August 30, 2018

RENUNGAN HARIAN ( KAMIS 6 SEPTEMBER 2018 )

Bacaan Liturgi Kamis 6 September 2018

Bacaan Pertama  1Kor 3:18-23
Saudara-saudara, Janganlah ada orang yang menipu dirinya sendiri.
Jika di antara kalian ada yang menyangka dirinya berhikmat menurut penilaian dunia ini, hendaknya ia menjadi bodoh untuk menjadi berhikmat. Sebab hikmat dunia ini adalah kebodohan bagi Allah.
Sebab ada tertulis: "Allah menangkap orang berhikmat dalam kecerdikannya sendiri." Dan di tempat lain, "Tuhan tahu rancangan-rancangan orang berhikmat; sungguh, semuanya sia-sia belaka!"
Karena itu janganlah ada orang yang memegahkan dirinya atas manusia, sebab segala sesuatu adalah milikmu: baik Paulus, Apolos, maupun Kefas, baik dunia, hidup, maupun mati, baik waktu sekarang, maupun yang akan datang. Semua itu milik kalian, tetapi kalian milik Kristus, dan Kristus milik Allah.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 24:1-6
Milik Tuhanlah bumi dan segala isinya.
*Milik Tuhanlah bumi dan segala isinya, jagat dan semua yang diam di dalamnya. Sebab Dialah yang mendasarkan bumi di atas lautan, dan menegakkannya di atas sungai-sungai.
*Siapakah yang boleh naik ke gunung Tuhan? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus? Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan diri kepada penipuan, dan tidak bersumpah palsu.
*Dialah yang akan menerima berkat dari Tuhan dan keadilan dari Allah,  penyelamatnya. Itulah angkatan orang-orang yang mencari Tuhan, yang mencari wajah-Mu, ya Allah Yakub.

Bait Pengantar Injil  Mat 4:19
Mari, ikutilah Aku, sabda Tuhan, dan kalian akan Kujadikan penjala manusia.

Bacaan Injil  Luk 5:1-11
Pada suatu ketika Yesus berdiri di pantai danau Genesaret. Orang banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan sabda Allah.
Yesus melihat dua perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya. Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahu itu sedikit jauh dari pantai. Lalu Yesus duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu. Setelah berbicara, Ia berkata kepada Simon, "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan." Simon menjawab, "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa. Tetapi atas perintah-Mu aku akan menebarkan jala juga." Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap ikan dalam jumlah besar, sehingga jala mereka mulai koyak. Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain, supaya mereka datang membantu.
Maka mereka itu datang, lalu mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam. Melihat hal itu Simon tersungkur di depan Yesus dan berkata, "Tuhan, tinggalkanlah aku, karena aku ini orang berdosa." Sebab Simon dan teman-temannya takjub karena banyaknya ikan yang mereka tangkap. Demikian juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang menjadi teman Simon. Yesus lalu berkata kepada Simon, "Jangan takut. Mulai sekarang engkau akan menjala manusia."
Dan sesudah mereka menghela perahu-perahunya ke darat, mereka pun meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikuti Yesus.
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
Mengikuti berarti juga meninggalkan, mengikuti berarti mengarah kedepan, dengan begitu kita harus meninggalkan apa yang ada dibelakang kita. Para murid dipanggil untuk mengikuti Yesus dan mereka meninggalkan pekerjaan yang pada awalnya menjadi andalan dalam mencari nafkah. Sekilas apa yang mereka lakukan adalah tindakan gila, Mereka dipanggil untuk meninggalkan pekerjaan menjala ikan dan mengubah haluan hidup menjadi penjala manusia. Apa maksudnya? Rupanya tidak perlu jawaban untuk pertanyaan itu. Bagi mereka , Yesus adalah pribadi yang penuh kuasa dan begitu memikat. Mengikuti Yesus adalah jalan kehidupan yang amat bernilai. Mereka yakin bahwa apa yang akan mereka dapatkan jauh lebih berharga dari pada apa yang mereka tinggalkan. Ternyata keyakinan mereka benar. Para rasul telah ikut mengukir jalannya sejarah keselamatan yang sungguh membawa keselamatan bagi umat manusia. Seandainya mereka tetap menjadi penjala ikan di Danau Genesaret, tidak akan ada hal hal luar biasa yang terjadi.
Tidak heran jika Santo Paulus berani menyatakan : “Bagiku , hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan” (Flp 1:21). Santo Paulus pasti tidak asal berkata, karena dia sungguh mengalami bahwa menjadi pengikut Kristus dan bersatu dengan-Nya telah memberi kebahagiaan yang tak dapat dibandingkan dengan kebahagiaan yang dapat diberikan oleh dunia.
Bagaimana dengan panggilan Yesus terhadap kita? Ada banyak macam panggilan. Ketika mengimani Yesus dan mengikuti Dia, pasti ada hal hal yang harus ditinggalkan. Mungkin pengalaman kita tidak begitu radikal seperti pengalaman para rasul. Meskipun begitu, kita pun sama sama mendapat panggilan untuk membangun suatu kehidupan yang lebih bernilai daripada sebelumnya. Mengikuti Yesus dan menyatukan diri dengan perjuangan-Nya akan membawa kita pada keselamatan sampai  ke kehidupan kekal.

Butir permenungan.
Beberapa waktu lalu saya berkesempatan melayani sebagai worship leader dalam acara pencurahan retret perutusan KEP OMK, retret katekis, dan persekutuan doa komunitas kami .Semuanya mengangkat tema yang sama tentang menanggapi panggilan Tuhan. Seorang sahabat yang juga memperhatikan hal itu sempat bertanya kepada saya, Ketika saya renungkan , saya rasa saya tahu jawabannya. Sebelumnya saya memang sedang terus berdoa untuk diri saya sendiri sehubungan dengan pelayanan saya. Terkadang saya tidak mengerti harus bagaimana agar dapat memenuhi rencana yang sesuai dengan keinginan Tuhan. Dan ketika berdoa kepada Tuhan saya hanya menyampaikan  “ Tuhan , saya bersedia Kau jadikan api-Mu dan biarlah Tuhan yang mengarahkan saya”Saya merasa pelayanan yang saya sebutkan diatas adalah respon Tuhan . Ia mengutus saya untuk membagi api-Nya kepada setiap orang yang saya layani. Bukan hanya sebatas merasakan kehadiran Tuhan namun juga menerima semangat dan api Tuhan sebagai perlengkapan pelayanan mereka.
Tuhan ingin kita bertolak ketempat yang lebih dalam agar dapat lebih banyak membantu orang lain menjadi pengikut-Nya, dan pekerja-Nya Panggilan Tuhan bagi setiap manusia sudah Ia tetapkan sesuai dengan rancangan-Nya . Bagian kita adalah mendengarkan dan merespon panggilan tersebut agar dapat sejalan dengan keinginan –Nya. Mari kita terus mendekat kepada-Nya agar kita dapat mendengarkan panggilan-Nya. Apakah kita memiliki kerinduan untuk melayani-Nya dan menyatakan dengan tindakan?

Doa.
Ya Tuhan yang mahabaik, berilah umat-Mu  kesadaran bahwa mengikuti-Mu akan mendatangkan hal hal yang membahagiakan. Amin.




Mari, ikutilah Aku, sabda Tuhan, dan kalian akan Kujadikan penjala manusia.


0 komentar:

Post a Comment