August 10, 2018

RENUNGAN HARIAN ( KAMIS 16 AGUSTUS 2018 )

RENUNGAN HARIAN ( KAMIS  16  AGUSTUS  2018 )
Bacaan Liturgi Kamis 16 Agustus 2018
PF S. Stefanus dari Hungaria

Bacaan Pertama  Yeh 12:1-12
Tuhan bersabda kepadaku, "Hai anak manusia, engkau tinggal di tengah-tengah kaum pemberontak. Mereka 

mempunyai mata, tetapi tidak melihat.
Mereka mempunyai telinga, tetapi tidak mendengar, sebab mereka itu kaum pemberontak. Maka engkau, anak 

manusia, siapkanlah bagimu barang-barang seperti seorang buangan, dan berjalanlah seperti seorang buangan di 
hadapan mereka pada siang hari. Berangkatlah dari tempatmu sekarang ini ke tempat yang lain seperti seorang 
buangan di depan mata mereka. Barangkali mereka akan insaf bahwa mereka adalah kaum pemberontak. 
Bawalah barang-barangmu itu ke luar seperti barang-barang seorang buangan pada siang hari di depan mata 
mereka. Dan engkau sendiri harus keluar pada malam hari di depan mata mereka, seperti seorang yang harus 
keluar dan pergi ke pembuangan. Di depan mata mereka buatlah sebuah lubang,
dan keluarlah dari situ. Di depan mata mereka taruhlah barang-barangmu di atas bahumu, dan bawalah itu ke luar 

pada malam gelap. Engkau harus menutupi mukamu, sehingga engkau tidak melihat tanah. Sebab Aku membuat 
engkau menjadi lambang bagi kaum Israel." Lalu kulakukan seperti diperintahkan kepadaku: Aku membawa pada 
siang hari barang-barang seperti perlengkapan seorang buangan, dan pada malam hari aku membuat lubang di
 tembok dengan tanganku; pada malam gelap aku keluar dan di hadapan mata mereka aku menaruh barang - 
barangku ke atas bahuku. Keesokan harinya, turunlah sabda Tuhan kepadaku, "Hai anak manusia,  bukankah 
kaum Israel, kaum pemberontak itu bertanya kepadamu,
'Apakah yang kaulakukan ini?' Katakanlah kepada mereka, beginilah sabda Tuhan Allah,Ucapan ilahi ini mengenai

 raja di Yerusalem dan seluruh kaum Israel yang tinggal di sana.' Katakanlah, 'Aku menjadi lambang bagimu, 
Seperti yang Kulakukan ini, begitulah akan berlaku bagi mereka;  sebagai orang buangan mereka akan pergi ke 
pembuangan. Dan raja mereka akan menaruh barang-barangnya ke atas bahunya pada malam gelap,  dan akan 
pergi ke luar. Orang akan membuat sebuah lubang di tembok
supaya baginya ada jalan keluar, ia akan menutupi mukanya supaya ia tidak akan melihat tanah itu'."
Demikianlah sabda Tuhan.
Mazmur  Mzm 78:56-59.61-62
Janganlah kita melupakan karya-karya Allah.
*Mereka mencobai dan memberontak terhadap Allah, Yang Mahatinggi,
dan tidak berpegang pada peringatan-peringatan-Nya, mereka murtad dan berkhianat seperti moyang mereka, 

mereka menyimpang seperti busur yang tak dapat dipercaya.
*Mereka menyakiti hati Allah dengan mendirikan bukit-bukit pengorbanan,
membuat Dia cemburu karena patung-patung pujaan mereka. Mendengar hal itu, allah menjadi geram, Ia menolak 

Israel sama sekali.
*Ia membiarkan andalan-Nya tertawan, membiarkan kebanggaan-Nya jatuh ke tangan lawan; Ia membiarkan 

umat-Nya dimangsa pedang, dan murkalah Ia terhadap milik pusaka-Nya.
                               
Bait Pengantar Injil  Mzm 119:135
Sinarilah hamba-Mu dengan wajah-Mu, dan ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.

Bacaan Injil  Mat 18:21-19:1
Sekali peristiwa datanglah Petrus kepada Yesus dan berkata, "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni 

saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kalikah?" Yesus menjawab, "Bukan hanya sampai 
tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali." Sebab hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang raja 
yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. Setelah ia mulai mengadakan perhitungan, 
dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta. Tetapi karena orang itu tidak mampu 
melunasi utangnya, raja lalu memerintahkan, supaya ia beserta anak isteri dan segala miliknya dijual untuk 
membayar utangnya.
Maka bersujudlah hamba itu dan menyembah dia, katanya, "Sabarlah dahulu, segala utangku akan kulunasi." 

Tergeraklah hati raja oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga hamba itu dibebaskannya, dan utangnya pun 
dihapuskannya. Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berutang seratus 
dinar kepadanya. Kawan itu segera ditangkap dan dicekik, katanya, "Bayarlah hutangmu! Maka sujudlah kawan 
itu dan minta kepadanya, "Sabarlah dahulu, utangku itu akan kulunasi. Tetapi ia menolak dan menyerahkan 
kawannya ke dalam penjara sampai semua utangnya ia lunasi. Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat 
sedih, lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka. Kemudian raja memerintahkan memanggil 
orang itu dan berkata kepadanya, "Hai hamba yang jahat! Seluruh utangmu telah kuhapuskan karena engkau 
memohonnya.
Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau?" Maka marahlah 
tuannya dan menyerahkan dia kepada algojo-algojo, sampai ia melunasi seluruh utangnya. Demikian pula 
Bapa-Ku yang di surga akan berbuat terhadapmu, jika kalian tidak mengampuni saudaramu dengan segenap 
hatimu." Setelah Yesus selesai dengan pengajaran-Nya berangkatlah Ia dari Galilea, dan tiba di daerah Yudea, 
di seberang sungai Yordan.
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
Dalam setiap budaya dimuka bumi ini setidaknya ada tiga kata yang selalu diajarkan sejak usia dini : terima kasih, 
tolong dan maaf. Kendati demikian, tidak mudah pula menjalankannya setelah dewasa. Kata yang paling sulit 
untuk dikatakannya adalah maaf dan yang paling sulit untuk dilakukan adalah memaafkan. Memang tidak mudah 
minta maaf apalagi memaafkan orang lain.  Pepatah menyatakan, “to err is human, but forgive is divine”, berbuat 
salah dan dosa adalah kodrat kemanusiaan, tetapi mengampuni adalah kodrat Illahi. Allah Bapa yang dalam Yesus 
Kristus telah mewahyukan pengampunan sebagai kabar gembira dan warta pembebasan. Itulah cara untuk 
meretas jalan baru, memutus mata rantai balas dendam dan kekerasan. Yesus tak hanya mengajarkan tetapi 
melaksanakannya  dalam pengajaran dan teladan hidupnya. Bahkan disaat saat akhir ketika meregang nyawa , 
yang terucap adalah kata kata pengampunan, :” Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang 
mereka perbuat.” Ia mengatakan kepada Petrus untuk mengampuni 70x7, ini berarti pengampunan tanpa batas 
karena ‘Tuhan adalah pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia”
Melalui pembaptisan , kita semua telah dipanggil dan diangkat menjadi anak anak Allah  serta mendapatkan 
anugerah hidup Ilahi. Salah satu ukuran menilai diri sendiri sejauh mana kita telah menjadi Anak Allah dan hidup 
Ilahi telah merasuki  diri kita adalah kemampuan untuk mengampuni. Semakin meningkat kemampuan kita untuk 
mengampuni, maka semakin meningkat pula kualitas hidup Ilahi dalam diri kita.

Butir permenungan
Cinta Allah  yang sempurna terwujud dalam belas kasihan-Nya yang tiada batas . Entah sudah berapa kali telah 
kita daraskan doa Bapa Kami. Semoga setiap kali mendoakannya , kita juga serius memohon rahmat agar kita 
bertumbuh dalam belas kasih Allah dan dimampukan untuk mengampuni.

Doa.
Ya Bapa yang maharahim, berilah kami umat-Mu  kemampuan untuk meningkatkan pengampunan kami kepada 
sesama. Amin.

Demikian pula Bapa-Ku yang di surga akan berbuat terhadapmu, jika kalian tidak mengampuni saudaramu 
dengan segenap hatimu.

0 komentar:

Post a Comment