December 9, 2016

RENUNGAN HARIAN, (SABTU 10 DESEMBER 2016)

Bacaan Liturgi Sabtu 10 Desember 2016

Bacaan Pertama  Sir 48:1-4.9-11
Dahulu kala tampillah nabi Elia bagaikan api. Perkataannya membakar laksana obor. Dialah yang mendatangkan kelaparan atas orang Israel, dan karena geramnya, jumlah mereka dijadikannya sedikit. Atas firman Tuhan langit dikunci olehnya, dan api diturunkannya sampai tiga kali. Betapa mulialah engkau, hai Elia, dengan segala mujizatmu! Siapa dapat memegahkan diri sama dengan dikau? Dalam olak angin berapi engkau diangkat, dalam kereta dengan kuda berapi. Engkau tercantum dalam ancaman-ancaman tentang masa depan untuk meredakan kemurkaan sebelum meletus, untuk mengembalikan hati bapa kepada anaknya serta memulihkan segala suku Yakub. Berbahagialah orang yang telah melihat engkau, dan yang meninggal dalam kasih. 
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 80:2ac.3b.15-16.18-19
Ya Allah, pulihkanlah kami. Buatlah wajah-Mu bersinar, maka selamatlah kami.
*Hai gembala Israel, pasanglah telinga-Mu, Engkau yang duduk di atas para kerub, tampillah bersinar. Bangkitkanlah keperkasaan-Mu, dan datanglah menyelamatkan kami. 
*Ya Allah semesta alam, kembalilah, pandanglah dari langit, dan lihatlah! Tengoklah pohon anggur ini, lindungilah batang yang ditanam oleh tangan kanan-Mu! 
*Kiranya tangan-Mu melindungi orang yang ada di sebelah kanan-Mu, anak manusia yang telah Kauteguhkan. Maka kami tidak akan menyimpang dari pada-Mu;  Biarkanlah  kami hidup, maka kami akan menyerukan nama-Mu.

Bait Pengantar Injil  Luk 3:4.6
Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya, dan semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan.

Bacaan Injil  Mat 17:10-13
Ketika Yesus dan murid-murid-Nya turun dari gunung, para murid bertanya kepada-Nya, "Mengapa ahli-ahli Taurat berkata bahwa Elia harus datang dahulu?" Yesus menjawab, "Memang Elia akan datang dan memulihkan segala sesuatu. Dan Aku berkata kepadamu, Elia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia, dan memperlakukannya menurut kehendak mereka. Demikian pula Anak Manusia akan menderita oleh mereka. " Pada waktu itu mengertilah murid-murid Yesus bahwa Ia berbicara tentang Yohanes Pembaptis.” 
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan
Biasanya, dari sekian orang yang dipercayakan Tuhan kepada kita entah misalnya murid murid bagi para guru, anak anak asrama bagi pengasuh Panti Asuhan, dst, ada satu dua orang yang menonjol. Setelah sekelompok murid atau orang mengadakan pertemuan dan acara yang berkesinambungan, biasanya muncul satu dua orang yang terus bertahan karena orang orang itu memang unggul dan mantap mengikuti acara atau kegiatan tersebut. Itulah seleksi alamiah. Dari sisi iman , Tuhan selalu mengutus  orang orang tertentu sebagai tokoh istimewa bagi kelompoknya sesuai dengan konteks sejarahnya.
Begitu pula dalam sejarah umat Israel, Tuhan tidak habis habisnya mengutus orang orang istimewa untuk mendampingi umatnya. Dari sekian tokoh istimewa dalam Perjanjian Lama,  Elia termasuk nabi yang sangat terpandang, Kitab Putra Sirakh memuji Elia yang bagaikan api.  Atas Sabda Tuhan, Elia mengunci langit, dan api diturunkan hingga tiga kali, Nabi Elia diyakini akan datang lagi. Kedatangannya itulah tanda bahwa Sang Mesias segera tiba. Elia yang kedua itu tidak lain adalah Yohanes Pembaptis yang datang untuk mempersiapkan Sang Mesias yakni Yesus Kristus.
Tuhan Yesus Kristus, Sang Mesias jelas sudah datang, bahkan setiap kali kita merayakan Ekaristi kita menyambut Tuhan Yesus yang datang. 
Sudahkah kita mempersiapkan hati dan budi kita bagi kedatangan-Nya. Lebih dari itu, sudahkah kita menjadi Elia bagi satu sama lain?  Artinya , sudahkah kita saling mengajak teman kita main main, ajak ngrumpiin kesalahan orang, ajak makan serba enak, rasanya kita tidak saling membantu untuk mempersiapkan kedatangan Tuhan, Lain halnya kalau kita saling mengingatkan untuk misa kudus harian, doa lingkungan, mengunjungi orang sakit, syukur syukur ajak Adorasi Ekaristi, nah itu namanya membantu persiapan menyambut Tuhan , Inilah Elia abad ke-21.

Butir pernenungan
" Pada waktu itu mengertilah murid-murid Yesus bahwa Ia berbicara tentang Yohanes Pembaptis.”  (ay. 13). Kita tahu bahwa cara hidup Yohanes Pembaptis tidak lazim, tidak seperti kebanyakan orang.  Ia adalah seorang asketis, makanannya belalang , minumannya madu hutan, hidupnya dipadang gurun, pakaiannya dari kulit binatang. Hidupnya penuh tantangan . bahkan akhir hidupnya “tragis”, ia dipenggal kepala atas perintah raja Herodes. Padahal   raja Herodes senang pada ajarannya dan hatinya kerap kali tersentuh dan terombang ambing kan setiap kali mendengarkan kata-katanya . Namun karena gengsi raja dan karena janjinya, kepala Yohanes Pembaptis 
dipenggal. Makanya orang orang dalam Injil hari ini mengatakan bahwa orang orang “memperlakukannya  menurut kehendak mereka.” Namun , Yohanes menyadari  diri , bahwa dia hanyalah perintis yang mempersiapkan jalan bagi Tuhan . Dengan mati raga dan sikap rendah hati ( mengakui sebagai yang mempersiapkan ) ia mempersiapkan jalan Tuhan.
Apa yang dapat kita teladani selama masa Adven ini pada pribadi Yohanes Pembaptis ? Bila kita mau membawa orang lain kepada Tuhan, Sang Juru Selamat, bersiaplah untuk berani rendah hati. Untuk sampai pada sikap rendah hati dibutuhkan askese, mati raga, rela meninggalkan kehormatan dan kedudukan tinggi bagi dirinya sendiri. Ini menjadi tidak mudah karena dunia dan cara hidup didalam masyarakat kita justru bertolak belakang. Orang orang justru berlomba lomba mencari tempat yang utama, kursi empuk , tempat terhormat. Menjadi pemimpin bukan untuk melayani tetapi malah dilayani. Sungguh cara hidup (spiritualitas) yang berlawanan dengan “sekolah” Yesus. Sikap rendah hati butuh  perjuangan ekstra dan keberanian untuk berbeda dengan orang lain. Sikap rendah hati ini hanya mungkin bila kita dengan rendah hati mohon anugerah mati raga pada Tuhan, agar kita mampu rendah hati . Semoga , dengan semangat rendah hati yang kita usahakan selama masa Adven ini, kita semakin dimampukan membawa banyak orang menuju Tuhan, mampu membawa orang untuk mendapatkan kedamaian, kebahagiaan sejati, hidup tenteram.

Doa
Ya Tuhan, bantulah kami untuk menjadi seperti Elia satu sama lain  guna mempersiapkan kedatangan Tuhan.


0 komentar:

Post a Comment