November 28, 2021

RENUNGAN HARIAN MINGGU 26 DESEMBER 2021

 

Kalender Liturgi Minggu 26 Des 2021
Pesta Keluarga Kudus, Yesus , Maria dan Jusup

Warna Liturgi: Putih


Bacaan I  1Sam 1:20-22.24-28
Setahun sesudah mempersembahkan kurban di Silo, mengandunglah Hana dan melahirkan seorang anak laki-laki. Anak itu diberinya nama Samuel, sebab katanya, "Aku telah memintanya dari Tuhan."  Lalu Elkana, suami Hana, pergi dengan seisi rumahnya  untuk mempersembahkan kurban sembelihan tahunan  dan kurban nazar kepada Tuhan. Tetapi Hana tidak ikut pergi. Katanya kepada suaminya, "Nanti apabila anak itu cerai susu, aku akan mengantarkan dia, maka ia akan menghadap ke hadirat Tuhan,  dan tinggal di sana seumur hidupnya."  Setelah Samuel disapih oleh ibunya,  ia dihantar ke rumah Tuhan di Silo, dan bersama dia dibawalah:  seekor lembu jantan yang berumur tiga tahun,  satu efa tepung dan sebuyung anggur.  Waktu itu Samuel masih kecil betul.  Setelah menyembelih lembu,  mereka mengantarkan kanak-kanak itu kepada Eli. Lalu Hana berkata kepada Eli,  "Mohon bicara, Tuanku! Demi Tuhanku hidup, akulah perempuan yang dahulu berdiri di sini, dekat Tuanku, untuk berdoa kepada Tuhan. Untuk mendapat anak inilah aku berdoa, dan Tuhan telah memberikan kepadaku apa yang kuminta dari pada-Nya. Maka aku pun menyerahkannya kepada Tuhan; seumur hidupnya terserahlah anak ini kepada Tuhan." Lalu sujudlah mereka semua menyembah Tuhan.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan  Mzm 84:2-3.5-6.9-10
Berbahagialah orang yang diam di rumah-Mu, ya Tuhan.
*Betapa menyenangkan tempat kediaman-Mu, ya Tuhan semesta alam!
Jiwaku merana karena merindukan pelataran rumah Tuhan;  jiwa dan ragaku bersorak-sorai kepada Allah yang hidup.
*Berbahagialah orang yang diam di rumah-Mu, yang memuji-muji Engkau tanpa henti. Berbahagialah para peziarah yang mendapat kekuatan dari pada-Mu, yang bertolak dengan penuh gairah.
*Ya Tuhan, Allah emesta alam, dengarkanlah doaku,  pasanglah telinga-Mu, ya Allah Yakub.  Lihatlah kami, ya Allah perisai kami, pandanglah wajah orang yang Kauurapi!

Bacaan II 1Yoh 3:1-2.21-24
Saudara-saudaraku terkasih,  Lihatlah, betapa besar kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita,  sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah.  Karena itu dunia tidak mengenal kita,  sebab dunia tidak mengenal Allah.  Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata bagaimana keadaan kita kelak. Akan tetapi kita tahu bahwa  apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya. Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita mempunyai keberanian penuh iman untuk mendekati Allah. Dan apa saja yang kita minta dari Allah, kita peroleh dari pada-Nya, karena kita menuruti segala perintah-Nya dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya.  Dan inilah perintah-Nya itu: yakni supaya kita percaya akan nama Yesus Kristus, Anak-Nya, dan supaya kita saling mengasihi sesuai dengan perintah yang diberikan Kristus kepada kita.  Barangsiapa menuruti segala perintah-Nya, ia diam di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Dan beginilah kita ketahui bahwa Allah ada di dalam kita,yaitu dalam Roh yang telah Ia karuniakan kepada kita.
Demikianlah sabda Tuhan.

Bait Pengantar Injil  Kis 16:14b
Bukalah hati kami, ya Tuhan, supaya kami memahami sabda Putera-Mu.

Bacaan Injil  Luk 2:41-52 
Tiap-tiap tahun,  pada hari raya Paskah, orang tua Yesus pergi ke Yerusalem. Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun, pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu. Seusai hari-hari perayaan itu, ketika mereka berjalan pulang, tinggallah Yesus di Yerusalem tanpa diketahui orang tua-Nya. Karena mereka menyangka bahwa Yesus ada di antara orang-orang seperjalanan mereka, berjalanlah mereka sehari perjalanan jauhnya, lalu baru mencari Dia di antara kaum keluarga dan kenalan. Karena tidak menemukan Dia, kembalilah orangtua Yesus ke Yerusalem sambil terus mencari Dia.
Sesudah tiga hari, mereka menemukan Yesus dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka, dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka. Semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan dan segala jawab yang diberikan-Nya. Ketika Maria dan Yusuf melihat Dia, tercenganglah mereka.  Lalu kata ibu-Nya kepada-Nya,  "Nak, mengapa Engkau berbuat demikian terhadap kami?  Lihatlah, Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau."  Jawab Yesus kepada mereka, "Mengapa kamu mencari Aku?  Tidakkah kamu tahu  bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?"  Tetapi mereka tidak mengerti apa yang dikatakan Yesus kepada mereka.  Lalu Yesus pulang bersama-sama mereka ke Nazaret;  dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka.
Dan Maria menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya. Yesus makin bertambah besar, dan bertambah pula hikmat-Nya, Ia makin besar, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia.
Demikianlah Injil Tuhan. 

Renungan

Di iklan iklan kita sering menyaksikan keluarga keluarga bahagia. Anak anak dengan ayah ibunya berlari lari sambil ketawa, lalu makan bersama sambil bercanda , rekreasi naik mobil ini atau itu, aduh bahagianya. Tetapi itu di televisi, di iklan yang memang dibuat menarik dan memikat. Adapun kita semua telah maklum, betapa dalam realitas kehidupan berkeluarga sangat tidak mudah. Barangkali relasi kedua suami isteri baik baik saja, anak anak juga oke oke saja, tetapi keluarga ini bisa sangat bersedih karena sedang terhimpit oleh masalah hutang dan PHK yang menimpa si bapak atau ayah anak anak itu Hari ini Pesta Keluarga Kudus. Orang orang Katolik meyakini bahwa hidup keluarga kudus , yakni Bunda Maria dan Santo  Yusup serta Yesus bahagia dan diwarnai dalam hubungan yang penuh kasih dan damai. Tetapi bacaan Injil hari ini memberi pesan yang mendalam mengenai makna kebahagian yang dijalani keluarga kudus di Nazareth . Yusup dan Maria ternyata juga mengalami kesulitan yang berat saat mengasuh Tuhan Yesus. Tuhan Yesus yang diajak ke Yerusalem tertinggal di Bait Suci, dan ini membuat Yusup dan Maria kebingungan, sehingga mereka  harus mencari Dia. Dan ketika  sudah ketemu, dan ketika sudah ketemu Tuhan Yesus tidak meminta maaf. Dia malah seolah menegur orang tua-Nya “ Mengapa kamu mencari Aku?” Ada bahasa yang tidak nyambung antara bahasa orang tua Yesus dan bahasa Yesus. Atas kebingungan dan ketidak mengertian itu Maria menyimpan semua didalam hatinya. Kebahagian hidup Keluarga Kudus versi Nazareth bukanlah kebahagian kaya di televisi yang serba dibuat itu, Kebahagiaan Keluarga Kudus Nazareth mengalir sebagai buah kepercayaan dan penyerahan diri Yusup dan Maria kepada kehendak Allah yang ditampakkan Tuhan Yesus itu serba sulit diduga dan sering membingungkan . Ya , kepercayaan dan penyerahan diri kita kepada Tuhan, inilah kunci kebahagiaan sebuah keluarga kristiani sejati. Sudahkah anda percaya dan menyerahkan diri keluarga kita sepenuhnya kepada Tuhan?

Butir permenungan

Santo Yusuf diperingati oleh Gereja Katolik 2 kali dalam 1 tahun. Pertama, setiap tanggal 19 Maret, kita rayakan sebagai suami Bunda Maria; Kedua, Santo Yusuf kita rayakan setiap tanggal 1 Mei sebagai pelindung para pekerja. Injil tidak banyak berkisah tentang Santo Yusuf, namun ketaatannya dalam menjaga kanak-kanak adalah hal patut kita teladani.  Penginjil Matius menginformasikan dalam silsilah Yesus bahwa dari keturunan Daud lahirlah Matan yang kemudian memperanakan Yakub. Dari Yakub, lahir Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus (Mat 1:15-16). Yusuf mengambil Maria sebagai istrinya sebagaimana dikatakan Tuhan kepadanya dalam mimpi tetapi mereka tidak memiliki relasi manusiawi sebagai suami dan istri. Yusuf akan menjadi bapak pengasuh bagi Yesus. Santo Yusuf adalah seorang yang pilihan Allah yang telah teruji ketaatannya.  Bunda Maria dan St. Yusup yang kehilangan Yesus ada perasaan bersalah, cemas dan khawatir, namun mereka terus mencari anaknya yang hilang. Akhirnya kegembiraan dialami setelah Yesus ditemukan kembali. Kita bisa membayangkan bagaimana perasaan Yusuf dan Maria ketika menemukan Yesus mungkin perasaan lega dan marah bercampuraduk menjadi satu.  Tanggapan Yesus yang kemudian tidak dipahami oleh Yusuf dan Maria adalah ketika mendengar apa yang dikatakan Yesus: “Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada dalam rumah Bapa-Ku?”. Ini adalah pernyataan Yesus yang menyatakan relasi diriNya sebagai Anak Allah yang menggenapi kehendak Bapa. Dapat kita rasakan bahwa kalimat Yesus tersebut merupakan persiapan karya keselamatan yang akan Ia laksanakan delapan belas tahun kemudian. Kita bisa meneladan Santo Yusuf yang memiliki hati yang tulus dan mengikuti kehendak Allah. Segala keraguannya terhadap Maria hilang karena ia percaya bahwa Tuhan Allah memiliki rencana yang indah baginya. Tuhan sendiri selalu hadir dan mendampingi Yusuf melalui malaikatNya.  Sangat pantas ketika kita menyebut Santo Yusuf sebagai orang kudus. Yusuf adalah pria yang tulus hati. Ia memiliki hati yang jujur dan terarah kepada Tuan serta siap untuk melakukan semua rencana Tuhan. Hati yang tulus ini dibangun di atas dasar kasih kepada Allah dan sesama dengan hati yang tak terbagi. Hati yang tulus ini inspiratif bagi semua keluarga kristiani untuk melakukannya di dalam hidup.

Doa

Ya Tuhan, lindungilah dan berkatilah keluarga keluarga kristiani agar mereka dapat mengatasi seluruh kesulitan  yang mereka hadapi. Amin.

 

 

 

 

 

Bukalah hati kami, ya Tuhan, supaya kami memahami sabda Putera-Mu.

0 komentar:

Post a Comment