August 17, 2018

RENUNGAN HARIAN ( SELASA 28 AGUSTUS 2018 )

Bacaan Liturgi Selasa  28 Agustus 2018
PW S. Agustinus, Uskup dan Pujangga Gereja

Bacaan Pertama  2Tes 2:1-3a.13b-17
Saudara-saudara, tentang kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus dan berkumpulnya kita dengan Dia, kami minta kepadamu, jangan lekas bingung dan gelisah, baik oleh ilham roh, maupun oleh kabar atau surat
yang dikatakan berasal dari kami, seolah-olah hari Tuhan telah tiba.
Hendaknya kalian Jangan sampai disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga. Allah dari mulanya telah memilih kalian untuk diselamatkan dalam Roh yang menguduskan kalian dan dalam kebenaran yang kalian percayai. Untuk itulah Ia telah memanggil kalian lewat Injil yang kami wartakan, sehingga kalian dapat memperoleh kemuliaan Yesus Kristus, Tuhan kita. Sebab itu berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran-ajaran yang kalian terima dari kami, baik secara lisan, maupun secara tertulis. Semoga Tuhan kita Yesus Kristus, dan Allah, Bapa kita, menghibur dan memperkuat hatimu dalam segala karya dan tutur kata yang baik, sebab Allah mengasihi kita, Ia memberi kita hiburan dan harapan baik karena kasih karunia-Nya.
Demikanlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 96:10-13
Tuhan akan datang menghakimi dunia dengan adil.
*Katakanlah di antara bangsa-bangsa: "Tuhan itu Raja! Dunia ditegakkan-Nya, tidak akan goyah. Ia akan mengadili bangsa-bangsa dalam kebenaran."
*Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak-sorai, biar gemuruhlah laut serta segala isinya; biarlah beria-ria padang dan segala yang ada di atasnya, dan segala pohon di hutan bersorak-sorai.
*Biarlah mereka bersukacita di hadapan Tuhan, sebab Ia datang, sebab Ia datang untuk menghakimi bumi. Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan, dan bangsa-bangsa dengan kesetiaan-Nya.

Bait Pengantar Injil  Ibr 4:12
Sabda Allah itu hidup dan penuh daya, menguji segala pikiran dan maksud hati.

Bacaan Injil  Mat 23:23-26
Pada waktu itu Yesus bersabda, "Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kalian bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu keadilan, belas kasih dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan, tetapi yang lain jangan diabaikan. Hai kalian pemimpin-pemimpin buta, nyamuk kalian tepiskan dari minumanmu tetapi unta di dalamnya kalian telan.  Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kalian orang-orang munafik, sebab cawan dan pinggan kalian bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan. Hai orang-orang Farisi yang buta, bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu, maka sebelah luarnya juga akan bersih.
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan
Iman kita bagaikan uang logam dengan dua sisi, yakni ibadat dan perilaku.  Iman menjadi tidak lengkap kalau hanya menekankan satu sisi saja. Aneh jika ada orang Katolik yang rajin beramal tapi tidak pernah berdoa. Lebih aneh lagi kalau ada orang yang kelihatannya saleh dan rajin berdoa, tapi galaknya luar biasa dan suka bertindak tidak adil.Sudah sejak abad VIII SM , Nabi Amos berteriak teriak melawan orang yang menjalankan ibadat palsu. Mereka menjalankan ibadat yang meriah penuh persembahan , tetapi hidup sehari harinya dikotori ketidakadilan.
Yesus dalam bacaan Injil mengecam para ahli Taurat dan orang Farisi. Mereka disebut munafik karena menghayati iman secara berat sebelah.Yang mereka tekankan adalah hal hal lahiriah, peraturan peraturan keagamaan, kewajiban kewajiban , tetapi tidak peduli untuk berbuat baik dan adil.
Dalam khotbah di bukit, Dia menganjurkan kepada kita untuk mengasihi musuh musuh kita dan mendoakan mereka yang menganiaya kita . Kita juga mesti bertindak menyerupai Bapa, “Haruslah kamu sempurna seperti Bapamu di Surga adalah sempurna” (Mat 5:44,48) Yesus menggambarkan Bapa sebagai seorang yang penuh belas kasih, yang selalu siap mengampuni dan bersukacita  ketika melihat si pendosa bertobat . Begitu pula dengan Yesus yang adalah Wajah Kerahiman Allah, selalu tergerak hati-Nya bila melihat penderitaan , kesusahan umat-Nya terlebih yang terbelenggu dosa. Yesus Kristus datang menolong kita untuk mengatasi dosa dosa kita. Cinta kasih-Nya jauh lebih kuat daripada banyaknya dosa dan kesalahan kita. Ia datang mendekati kita , memurnikan dan membersihkan kita dari segala kesalahan dan dosa.
Setelah kita dikasihi, diampuni dan dibersihkan dari dosa, kita pun diutus untuk bersikap sama “menyelamatkan” orang lain.  Sikap belas kasih didalam hati kita hendaknya dinyatakan dalam perbuatan konkrit, yakni peka terhadap kebutuhan sesama, rela berkorban , mau memaafkan kesalahan sesama. Sikap belas kasih inilah  yang sungguh memerdekakan diri sendiri maupun orang lain.

Butir permenungan
Dalam suatu sharing pengalaman iman dengan seorang ibu, kita sungguh kagum akan sikapnya. Ibu itu mempunyai dua orang anak yang masih membutuhkan biaya untuk pendidikan. Sang suami selingkuh dan telah menikah dengan wanita lain serta berniat menceraikan dirinya. Meskipun mengalami penolakan , dilecehkan, tidak dihargai dan direndahkan, namun sang ibu masih berdoa untuk pertobatan suaminya. Bahkan ia berkata pada suaminya bila mau bertobat dan kembali kepadanya , ia akan menerima dengan tulus hati. Sungguh luar biasa, inilah murid Kristus yang sejati,  Sikap inilah yang bisa menghadirkan kedamaian dan sukacita didunia ini.

Doa
Allah Bapa kami, Sumber Pembaharuan Hidup, kami bersyukur karena Dia yang telah datang atas nama-Mu. Kami mohon semoga Roh-Nya menjadikan kami orang orang baru yang hidup dihadapan-Mu.  Amin. 




Sabda Allah itu hidup dan penuh daya, menguji segala pikiran dan maksud hati.


0 komentar:

Post a Comment