August 2, 2018

RENUNGAN HARIAN ( SENIN 6 AGUSTUS 2018 )

Bacaan Liturgi 06 Agustus 2018
Pesta Yesus Menampakkan Kemuliaan-Nya



Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah
Aku berkenan, dengarkanlah Dia.

Bacaan Pertama  Dan 7:9-10.13-14
Aku, Daniel, melihat takhta-takhta dipasang, lalu duduklah Yang Lanjut Usianya. Pakaian-Nya putih seperti salju, dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba. Tahta-Nya dari nyala api, roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar. Suatu sungai api timbul dan mengalir dari hadapan-Nya. Beribu-ribu melayani Dia, Beratus-ratus ribu berdiri di hadapan-Nya. Lalu duduklah Majelis Pengadilan dan dibukalah Kitab-kitab.
Aku terus melihat dalam penglihatan itu, tampak dari langit bersama awan-gemawan seorang serupa Anak Manusia. Ia menghadap Yang Lanjut Usianya itu, dan ia dihantar ke hadapan-Nya. Kepada Dia yang serupa Anak Manusia itu diserahkan kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja. Maka segala bangsa, suku dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya kekal adanya, dan kerajaannya tidak akan binasa.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 97:1-2.5-6.9
Tuhan adalah Raja, mahatinggi di atas seluruh bumi.
*Tuhan adalah Raja. Biarlah bumi bersorak-sorai, biarlah banyak pulau bersukacita!  Awan dan kekelaman ada sekeliling-Nya, keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Nya. 
“Gunung-gunung luluh laksana lilin di hadapan Tuhan, di hadapan Tuhan semesta alam. Langit memberitakan keadilan-Nya, dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya.
*Sebab, ya Tuhan, Engkaulah Yang Mahatinggi di atas seluruh bumi,
Engkau sangat dimuliakan di atas segala dewata.

Bacaan Kedua  2Ptr 1:16-19
Saudara-saudara, kami tidak mengikuti dongeng-dongeng isapan jempol manusia, ketika kami memberitakan kepadamu kuasa dan kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus sebagai raja, tetapi kami adalah saksi mata dari kebesaran-Nya. Kami menyaksikan bagaimana Ia menerima kehormatan dan kemuliaan dari Allah Bapa, ketika suara dari Yang Mahamulia datang kepada-Nya dan mengatakan, "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan." Suara itu kami dengar datang dari surga, ketika kami bersama-sama dengan Dia di atas gunung yang kudus. Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baik kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing, dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu.
Demikianlah sabda Tuhan.

Bait Pengantar Injil Mat 17:5c
Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia.

Bacaan Injil  Mrk 9:2-10
Sekali peristiwa, Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes,
dan bersama-sama mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi.
Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka: Pakaian-Nya menjadi sangat putih berkilat-kilat. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang dapat mengelantang pakaian sampai seputih itu. Maka nampaklah kepada mereka Elia bersama dengan Musa, keduanya sedang berbicara dengan Yesus. Kata Petrus kepada Yesus, "Rabi, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia." Petrus berkata demikian, sebab ia tidak tahu apa yang harus dikatakannya, karena mereka sangat ketakutan. Maka datanglah awan menaungi mereka, dan dari dalam awan itu terdengar suara, "Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia." Dengan sekonyong-konyong, waktu memandang sekeliling, mereka tidak lagi melihat seorang pun bersama mereka, kecuali Yesus seorang diri. Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan kepada mereka, supaya mereka jangan menceriterakan kepada seorang pun apa yang telah mereka lihat itu, sebelum Anak Manusia bangkit dari antara orang mati. Mereka memegang pesan tadi sambil mempersoalkan di antara mereka apa yang dimaksud dengan 'bangkit dari antara orang mati.'
Demikanlah sabda Tuhan.

Renungan
Perjumpaan Yesus dengan Nabi Musa dan Elia, dalam suasana khusus di puncak gunung, amat mengesankan para murid.”Rabi, betapa bahagianya berada di tempat ini,” ujar Petrus. Namun, Yesus tidak membiarkan para murid-Nya membangun kemah kenyamanan di puncak gunung, tetapi mengajak mereka kembali berjalan bersama-Nya menuju Yerusalem, suatu medan penuh resiko. Kebahagian yang dialami para murid di puncak gunung tersebut menjadi bekal serta kekuatan pada saat mereka harus menjalani kesulitan hidup. Tuhan menampakkan kemuliaan-Nya. Wajah-Nya berubah dan pakian-Nya berkilau-kilauan. Musa, pemberi hukum Taurat kepada umat Israel namun demikian, ia punya peranan terbatas pada itu saja. Ia juga adalah nabi, utusan Allah. Elia, nabi terbesar dalam sejarah umat Israel turut hadir dalam kemulian-Nya. Ia adalah nabi pembaharu segala sesuatu sehingga ia berdiri disamping Yesus sebagai pembaharu.
Kedamaian, peneguhan serta kebahagian spiritual memang kita butuhkan. Namun, kita sadar bahwa jalan salib yang sulit dalam perjalanan iman kita. Kita harus berjuang melewati jalan salib kita agar kebahagian sejati dapat kita raih. Kadang kita terlarut dalam kebahagian dan  kedamaian sehingga ketika mengalami cobaan dan tantangan kita hanya bisa mengeluh dan tidak mampu menemukan jalan keluar yang terbaik. Pesta Yesus menampakkan kemuliaan-Nya hendaknya menjadi pembelajaran iman bahwa apa yang dialami ketiga rasul di gunung Tabor dan kemudian berjalan turun ke Yerusalem dapat kita alami dalam keseharian hidup kita. Allah menampakkan kemuliaan-Nya dalam setiap peristiwa hidup yang kita jalankan. Allah hadir dalam diri sesama yang selalu ada di samping kita. Yang menjadi persoalan sekarang, apakah kita mampu membuka mata hati iman sehingga kita memaknai setiap peristiwa yang terjadi dalam kehidupan kita sebagai bentuk campur tangan Tuhan dalam kehidupan kita. Memang kita tidak akan pernah mengalami hal yang serupa dengan apa yang dialami ketiga Murid Yesus, namun Kemuliaan Tuhan tetap akan selalu menyertai setiap perjalanan hidup kita. Yang Tuhan butuhkan agar iman kita tetap kuat dan tetap terjaga sehingga kita kita tidak terlelap oleh tawaran dunia yang membawa kita kepada kehancuran iman kita. Pesta penampakkan Tuhan, hendaknya kita maknai sebagai bentuk undangan Tuhan kepada kita semua agar selalu hidup sebagai orang benar dengan demikian kita diperkenankan untuk bisa menikmati kemuliaan abadi.
 Butir permenungan.
Ada orang yang mudah sekali tidur, orang seperti itu bisa orang yang sangat bahagia karena tidak mempunyai kesulitan untuk tidur dimanapun. Tetapi orang yang mudah tertidur begitu bisa bisa menjadi ketinggalan berita atau info kalau ada pengumuman atau peristiwa penting dihadapannya. Tahu tahu orang yang tertidur itu bangun dan bertanya kepada sebelah kanan dan kirinya , apabila itu dalam sebuah pertemuan. “Ada apa? ... Ada apa? ....Ada snack ya,” Dan orang dikanan kirinya senyam senyum.
Mudah tertidur seperti itulah kiranya Simon Petrus dan kawan kawannya dalam Injil hari ini. Ketika wajah Yesus sedang berubah rupa penuh kemuliaan  dan berbicara dengan Musa dan Elia mengenai tujuan kepergian Yesus yang akan digenapi-Nya di Yerusalem, Petrus dan kawan kawan malah tidur. Padahal berbicara tentang ke perjalanan Yerusalem bagi Yesus jelas maksudnya, harus menderita sengsara dan disalibkan bagi penebusan umat manusia.  Nah , karena tertidur, saat Petrus bangun, reaksi dan komentarnya menjadi asal asalan alias usul asal asalan , yakni tetap tinggal ditempat yang enak itu, sebuah usulan yang ngawur dan tidak tahu konteks. Seluruh peristiwa  di Gunung Tabor ini sebenarnya mau  menyatakan bagaimana Yesus harus menderita sengsara dahulu di Yerusalem sebelum akhirnya bangkit dan menjadi penebus seluruh umat manusia. Apa yang akan dilaksanakan oleh Yesus ini berpangkal pada kesetiaan  dan ketaatan kepada kehendak Bapa-Nya . Dan suara dari dalam awan memberikan penegasan untuk mendengarkan Yesus dari pada mendengar usulan Petrus. Maka terjadilah bahwa Yesus turun dan meneruskan perjalanan-Nya menuju Yerusalem.

Doa.
Ya Tuhan yang mahabaik, sadarkanlah kami umat-Mu, betapa pentingnya kita ini harus banyak berdoa didepan Salib Tuhan kita. Agar kita menjadi lebih peka terhadap rencana dan kehendak Allah dan apa yang harus kita buat bagi sesama kita.  Amin.





0 komentar:

Post a Comment