mendengarkan Yesus dari pada mendengar usulan Petrus. Maka terjadilah bahwa Yesus turun dan meneruskan perjalanan-Nya menuju Yerusalem.
Betapa pentingnya bagi kita sekarang ini , khususnya selama masa Pra Paskah ini , untuk banyak berdoa didepan Salib Tuhan dan merenungkan peristiwa sengsara, wafat dan kebangkitan Kristus. Hanya apabila kita suka berlama lama berdoa  dan merenung akan Salib Tuhan , kita akan menjadi lebih peka terhadap rencana dan kehendak Allah,  terhadap apa yang harus kita buat bagi sesama kita . Marilah kita hidup sesuai kewargaan kita adalah di Surga,. Jangan sampai kita hidup sebagai seteru Salib Kristus.

Butir permenungan.
Hari ini kita diajak merenungkan pengalaman rohani tiga murid Yesus dipuncak gunung Tabor , Petrus Yohanes dan Jakobus. Mereka mengalami pengalaman spiritual yang menakjubkan. Apakah perasaan ketiga murid ini juga bisa kita rasakan sekarang? Perasaan sukacita tiga murid Yesus mungkin bisa dirasakan seseorang disaat mengikuti retret dengan tertib dan hati terbuka. Dalam setiap retret anak sekolah, umumnya ada banyak kesaksian yang mengalami suatu perasaan bahagia. Setelah kembali kepada kehidupan normal, biarlah perasaan damai dan kebahagiaan itu menjadi sumber kekuatan bagi perjuangan hidup selanjutnya.

Doa.
Ya Tuhan yang mahabaik, sadarkanlah kami umat-Mu, terutama pada masa Pra Paskah ini, betapa pentingnya kita ini harus banyak berdoa didepan Salib Tuhan kita. Agar kita menjadi lebih peka terhadap rencana dan kehendak Allah dan apa yang harus kita buat bagi sesama kita.  Amin.



Dari dalam awan terdengarlah suara Allah Bapa, "Inilah Anak yang terkasih;
dengarkanlah Dia."


0 komentar:

Post a Comment