October 8, 2016

RENUNGAN HARIAN, (MINGGU 9 OKTOBER 2016)

Bacaan Liturgi  Minggu  9 Oktober 2016
PF S. Yohanes Leonardus, Imam 
PF S. Dionisius, Uskup

Bacaan Pertama  2Raj 5:14-17
Sekali peristiwa turunlah Naaman, panglima raja Aram, ke sungai Yordan, 
lalu membenamkan dirinya tujuh kali dalam sungai itu,
 sesuai dengan perkataan Elisa, abdi Allah itu. Lalu pulihlah tubuhnya kembali seperti tubuh seorang anak, dan ia menjadi tahir. Kemudian kembalilah ia dengan seluruh pasukannya kepada abdi Allah itu. Sesampai di sana majulah ia ke depan Elisa dan berkata, "Sekarang aku tahu bahwa di seluruh bumi tidak ada Allah kecuali di Israel. Karena itu, terimalah kiranya suatu pemberian dari hambamu ini!" Tetapi Elisa menjawab, "Demi Tuhan yang hidup, yang aku layani, aku tidak akan menerima apa-apa." Walaupun Naaman mendesaknya, Elisa tetap tidak mau menerima sesuatu. Akhirnya berkatalah Naaman, "Jikalau demikian, berikanlah kepada hambamu ini tanah sebanyak dapat diangkut oleh sepasang bagal, sebab hambamu ini tidak lagi akan mempersembahkan kurban bakaran atau korban sembelihan kepada allah lain, kecuali kepada Tuhan." 
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 98:1.2-3ab.3cd-4
Tuhan telah menyatakan keselamatan yang datang dari pada-Nya 
di hadapan para bangsa.
*Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus. *Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang dari pada-Nya, Ia telah menyatakan keadilan-Nya di hadapan para bangsa. Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel. 
*Segala ujung bumi telah melihat keselamatan
 yang datang dari Allah kita. 
Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi,
 bergembiralah, dan bermazmurlah!

Bacaan Kedua  2Tim 2:8-13
Saudaraku terkasih, ingatlah akan ini: Yesus Kristus, keturunan Daud, yang telah bangkit dari antara orang mati, itulah yang kuberitakan dalam Injilku. 
Karena pewartaan Injil inilah aku menderita,
 malah dibelenggu seperti seorang penjahat, tetapi sabda Allah tidak terbelenggu. Karena itu aku sabar menanggung semuanya itu bagi orang-orang pilihan Allah, supaya mereka pun memperoleh keselamatan dalam Kristus Yesus dengan kemuliaan yang kekal. Benarlah sabda ini: Jika kita mati dengan Kristus, kita pun akan hidup dengan Dia. Jika kita bertekun, kita pun akan ikut memerintah dengan Dia. 
Jika kita menyangkal Dia, Dia pun akan menyangkal kita.
 jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya." 
Demikianlah sabda Tuhan.

Bait Pengantar Injil  1Tes 5:18
Bersyukurlah dalam segala hal,
 sebab itulah yang dikehendaki Allah bagimu dalam Kristus Yesus.

Bacaan Injil  Luk 17:11-19
Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem Yesus menyusur perbatasan Samaria dan Galilea. Ketika Ia memasuki suatu desa datanglah sepuluh orang kusta menemui Dia. Mereka tinggal berdiri agak jauh, dan berteriak, "Yesus, Guru, kasihanilah kami!" Yesus lalu memandang mereka dan berkata, "Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam-imam." Dan sementara dalam perjalanan, mereka menjadi tahir. Seorang di antara mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring, 
lalu tersungkur di depan kaki Yesus
 dan mengucap syukur kepada-Nya. 
Orang itu seorang Samaria.
 Lalu Yesus berkata, "Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu? 
Tidak adakah di antara mereka
 yang kembali untuk memuliakan Allah 
selain orang asing ini?"
 Lalu Ia berkata kepada orang itu, "Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau." 
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan
Tidak mudah bagi kita untuk menerima perlakuan sesama yang tidak tahu terima kasih. Sering kita telah melayani anak anak kita, tetapi mereka sepertinya tidak mau tahu. Sering kita bekerja mati matian untuk keluarga dan komunitas, tetapi sikap mereka biasa, dingin. Boro mengucapkan terima kasih tersenyum saja mereka tidak mau.
Kurang berterima kasih , itulah poin renungan kita hari ini. Yesus mengeluhkan orang orang yang telah disembuhkan dari penyakit kustanya. Mereka tidak kembali kepada Yesus untuk memuliakan Allah dan berterima kasih . Hanya orang  yang bersyukur dan berterima kasih  , dan itu persis orang Samaria yang dipandang kafir oleh orang  Yahudi .
Kita merenungkan dua hal, 
Pertama   begitu banyak hal baik yang telah kita terima dari Tuhan melalui sesama kita. Namun berapa kali kita bersyukur dan berterima kasih kepada-Nya setiap harinya? Kalau disaku atau tas ada HP kita yang standby, lalu waktu HP berdering saat kita ikut misa atau doa, dan kita tetap mengangkat telepon itu, bukankah itu tidak sopan dihadapan Tuhan? Tidak sopan, tidak hormat, dan tidak tahu terima kasih karena sudah dibaiki oleh-Nya selama ini.
Kedua   kita sendiri sebagai pelayan hendaknya tetap rendah hati dan tidak menuntut terima kasih sesama yang kita layani. Cukuplah sesama kita berterima kasih dan memuliakan Tuhan, itu pula sikap Elisa pada bacaan pertama hari ini ketika mendapatkan pemberian dari Naaman. Santo Paulus dalam bacaan kedua juga menyadari bahwa penderitaan itu sesuatu yang wajar yang harus ia tanggung karena Injil.  Marilah kita menganggap penderitaan karena tidak mendapatkan terima kasih dari sesama sebagai bagian wajar dari hidup menurut semangat Injil.

Butir permenungan.
Konteks luas Injil Lukas bab15 mau menampilkan wajah Bapa yang penuh kasih dan sungguh rahim. Kebaikan dan belas kasih-Nya sangat sulit digambarkan, sehingga perlu ditampilkan dengan tiga perumpamaan yang kesemuanya bermuara pada belas kasih-Nya yang luar biasa. Buah dari kebaikan dan belas kasih yang istimewa adalah sukacita bagi yang bersangkutan  dan suasana yang lebih baik bagi keadaan sekitarnya.
Tahun Yubileum luar biasa Kerahiman Allah yang ditetapkan Bapa Suci Fransiskus sudah berjalan sepuluh bulan  dan akan berakhir pada 20 November mendatang. Apa yang sudah kita reguk dan alami dari kesempatan luar biasa ini? Kita diundang mengalami dan merasakan  kebaikan dan kemurahan belas kasih Allah yang selalu mengulurkan tangan serta berkat. Kita diundang untuk merayakan dan mendalami kerahiman-Nya melalui aneka doa, devosi dan peziarahan dengan simbol pintu suci dan kesempatan mendapatkan indulgensi penuh. Kita juga mendapat kesempatan untuk membuat amal kasih sebagai buah dari pengalaman dibenamkan dalam kasih Tuhan yang luar biasa.
Wajah kemurahan dan belas kasih Allah sangat nyata dapat ditampilkan  dalam suasana yang nyata pula, bukan dalam teori atau wacana. 

Doa.

Ya Allah Pencipta dan Penguasa segala sesuatu, perkenankanlah kami merasakan kekuatan belas kasih-Mu.  Bantulah kami agar mengabdi Engkau dengan segenap hati .  Amin. 

0 komentar:

Post a Comment