August 30, 2023

RENUNGAN HARIAN SENIN 04 SEPTEMBER 2023

Kalender Liturgi Senin 04 September 2023

Warna Liturgi: Hijau

Bacaan I
   1Tes 4:13-17
Saudara-saudara, Kami ingin agar kalian mengetahui tentang orang-orang yang sudah meninggal dunia, supaya kalian jangan berdukacita  seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan. Karena kalau kita percaya bahwa Yesus telah wafat dan bangkit, maka kita percaya juga bahwa semua orang yang telah meninggal dunia dalam Yesus  akan dikumpulkan oleh Allah bersama dengan Yesus.  Hal ini kami katakan kepadamu seturut sabda Allah ini. Kita yang hidup dan masih tinggal sampai kedatangan Tuhan,  sekali-kali takkan mendahului mereka yang sudah meninggal. Sebab pada waktu tanda diberikan,
yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi,  Tuhan sendiri akan turun dari surga. Dan mereka yang telah meninggal dalam Kristus Yesus akan lebih dahulu bangkit. sesudah itu kita yang hidup dan masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan  menyongsong Kristus di angkasa.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan Mzm 96:1.3-5.11-13
Tuhan akan datang menghakimi dunia dengan adil.
*Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, menyanyilah bagi Tuhan, hai seluruh bumi!  Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa
Kisahkanlah karya-karya-Nya yang ajaib di antara segala suku.
*Sebab mahabesarlah Tuhan dan sangat terpuji, Ia lebih dahsyat daripada segala dewata. Sebab segala allah para bangsa adalah hampa, tetapi Tuhan, Dialah yang menjadikan langit.
*Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak-sorai, biar gemuruhlah laut serta segala isinya; biarlah beria-ria padang dan segala yang ada di atasnya   dan segala pohon di hutan bersorak-sorai,
*Biarlah mereka bersukacita di hadapan Tuhan, sebab Ia datang,
sebab Ia datang untuk menghakimi bumi. Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan, dan bangsa-bangsa dengan kesetiaan-Nya.

Bait Pengantar Injil  Luk 4:18
Roh Tuhan menyertai aku;  Aku diutus Tuhan mewartakan kabar baik
kepada orang-orang miskin.

Bacaan Injil  Luk 4:16-30
Sekali peristiwa datanglah Yesus di Nazaret, tempat Ia dibesarkan. Seperti biasa, pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat.  Yesus berdiri hendak membacakan Kitab Suci.  Maka diberikan kepada-Nya kitab nabi Yesaya.  Yesus membuka kitab itu dan menemukan ayat-ayat berikut,  "Roh Tuhan ada pada-Ku. Sebab Aku diurapi-Nya  untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin.  Dan Aku diutus-Nya memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, penglihatan kepada orang-orang buta, serta membebaskan orang-orang yang tertindas; Aku diutus-Nya memberitakan  bahwa tahun rahmat Tuhan telah datang." Kemudian Yesus menutup kitab itu dan mengembalikannya kepada pejabat, lalu duduk;  lalu Ia duduk  dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya.  Kemudian Yesus mulai mengajar mereka, kata-Nya,  "Pada hari ini genaplah ayat-ayat Kitab Suci itu  pada saat kalian mendengarnya."  Semua orang membenarkan Yesus.  Mereka heran akan kata-kata indah yang diucapkan-Nya.  Lalu kata mereka, "Bukankah Dia anak Yusuf?"  Yesus berkata,  "Tentu kalian akan mengatakan pepatah ini kepada-Ku,  'Hai Tabib, sembuhkanlah dirimu sendiri.  Perbuatlah di sini, di tempat asal-Mu ini,  segala yang kami dengar telah terjadi di Kapernaum!"   Yesus berkata lagi, "Aku berkata kepadamu:  Sungguh, tiada nabi yang dihargai di tempat asalnya.  Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar, 'Pada zaman Elia terdapat banyak wanita janda di Israel  ketika langit tertutup selama tiga tahun dan enam bulan  dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri. Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang wanita janda di Sarfat, di tanah Sidon.  Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel  tetapi tiada seorang pun dari mereka yang ditahirkan,  selain Naaman, orang Siria itu."  Mendengar itu sangat marahlah semua orang di rumah ibadat itu.  Mereka bangkit lalu menghalau Yesus ke luar kota,  dan membawa Dia ke tebing gunung tempat kota itu terletak,  untuk melemparkan Dia dari tebing itu.  Tetapi Yesus berjalan lewat tengah-tengah mereka, lalu pergi.
Demikianlah sabda Tuhan. 

Renungan

Ada sebuah lagu Sekolah Minggu yang masih saya ingat sampai sekarang. Begini liriknya : “ Kasih-Nya seperti sungai (2x)  Kasih-Nya seperti sungai dihatiku. Kasih Nya seperti  sungai (2x)  Kasih-Nya seperti sungai dihatiku.” Kata Santo Paulus dari Tarsis, Kasih itu sabar, kasih itu murah hati, ia tidak cemburu, ia tidak memegahkan diri, dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Kasih itu tidak berkesudahan ( 1Kor 13:1-13)  Bukankah hukum pertama dan terutama yang telah diajarkan Yesus adalah juga tentang Kasih? Ia mengatakan dengan jelas, lugas dan tegas, bahwa ada dua hukum yang utama dalam hidup. Yang pertama adalah “ Kasihilah Tuhan Allahmu,  dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.”  Dan hukum yang kedua  adalah “ Kasihilah sesamamu seperti engkau mengasihi dirimu sendiri”  De facto, Tuhan Yesus tidak hanya berbicara tentang Kasih, tetapi Dialah Kasih itu sendiri. Kasih ternyata juga tak hanya milik Tuhan Yesus , banyak orang tersohor juga mengupasnya, seperti Kahlil Gibran (kasih tidak memiliki dan tidak dimiliki, karena kasih cukup untuk kasih) atau William Shakespeare (kasih memberi kehangatan laksana matahari setelah hujan) Juga ungkapan Tom Wilson, “ Kasih adalah satu satunya yang kau peroleh lebih banyak dengan memberikannya” serta Tennyson “ Lebih baik mengasihi dan kehilangan daripada tak pernah mengasihi sama sekali”.  Kasih sendiri bagi saya berarti :” Karena Allah selalu ingin hadir “  Bagaimana dengan anda ? Barang siapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah yang tidak dilihatnya”. Menurut Bunda Teresa :” Kasih adalah buah yang tidak mengenal musim, dan bisa dipetik oleh semua orang.” Ya, Tuhan berilah kami kemampuan untuk mengasihi sesama kami tanpa membedakan  suku, agama dan ras. Amin.

Butir permenungan

Di dalam diri manusia ada kecenderungan untuk mempertahankan sesuatu yang mereka anggap berharga. Yang dimaksud “sesuatu“ disini bisa berupa harta milik, pangkat, kedudukan, kehormatan, Bisa jadi, yang dianggap berharga adalah seseorang yang dicintai atau dibanggakan. Kehilangan sesuatu atau seseorang yang dihargai bisa membuat manusia merasa kehilangan bagian dari dirinya. Itulah yang dinamai kelekatan.  Hal yang sama terjadi ketika Tuhan Yesus dipandang dengan penuh kekaguman oleh para tetangganya, ketika Dia menyampaikan pengajaran yang amat memikat. Mereka ingin memiliki Tuhan Yesus bagi mereka sendiri. Namun , Tuhan Yesus mengatakan bahwa Dia datang juga untuk bangsa bangsa lain. Serentak yang menjadi pendengar Dia waktu itu sangat marah. Aneh bagi mereka bahwa bahwa Tuhan Yesus yang dilahirkan dari kalangan mereka ternyata berkarya juga bagi bangsa lain. Rasa ingin memiliki Tuhan Yesus secara eksklusif membuat mereka tidak peka lagi pada kebutuhan orang atau bangsa lain. Bagi mereka , Tuhan Yesus bisa mereka banggakan sebagai penambah gengsi. Perasaan kecewa pada misi Tuhan Yesus yang  ditujukan untuk semua bangsa membuat mereka bertindak naif. Tuhan Yesus mereka halau keluar kota untuk dilemparkan ke jurang. Aneh memang, sikap mereka seperti sikap orang yang marah karena kasihnya tidak terbalas. Padahal yang mereka lakukan bukanlah sikap kasih. Mereka memperlakukan Tuhan Yesus sebagai alat untuk menaikkan gengsi atau harga diri. Ketika alat itu tidak mau diajak kompromi, lebih baik dilempar saja. Tuhan Yesus dengan tegas mengajarkan bahwa kasih pada hakekatnya menyelamatkan, dan keselamatan hendaknya ditawarkan kepada semua saja yang membutuhkan tanpa pandang bulu.  Hari ini Tuhan Yesus mengajar kita untuk tidak iri jika keselamatan juga ditawarkan kepada bangsa lain, orang lain, bahkan orang orang yang mungkin tidak dari golongan kita. Jika kita mengakui dengan iman bahwa Tuhan Yesus adalah penyelamat dunia, kita hendaknya sadar bahwa dunia itu jauh lebih lebar daripada dari pada kelompok kita, gereja kita, atau bangsa kita.

Doa.

Ya Tuhan yang maha kasih, dampingilah kami dalam perjalanan hidup yang penuh gejolak ini, semoga kami melakukan yang baik dan menjauhi yang jahat. Amin.

 

 

 

 

Roh Tuhan menyertai aku;  Aku diutus Tuhan mewartakan kabar baik
kepada orang-orang miskin.

 

 

0 komentar:

Post a Comment