August 17, 2018

RENUNGAN HARIAN ( SABTU 25 AGUSTUS 2018 )

Bacaan Liturgi Sabtu 25 Agustus 2018
PF S. Yosef dari Calasanz, Imam
PF S. Ludowikus

Bacaan Pertama  Yeh 43:1-7a
Sekali peristiwa aku dibawa malaikat Tuhan ke pintu gerbang bait suci yang menghadap ke timur. Sungguh, kemuliaan Allah Israel datang dari timur, dan terdengarlah suara seperti suara air terjun yang menderu,  dan bumi bersinar karena kemuliaan-Nya. Apa yang nampak olehku itu mirip dengan apa yang dahulu kulihat,  ketika Tuhan datang untuk memusnahkan kota Yerusalem, dan mirip juga dengan apa yang kulihat di tepi sungai Kebar, maka aku bersujud menyembah, Sewaktu kemuliaan Tuhan masuk ke dalam bait suci melalui pintu gerbang timur,
aku diangkat oleh Roh dan dibawa ke pelataran dalam. Sungguh, bait suci itu penuh kemuliaan Tuhan. Lalu, sedang orang yang mengukur bait suci berdiri di sampingku, aku mendengar Tuhan bersabda kepadaku dari dalam Bait Suci. Beginilah firman-Nya kepadaku, "Hai anak manusia, inilah tempat takhta-Ku dan inilah tempat tapak kaki-Ku.
di sinilah Aku akan tinggal di tengah-tengah orang Israel untuk selama-lamanya."
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 85:9ab-10.11-12.13-14
Kemuliaan Tuhan tinggal di bumi kita.
*Aku ingin mendengar apa yang hendak difirmankan Allah! Bukankah Ia hendak berbicara tentang damai? Sungguh, keselamatan dari Tuhan dekat pada orang-orang takwa, dan kemuliaan-Nya diam di negeri kita.
*Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan berpelukan. Kesetiaan akan tumbuh dari bumi, dan keadilan akan merunduk dari langit.
*Tuhan sendiri akan memberikan kesejahteraan, dan negeri kita akan memberi hasil. Keadilan akan berjalan di hadapan-Nya, dan damai akan menyusul di belakang-Nya.

Bait Pengantar Injil  Mat 23:9a.10b
Bapamu hanya satu, ialah yang ada di surga. Pemimpinmu hanya satu, yaitu Kristus.

Bacaan Injil  Mat 23:1-12
Sekali peristiwa berkatalah Yesus kepada orang banyak dan murid-murid-Nya, "Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kalian turuti perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya, tetapi tidak melakukannya.
Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya. Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang.
Mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang.
Mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi. Tetapi kalian, janganlah kamu disebut 'Rabi'; karena hanya satulah Rabimu, dan kalian semua adalah saudara. Dan janganlah kalian menyebut siapa pun bapa di bumi ini,
karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di surga. Janganlah pula kalian disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Kristus.
Siapa pun yang terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Barangsiapa meninggikan diri, akan direndahkan,
dan barangsiapa merendahkan diri, akan ditinggikan."
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
Kita sering mendengar nasihat : Bertobatlah , ubahlah tingkah lakumu, janganlah berbuat jahat lagi , janganlah  berdosa lagi, dsb. Namun , kita akui, mengubah peri laku itu tidak mudah, perlu waktu dan proses.
Ini adalah masa proses untuk bertobat, saat saat untuk memperbaiki diri. Nasihat Nabi Yesaya sangat bagus: "Basuhlah, bersihkanlah dirimu,  jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku.” Mengapa Yesaya berkata begitu?  Karena Tuhan tidak bisa ditipu. Tuhan melihat hati, Kita bisa berbuat seolah olah baik , tetapi kalau hati kita jahat, Tuhan tetap tahu. Kita berbuat seolah olah suci, bersih, tak bercela, adil, sabar, tetapi nyatanya kita masih korupsi, tidak adil, marah, benci, dan bermusuhan . Cinta kepada Tuhan tidak kita wujudkan dalam cinta kepada sesama, Tuhan tidak menginginkan hal ini. Kita mudah melihat kelemahan dan kesalahan orang lain. Namun, kita sangat mudah memaafkan kesalahan diri sendiri. Kalau kita yang berbuat  salah, kita berkata, “ Ah, hal itu kecil, “biasa” tetapi kalau orang lain berbuat salah , kita ingat ingat dan kadang kita pakai sebagai senjata untuk melawannya.

Butir permenungan.
Munafik artinya berpura pura percaya , atau setia kepada agama dan sebaginya, tetapi sebenarnya dalam hatinya tidak suka mengatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan perbuatannya, bermuka dua. Bukan hanya dalam dunia politik, tetapi dalam bidang kerohanianpun kita dapat menjumpai orang munafik. Yesus menyebut orang Farisi munafik karena menekankan ketaatan pada setiap peraturan Kitab Suci. Mereka setia membayar perpuluhan , tidak merampok, tidak berzina dan rajin berpuasa ,  Masalahnya , hal itu membuat orang Farisi merasa lebih suci  dari orang lain. Mereka menjalankan segala ritual rohani bukan karena mengasihi Allah melainkan untuk membenarkan diri dan mendapatkanpujian dari manusia. Setelah ketua lingkungan mengetahui
saya sedang belajar Kitab Suci beliau mulai meminta saya membawakan renungan dalam acara lingkungan. Mulanya saya menolak karena saya takut dianggap munafik yang bisa mengajar tetapi tidak bisa melakukan. Saya merasa diri saya belum sempurna, takut dikatakan “jelek” oleh yang mendengar. Saya mulai menginstropeksi diri . Saya belajar Kitab Suci karena saya mau lebih dekat dengan Tuhan dan mau belajar untuk menjadi seorang Katolik yang lebih baik. Ketika saya diminta membawakan renungan , justru itulah saatnya saya berbagi atau melayani. Itu bukan munafik. Saat itu saya dan umat sama sama belajar. Hal yang terpenting adalah saat saya membawakan renungan , saya tidak mengejar pujian dari umat yang hadir.  Munafik atau bukan dilihat dari buahnya.
Hari ini Tuhan menegur kita jangan munafik. Marilah kita bertobat dan mengikuti nasehat-Nya. “ Berhentilah berbuat jahat, belajarlah berbuat baik.”  Marilah kita mengaku dosa, sebab bila kita mengaku dosa, Tuhan pun mengampuni dosa kita. Sabda-Nya , “Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju”

Doa.
Ya Tuhan yang maharahim, sadarkanlah kami umat-Mu untuk berhenti berbuat jahat dan belajar berbuat baik serta mempunyai kesadaran untuk mengaku dosa. Amin.





Bapamu hanya satu, ialah yang ada di surga. Pemimpinmu hanya satu, yaitu Kristus.

0 komentar:

Post a Comment