February 25, 2018

RENUNGAN HARIAN, (KAMIS 1 MARET 2018)

Bacaan Liturgi Kamis  1 Maret 2018

Bacaan Pertama  Yer 17:5-10
Beginilah firman Tuhan, "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada Tuhan! Ia seperti semak bulus di padang belantara,
ia tidak akan mengalami datangnya hari baik; ia akan tinggal di tanah gersang di padang gurun, di padang asin yang tidak berpenduduk.
Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan! Ia seperti pohon yang ditanam di tepi air,
yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik; ia seperti pohon yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah. Betapa liciknya hati, lebih licik daripada segala sesuatu! Hati yang sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya? Aku, Tuhan, yang menyelidiki hati dan menguji batin,
untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan hasil perbuatannya."
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 1:1-2.3.4.6
Berbahagialah orang  yang menaruh kepercayaannya pada Tuhan.
*Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik,
yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh; tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan,
dan siang malam merenungkannya.
*Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buah pada musimnya, dan tak pernah layu; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
*Bukan demikianlah orang-orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiup angin. Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.

Bait Pengantar Injil  Luk 8:15
Berbahagialah orang, yang setelah mendengar firman Tuhan,  menyimpannya dalam hati yang baik dan menghasilkan buah dalam ketekunan.

Bacaan Injil  Luk 16:19-31
Sekali peristiwa Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan. Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok. Ia berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya. Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham. Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Sementara menderita sengsara di alam maut, ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dengan Lazarus duduk di pangkuannya. Lalu ia berseru, "Bapa Abraham, kasihanilah aku.  Suruhlah Lazarus mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini!"
Tetapi Abraham berkata, "Anakku, ingatlah! Engkau telah menerima segala yang baik semasa hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita.
Selain dari pada itu di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, sehingga mereka yang mau pergi dari sini kepadamu
ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberang!" Kata orang itu, 'Kalau demikian, aku minta kepadamu Bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku, sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingatkan mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka kelak jangan masuk ke dalam tempat penderitaan itu.' Tetapi kata Abraham, 'Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu.'
Jawab orang itu, 'Tidak, Bapa Abraham! Tetapi jika ada seorang
yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat.' Kata Abraham kepadanya, 'Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati."
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
Orang kaya dan orang miskin seperti Lazarus selalu ada di sekitar kita dan menjadi bagian hidup sehari hari. Sangat mudah dijumpai kontras kontras kehidupan disekitar kita, sekelompok orang mempunyai rumah mewah di perumahan atau  cluster dengan jangkauan pemandangan ke gunung, pantai, taman indah maupun pernak pernik hiasan tetumbuhan yang mahal harganya. Sementara di kolong jembatan, kolong jalan layang maupun sudut sudut kota, berjubel pula rumah kumuh atau hunian liar yang tidak kalah memusingkan kepala bagi pengelola kebersihan kota atau pejabat pemerintahan untuk “mengusirnya” . Kemiskinan dan kelimpahan ada disekitar kita sebagai realita kehidupan. Bagaimana kita akan bersikap, supaya kita mempunyai hati untuk bagi Lazarus Lazarus miskin, dan orang orang kaya mempunyai hati untuk berbagi dengan segala kelimpahan harta yang ada?
“Kasih Kristus menguasai kita” (2 Kor 5:14), tulis Bapa Suci Benedictus XVI dalam Surat Apostolik “Porto Fidei” artikel 7. Kasih  Kristus lah yang memenuhi hati kita dan mendorong kita untuk berevangelisasi. Sekarang ini, seperti juga dulu, Kristus mengutus kita kelorong lorong dunia ini untuk memberitakan Injil kepada bangsa bangsa dibumi. Pada zaman sekarang pun dirasa adanya kebutuhan akan komitment Gereja yang lebih kuat bagi suatu evangelisasi baru, agar orang menemukan kembali kegembiraan dalam percaya dan kegairahan dalam mengkomunikasikan iman itu. Kepada orang orang yang sederhana dan hidup sehari hari untuk memenuhi kebutuhan pokok makan minum orang dengan kesulitan., kita menjadi sahabat dan mengulurkan bantuan, cara dan kemungkinan untuk bertahan hidup dalam kerja keras. Kepada mereka yang mampu liburan ke luar negeri dan tidak pernah berpikir lagi mengenai kebutuhan pokok harian , semoga ada kerelaan hati untuk berbagi kasih tanpa menunggu proposal, menunjukkan kemurahan hati Allah yang berbela rasa dan menjadi Sang Empunya segala harta dan isi dunia. Semoga ada kesadaran bahwa harta yang kita miliki adalah milik Allah yang dipercayakan kepada kita untuk kita kelola dengan tanggung jawab dan tanggung gugat.

Butir permenungan.
Orang miskin adalah kantong rahim yang sangat nyata dari belas kasih Allah, karena dari mereka lahirlah rasa belas kasih kita , dan gerakan hati untuk berbela rasa dengan mereka. Belas kasih Allah hanya bisa ditarik turun oleh rasa belas kasih kita, yang muncul saat melihat orang orang miskin, dan segera bertindak untuk memberikan uluran tangan pada mereka..
Salah satu bentuk uluran tangan adalah sedekah (Mat 6:4). Sedekah, yang sering disebut tindakan sosial karitatif, adalah wujud pertobatan sosial yang meyakinkan. Karena itu, orang orang miskin juga bisa menjadi rahim pertobatan sosial, karena dari merekalah seseorang terdorong untuk memberikan sedekah.

Doa
Ya Tuhan yang maharahim, pada masa Pra Paskah ini ajarilah kami umat-Mu untuk lebih berbagi kepada kaum Lemah, Miskin, Tersingkir dan Difabel (LMTD) . Amin



*Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh; tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan, dan siang malam merenungkannya.




0 komentar:

Post a Comment