Kalender Liturgi Senin 04 September 2023
Warna Liturgi: Hijau
Bacaan I 1Tes 4:13-17
Saudara-saudara, Kami ingin agar kalian mengetahui tentang
orang-orang yang sudah meninggal dunia, supaya
kalian jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai
pengharapan. Karena kalau kita percaya
bahwa Yesus telah wafat dan bangkit, maka kita percaya juga bahwa semua orang
yang telah meninggal dunia dalam Yesus akan
dikumpulkan oleh Allah bersama dengan Yesus. Hal ini kami
katakan kepadamu seturut sabda Allah ini. Kita
yang hidup dan masih tinggal sampai kedatangan Tuhan, sekali-kali
takkan mendahului mereka yang sudah meninggal. Sebab pada waktu tanda
diberikan,
yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru
dan sangkakala Allah berbunyi, Tuhan sendiri
akan turun dari surga. Dan mereka yang
telah meninggal dalam Kristus Yesus akan lebih dahulu bangkit. sesudah itu kita yang hidup dan masih tinggal, akan
diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong
Kristus di angkasa.
Demikianlah sabda Tuhan.
Mazmur
Tanggapan Mzm 96:1.3-5.11-13
Tuhan akan
datang menghakimi dunia dengan adil.
*Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, menyanyilah bagi Tuhan, hai seluruh bumi! Ceritakanlah
kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa
Kisahkanlah karya-karya-Nya yang ajaib di antara
segala suku.
*Sebab mahabesarlah Tuhan dan sangat terpuji, Ia
lebih dahsyat daripada segala dewata. Sebab segala allah para bangsa adalah
hampa, tetapi Tuhan, Dialah yang menjadikan langit.
*Biarlah langit bersukacita dan bumi
bersorak-sorai, biar gemuruhlah laut serta segala isinya; biarlah beria-ria
padang dan segala yang ada di atasnya dan segala
pohon di hutan bersorak-sorai,
*Biarlah mereka bersukacita di hadapan Tuhan,
sebab Ia datang,
sebab Ia datang untuk menghakimi bumi. Ia akan
menghakimi dunia dengan keadilan, dan bangsa-bangsa dengan kesetiaan-Nya.
Bait
Pengantar Injil Luk 4:18
Roh Tuhan menyertai aku; Aku diutus
Tuhan mewartakan kabar baik
kepada orang-orang miskin.
Bacaan
Injil Luk 4:16-30
Sekali peristiwa datanglah Yesus di Nazaret,
tempat Ia dibesarkan. Seperti biasa, pada hari Sabat Ia masuk ke rumah
ibadat. Yesus berdiri hendak membacakan Kitab Suci. Maka diberikan
kepada-Nya kitab nabi Yesaya. Yesus membuka kitab itu dan menemukan ayat-ayat
berikut, "Roh Tuhan ada pada-Ku. Sebab Aku diurapi-Nya untuk
menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin. Dan Aku
diutus-Nya memberitakan pembebasan kepada
orang-orang tawanan, penglihatan kepada
orang-orang buta, serta membebaskan
orang-orang yang tertindas; Aku diutus-Nya
memberitakan bahwa tahun rahmat Tuhan telah datang." Kemudian Yesus menutup kitab itu dan mengembalikannya kepada pejabat, lalu duduk; lalu Ia duduk dan mata semua
orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya. Kemudian Yesus
mulai mengajar mereka, kata-Nya, "Pada hari ini genaplah ayat-ayat Kitab Suci itu pada saat
kalian mendengarnya." Semua orang membenarkan Yesus. Mereka heran
akan kata-kata indah yang diucapkan-Nya.
Lalu kata mereka, "Bukankah Dia anak
Yusuf?" Yesus berkata,
"Tentu kalian akan mengatakan
pepatah ini kepada-Ku, 'Hai Tabib, sembuhkanlah dirimu sendiri. Perbuatlah di
sini, di tempat asal-Mu ini, segala yang kami dengar telah terjadi di
Kapernaum!" Yesus berkata lagi, "Aku berkata kepadamu: Sungguh, tiada
nabi yang dihargai di tempat asalnya.
Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini
benar, 'Pada zaman Elia terdapat banyak
wanita janda di Israel ketika langit tertutup selama tiga tahun dan
enam bulan dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh
negeri. Tetapi Elia diutus bukan kepada
salah seorang dari mereka, melainkan
kepada seorang wanita janda di Sarfat, di tanah Sidon. Dan pada zaman
nabi Elisa banyak orang kusta di Israel
tetapi tiada seorang pun dari mereka yang
ditahirkan, selain Naaman, orang Siria itu." Mendengar itu
sangat marahlah semua orang di rumah ibadat itu. Mereka bangkit
lalu menghalau Yesus ke luar kota,
dan membawa Dia ke tebing gunung tempat
kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu. Tetapi Yesus berjalan lewat tengah-tengah
mereka, lalu pergi.
Demikianlah sabda Tuhan.
Renungan
Ada sebuah lagu Sekolah Minggu yang masih saya ingat sampai sekarang. Begini liriknya : “ Kasih-Nya seperti sungai (2x) Kasih-Nya seperti sungai dihatiku. Kasih Nya seperti sungai (2x) Kasih-Nya seperti sungai dihatiku.” Kata Santo Paulus dari Tarsis, Kasih itu sabar, kasih itu murah hati, ia tidak cemburu, ia tidak memegahkan diri, dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Kasih itu tidak berkesudahan ( 1Kor 13:1-13) Bukankah hukum pertama dan terutama yang telah diajarkan Yesus adalah juga tentang Kasih? Ia mengatakan dengan jelas, lugas dan tegas, bahwa ada dua hukum yang utama dalam hidup. Yang pertama adalah “ Kasihilah Tuhan Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.” Dan hukum yang kedua adalah “ Kasihilah sesamamu seperti engkau mengasihi dirimu sendiri” De facto, Tuhan Yesus tidak hanya berbicara tentang Kasih, tetapi Dialah Kasih itu sendiri. Kasih ternyata juga tak hanya milik Tuhan Yesus , banyak orang tersohor juga mengupasnya, seperti Kahlil Gibran (kasih tidak memiliki dan tidak dimiliki, karena kasih cukup untuk kasih) atau William Shakespeare (kasih memberi kehangatan laksana matahari setelah hujan) Juga ungkapan Tom Wilson, “ Kasih adalah satu satunya yang kau peroleh lebih banyak dengan memberikannya” serta Tennyson “ Lebih baik mengasihi dan kehilangan daripada tak pernah mengasihi sama sekali”. Kasih sendiri bagi saya berarti :” Karena Allah selalu ingin hadir “ Bagaimana dengan anda ? Barang siapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah yang tidak dilihatnya”. Menurut Bunda Teresa :” Kasih adalah buah yang tidak mengenal musim, dan bisa dipetik oleh semua orang.” Ya, Tuhan berilah kami kemampuan untuk mengasihi sesama kami tanpa membedakan suku, agama dan ras. Amin.
Butir permenungan
Di dalam diri manusia ada kecenderungan untuk mempertahankan sesuatu yang mereka anggap berharga. Yang dimaksud “sesuatu“ disini bisa berupa harta milik, pangkat, kedudukan, kehormatan, Bisa jadi, yang dianggap berharga adalah seseorang yang dicintai atau dibanggakan. Kehilangan sesuatu atau seseorang yang dihargai bisa membuat manusia merasa kehilangan bagian dari dirinya. Itulah yang dinamai kelekatan. Hal yang sama terjadi ketika Tuhan Yesus dipandang dengan penuh kekaguman oleh para tetangganya, ketika Dia menyampaikan pengajaran yang amat memikat. Mereka ingin memiliki Tuhan Yesus bagi mereka sendiri. Namun , Tuhan Yesus mengatakan bahwa Dia datang juga untuk bangsa bangsa lain. Serentak yang menjadi pendengar Dia waktu itu sangat marah. Aneh bagi mereka bahwa bahwa Tuhan Yesus yang dilahirkan dari kalangan mereka ternyata berkarya juga bagi bangsa lain. Rasa ingin memiliki Tuhan Yesus secara eksklusif membuat mereka tidak peka lagi pada kebutuhan orang atau bangsa lain. Bagi mereka , Tuhan Yesus bisa mereka banggakan sebagai penambah gengsi. Perasaan kecewa pada misi Tuhan Yesus yang ditujukan untuk semua bangsa membuat mereka bertindak naif. Tuhan Yesus mereka halau keluar kota untuk dilemparkan ke jurang. Aneh memang, sikap mereka seperti sikap orang yang marah karena kasihnya tidak terbalas. Padahal yang mereka lakukan bukanlah sikap kasih. Mereka memperlakukan Tuhan Yesus sebagai alat untuk menaikkan gengsi atau harga diri. Ketika alat itu tidak mau diajak kompromi, lebih baik dilempar saja. Tuhan Yesus dengan tegas mengajarkan bahwa kasih pada hakekatnya menyelamatkan, dan keselamatan hendaknya ditawarkan kepada semua saja yang membutuhkan tanpa pandang bulu. Hari ini Tuhan Yesus mengajar kita untuk tidak iri jika keselamatan juga ditawarkan kepada bangsa lain, orang lain, bahkan orang orang yang mungkin tidak dari golongan kita. Jika kita mengakui dengan iman bahwa Tuhan Yesus adalah penyelamat dunia, kita hendaknya sadar bahwa dunia itu jauh lebih lebar daripada dari pada kelompok kita, gereja kita, atau bangsa kita.
Doa.
Ya Tuhan
yang maha kasih, dampingilah kami dalam perjalanan hidup yang penuh gejolak
ini, semoga kami melakukan yang baik dan menjauhi yang jahat. Amin.
Roh Tuhan menyertai aku; Aku diutus
Tuhan mewartakan kabar baik
kepada orang-orang miskin.
0 komentar:
Post a Comment